Status masih mahasiswa, berlagak mau investasi? Lah, kenapa enggak? Justru investasi itu bagus kalau bisa dimulai sejak dini. Usia mahasiswa adalah usia yang tepat untuk mulai belajar investasi. Belum diserang negara api, belum ada tanggungan sekolah anak, belum ada cicilan KPR, dan belum ada istri yang minta dibeliin skincare tiap bulan.
Waktu buat belajar, utak-atik analisis, juga masih banyak. Paling hanya mesti berbagi waktu sedikit dengan kuliah (sama pacaran). Hidup masih panjang, masih banyak waktu buat kumpulin duit juga.
Nah, duitnya nih. Duit dari mana?
Ya, kalau mahasiswa masih tanggungan orang tua sih biasanya dapat uang saku. Kayak saya dulu. Nggak seberapa memang, itu juga mesti dibagi antara buat makan, transportasi, sama jajan-jajan sedikit.
Ada juga sih mahasiswa yang sudah nyambi kerja–jadi freelancer atau part timer. Seenggaknya, bisa jadi asisten dosen. Dapatnya juga belum bisa dibilang sebagai gaji, tapi uang saku. Tapi lumayan bangetlah ya. Sampai di sini saya aja sudah merasa menyesal. Kenapa dulu pas masih mahasiswa enggak coba-coba buat ngapain kek, gitu? Ngapain aja sih saya dulu pas masih mahasiswa? Heran.
Anyway. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh para mahasiswa sekarang untuk mendapatkan uang tambahan. Buktinya, sekarang banyak yang nyambi ini itu sambil kuliah. Apalagi didukung teknologi. Banyak juga toko online yang ternyata dikelola mahasiswa.
Nah, uang hasil jerih payah ini, memang biasanya dipakai buat nambahin uang hidup sehari-hari. Alangkah baiknya kalau sebagian juga diinvestasikan. Dengan mulai investasi sejak mahasiswa, dengan goals hidup yang sewajarnya, uang yang harus diinvestasikan jadi nggak kerasa banyak, karena didukung oleh jangka waktunya yang bisa panjang.
Gimana? Sampai di sini sudah kepengin investasi belum? Kalau sudah, nah, berikut ini ada beberapa tip yang bisa coba dilakukan untuk “memperlancar” usaha investasi meski masih berstatus mahasiswa.
5 Tips Belajar Investasi untuk Mahasiswa
Sisihkan uang saku, cek cash flow
Singkatnya sih, pastikan kalau mampu secara finansial. Jangan sampai nih, maunya investasi eh buat makan nggak ada. Kan nganu.
Jadi, coba dicek lagi. Bagus kalau sudah punya catatan keuangan sendiri. Tapi, umumnya mahasiswa sih belum. Ya agak nuduh sih ini. Kalau belum punya, coba lakukan pencatatan keuangan dulu selama sebulan dua bulan, untuk melihat bagaimana kita mempergunakan uang saku yang terbatas itu.
Cek, apakah kondisinya sehat? Dalam artian, untuk makan, transport, dan keperluan sehari-hari yang lainnya akan tetap terjamin, jika sebagian kita sisihkan untuk investasi.
Untuk investasi ini sebenarnya nggak butuh duit gede kok. Seratus ribu aja sudah bisa. Pastinya, bisa dong disisihkan minimal seratus ribu per bulan buat diinvestasikan. Jadi misal selama ini ada jatah buat nongkrong di kafe beberapa kali sebulan, maka nggak apa-apa kali, ngurangin nongkrong ngopinya demi investasi.
Kalau sudah dicek, rencanakan nantinya untuk menyisihkan uang di depan untuk diinvestasikan. Jangan nunggu sisanya di akhir bulan. Ini demi menjamin, supaya setiap bulan kita bisa nabung terus, dan bisa diinvestasikan.
Kalau nunggu sisa uang, mah kapan-kapan deh.
Tentukan tujuan atau goals
Sesudah memastikan kemampuan finansialnya cukup untuk berinvestasi, maka berikutnya adalah tentukan tujuan atau goals, mengapa kita mau berinvestasi.
Tujuan ini penting, supaya nggak ngambang aja gitu nabungnya. Bukan “pokoknya ngumpulin duit, entah nanti buat apa”. No, it will not work. Bukan begitu. Tujuan akan jadi objektif proses investasi kita. Tanpa tujuan, kita akan susah termotivasi dan bakalan sering gagal fokus. Semacam pikiran, “Ah, duitnya dipake dulu aja deh. Nabung/invest-nya bulan depan lagi.” akan sering wira-wiri di kepala. Karena apa? Ya, karena nggak jelas mau buat apa.
Tapi, kalau punya tujuan jelas, misal: punya rumah sendiri di usia 25 tahun. Atau buat nikah dengan biaya sendiri nanti. Atau, biar bisa pensiun dini di usia 40 tahun (ini mahasiswanya pikirannya udah panjang bener nih, kalau sudah mikir ini sih). Any goals will do. Yang penting realistis, disertai waktu dan kalau bisa juga ada nominalnya.
Jadi, misalnya gini. Mau investasi, buat biaya nikah. Kira-kira 8 tahun lagi deh. Butuh sekitar 100 juta. Nah, ini goals yang jelas nih. Meski ya calonnya siapa, malah belum tahu. Uhuk. Nggak apa-apa, yang penting goals finansialnya jelas.
Kalau sudah tahu tujuannya, pastinya kita juga langsung bisa set plan dong. