• BLOG
  • Buku
  • Podcast
  • Video
  • Testimonials
  • Data

Diskartes - Blog Investasi dan Ekonomi

Blog Perencanaan Keuangan, Investasi Saham, Cryptocurrency, dan Ekonomi.

  • Ekonomi
  • Saham
  • Blockchain
  • Perencanaan Keuangan
  • Fintech
  • Bisnis
Anda di sini: Beranda / Saham / 5 Beda Saham dan Reksa Dana Saham

5 Beda Saham dan Reksa Dana Saham

Maret 27, 2020 By Carolina

Meski sudah banyak dibahas, tetapi sepertinya masih banyak pula yang bingung apa beda saham dan reksa dana saham. Sama-sama menginvestasikan dana ke instrumen saham, tapi ya … kenapa ada reksa dana, kenapa pula ada saham doang?

Apakah kamu–yang lagi baca artikel ini–juga sekarang lagi bingung, apa beda saham dan reksa dana saham? No worries, kita akan bahas satu per satu yah. Simak artikel ini sampai selesai.

Pengertian Saham dan Reksa Dana Saham

Sebenarnya, dari mulai pengertian atau definisinya saja, beda saham dan reksa dana saham itu sudah kelihatan.

Apa Itu Saham?

5 Beda Saham dan Reksa Dana Saham

Secara harfiah, saham adalah surat berharga bukti kepemilikan seseorang terhadap suatu badan usaha atau perusahaan atau bisnis. Saat kita membeli saham suatu perusahaan, maka itu dikatakan bahwa kita membeli hak milik terhadap perusahaan tersebut. Imbalnya, kita akan mendapatkan bagian dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan dalam satu kurun waktu tertentu, sesuai kesepakatan.

Nah, saham perusahaan-perusahaan ini dapat diperjualbelikan. Tempat jual belinya di pasar modal, atau bursa saham, atau stock exchange. Enggak semua saham perusahaan dapat diperjualbelikan di pasar modal ini. Ada syarat-syarat tertentu, sebuah perusahaan dapat menjual saham dan memperoleh suntikan modal dari hasil jual saham ini.

Jika kita berinvestasi saham, maka kita akan membeli saham tersebut secara langsung. Kita akan bertanggung jawab atas pilihan dan keputusan kita sendiri.

Bagaimana dengan Reksa Dana Saham?

4 Tugas dan Fungsi Manajer Investasi, dan Bagaimana Memilih yang Terbaik

Mari kita lihat dulu definisi reksa dana, yaitu sebuah usaha untuk koleksi dana dari beberapa investor (bisa perorangan ataupun institusi/badan) yang kemudian dana investasi yang terkumpul tersebut dikeola dan diinvestasikan ke instrumen sesuai kesepakatan atau pilihan investor.

Jadi, bisa dibilang ini adalah investasi “patungan”. Dan karena patungan, maka nilai pengelolaannya bisa sangat besar.

Reksa Dana ada 4 jenis, salah satunya adalah Reksa Dana Saham. Jika kita berinvestasi di Reksa Dana Saham, maka itu berarti kita patungan beli saham dengan orang lain. Gampangannya sih gitu.

Baca Juga  Kesalahan Keuangan yang Biasa Banget Dilakukan oleh Warga +62

Nah, supaya semakin jelas, yuk, kita langsung saja ke beberapa poin beda saham dan reksa dana saham berikut ini.

5 Beda Saham dan Reksa Dana Saham yang Paling Mendasar

7 Ciri Investasi Aman, Jangan Lagi Terjebak yang Bodong!

1. Perantara

Seperti sudah dijelaskan, bahwa kalau kita berinvestasi di saham, maka itu artinya kita membeli saham sebuah perusahaan secara langsung. Memang sih, ada perusahaan sekuritas yang akan membantu kita sebagai perantara atau agen penjual saham.

Tetapi mereka ini bisa dibilang enggak akan dapat memengaruhi setiap keputusan investasi saham yang kita buat. Ketika kita mau jual ataupun membeli saham, maka itu semua adalah hasil analisis kita sendiri, hasil pertimbangan kita sendiri. Perusahaan sekuritas hanya melayani jual beli saham, seperti layaknya penjual barang-barang kebutuhan di pasar.

Sedangkan, jika kita berinvestasi di Reksa Dana Saham, maka akan ada manajer investasi yang akan mengelola dana kita. Taruhlah kita mau berinvestasi Rp20 juta di Reksa Dana Saham. Maka, ketika dana tersebut sudah disetorkan, manajer investasilah yang akan mengalokasikan saham mana saja yang dibeli, dijual, atau ditahan, berdasarkan analisis mereka terhadap pasar. Mereka yang memutuskan, tentunya dengan mempertimbangkan agar kita bisa memperoleh imbal yang baik. Kita sebagai investor cukup memantau kinerja si manajer investasi ini.

Nah, ini dia beda saham dan reksa dana saham yang pertama.

2. Imbal

Saat kita berinvestasi di saham, maka ada 2 jenis imbal atau keuntungan bisa kita peroleh. Yang pertama, dari capital gain–yang kita dapatkan ketika kita menjual saham kita dengan harga yang lebih tinggi ketimbang saat membelinya. Yang kedua, dari dividen yang dibagikan oleh perusahaan yang sahamnya kita miliki. Biasanya dividen ini diberikan sekali dalam satu tahun, tentunya dengan pertimbangan dari rapat umum pemegang saham.

Baca Juga  Apa Itu Insider Trading? Ini yang Perlu Kamu Tahu!

Baik capital gain maupun dividen nantinya akan secara otomatis “datang” ke rekening dana nasabah milik kita yang ada di bank kustodian.

Nah, beda saham dan Reksa Dana Saham dalam imbal ini adalah dividen dalam reksa dana–bersama hasil keuntungan yang lain–biasanya akan langsung direinvestasikan secara otomatis oleh manajer investasi, sehingga dapat menambah Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan Reksa Dana Saham tersebut.

Kenali 3 Jenis Profil Risiko Investasi Sebelum Memulainya

3. Risiko

Bisa dibilang, inilah beda saham dan Reksa Dana Saham yang paling obvious.

Seperti sudah sempat disebutkan, saat kita membeli saham sebuah perusahaan melalui sekuritas, maka setiap risiko dari keputusan kita akan menjadi tanggung jawab kita sendiri. Ups and downs pasar akan langsung kita rasakan. Stresnya beneran.

Risiko saham bisa terjadi ketika pasar saham turun (kayak sekarang ketika COVID-19 melanda), atau ketika terjadi likuiditas atas perusahaan yang sahamnya kita miliki. Risiko terbesar ya, uang nggak kembali.

Nah, sedangkan kalau kita memercayakan dana investasi pada mereka yang lebih jagoan dalam pengelolaan investasi–dalam hal ini, manajer investasi–maka kita akan lebih santuy. Karena ya … mereka lebih jagoan menganalisis pasar. Pergerakan pasar tuh mereka tahu banget, sehingga mereka tahu kapan sebaiknya saham dibeli, dijual, atau di-hold demi mendapatkan keuntungan yang optimal.

Misalnya nih, kondisinya lagi kayak gini sekarang. Ekonomi dunia melemah, saham-saham bergerak ke zona merah. Kebakaran semua. Saya punya reksa dana ya meski tertatih tapi kondisinya tetap lebih baik daripada portofolio saham. Hahaha.

Berdoa dimulai!

4. Pembukaan rekening

Beda saham dan reksa dana saham juga bisa dilihat dari cara pembukaan rekening awal.

Untuk rekening saham, tentu saja kita mesti ke perusahaan sekuritas. Awal setoran sebenarnya bebas saja, mau berapa pun bisa disetorkan ke rekening dana nasabah kita di bank kustodian. Tapi, untuk membeli saham, kita perlu punya dana minimal sebesar 1 satuan saham yang dijual–dalam lot = 100 lembar.

Baca Juga  Panduan Pemula: Investasi Reksadana

So, misal, mau beli saham WXYZ harga per lembarnya Rp100. Berarti setidakya kita harus punya dana Rp10.000 di rekening. Kalau harga sahamnya Rp30.000, ya berarti mesti ada Rp3.000.000 di rekening buat beli. Kalau belum punya 3 juta, ya sudah nabung dululah di kustodian. Atau di Reksa Dana Pasar Uang. Kalau sudah memenuhi jumlahnya, baru dibeliin saham. Biasanya sih gitu.

Berbeda dengan Reksa Dana Saham. Dengan Rp100.000, kita sudah bisa mulai investasi. Bahkan ada yang Rp10.000, tapi ya tergantung produk reksa dananya ya. Ketentuan ini umumnya diberlakukan oleh semua manajer investasi di Indonesia.

pajak jual beli saham

5. Pajak

Beda saham dan Reksa Dana Saham yang terakhir adalah soal pajak.

Jika kita berinvestasi saham, maka akan ada pajak final yang dibebankan pada investor sebesar 0,1% yang biasanya sudah included dalam biaya penjualan. Terus, kalau kita menerima dividen, maka ada pajak 10% yang otomatis sudah dipotong juga pada saat dividen tersebut dibayarkan.

Sedangkan, untuk Reksa Dana Saham, keuntungan yang kita peroleh tidak termasuk dalam objek pajak, sehingga imbal tersebut bebas pajak.

Nah, yang mesti diperhatikan, meski sudah dipotong ataupun tidak termasuk objek pajak, penghasilan atas investasi ini haruslah tetap dilaporkan dalam SPT Tahunan.

Itu dia 5 beda saham dan Reksa Dana Saham yang paling mendasar. Nggak bingung lagi kan, sekarang?

Jadi, mau investasi di mana nih? Saham atau Reksa Dana Saham? Kembali lagi ke tujuan keuanganmu ya, dan tentunya kondisi keuanganmu juga. Pastikan kamu sudah punya tujuan yang jelas dengan kondisi keuangan yang sudah sehat–artinya, kalau masih punya utang, ya bereskanlah dulu utangmu, baru deh investasi.

Semangat, fellas!

Penulis

Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.

Ditempatkan di bawah: Saham Ditag dengan:instrumen investasi, investasi reksadana, investasi saham, manajer investasi, perusahaan sekuritas, reksa dana, reksa dana saham, saham

Related Posts

  • 4 Jenis Investasi Jangka Panjang dan Strategi Terbaiknya
  • 5 Investasi untuk Karyawan/ASN dan Bagaimana Memulainya
  • Brilian! Database Value Kunci Profit Investor Rasional
  • Ini Dia 5 Kriteria Investor Cerdas: Apakah Kamu Sudah Termasuk?
  • Value Investing vs Growth Investing: Mana yang Lebih Baik?

Komentar

  1. Shierly Felicia mengatakan

    Maret 27, 2020 pada 9:25 PM

    Halo bang, makasih utk artikelnya, sangat informatif sekali buat aku yg masi awam. Sebenernya aku tertarik buat investasi di reksa dana dulu sih karena dilihat dari resikonya lebih kecil, mengingat aku masi pemula juga jadi mau coba main yg lebih aman dulu. Tapi boleh minta pendapat dan rekomendasi kah bang, kira2 kalo situasi pandemik begini bagus ga ya buat buka reksa dana? Dan, kira2 kalo mau mulai buka reksa dana itu lagkah2nya kaya gimana?
    Thanks bang.

    • diskartes mengatakan

      Maret 30, 2020 pada 8:23 PM

      Halo, kamu bisa baca postingan2 sebelumnya ya. Itu sudah menjawab kok

    • gakrumit mengatakan

      Mei 10, 2021 pada 5:51 AM

      Wkwkwkwkwkw itu yang nulis jenis kelaminnya cewek kali..

      Tiba tiba dipanggil “Bang”…
      Perngakakan online

  2. rean mengatakan

    Juni 18, 2020 pada 10:30 AM

    Terimakasih kang, hari ini tercerahkan atau dengan kata lain Iluminati. wkwkwkwkwkwk

  3. TOPIK mengatakan

    September 27, 2020 pada 6:58 AM

    REKSADANSAHAM YANG PALING BAGUS SEKARANG PADA APLIKASI APA

    • Carolina Ratri mengatakan

      September 28, 2020 pada 10:21 AM

      Cara tahu reksa dana saham paling bagus adalah dengan melihat fund fact sheet yang ada di masing-masing manajer investasi. Selamat riset!

  4. wahyu mengatakan

    Oktober 12, 2020 pada 12:28 AM

    Reksadana saham return nya kecil & lama. G jauh beda dg deposito.

    Klo mw trading forex, mski high risk return nya jg high.. klo gx maen di aset kripto lebih legiit

  5. Erick mengatakan

    Desember 13, 2020 pada 1:39 PM

    Halo bg, mau tanya ni, saya kan pemula, apakah investasi reksadana saham yg dikelola manajer investasi harus kita olah sendiri juga seperti jika harga saham kita prediksi akan turun maka harus kita jual saham tersebut, dan membeli saham jika harga akan naik? Mohon bantuannya, Terima kasih.

    • Carolina Ratri mengatakan

      Desember 14, 2020 pada 9:20 AM

      Bantu jawab ya. Kalo di RD saham, jual beli saham akan dilakukan oleh MI. Kita ga perlu ikut jual beli saham. Tapi, kita perlu memantau kinerja MI tersebut, dan melakukan review berkala investasi kita sendiri.

  6. Satya eno mengatakan

    Mei 17, 2021 pada 2:35 AM

    Bahasanya mudah dimengerti oleh pemula, makasih yaaa

  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter
  • YouTube

Podcast Diskartes

Buku Investasi (Katanya…)

buku saham terbaik

Copyright © 2025 diskartes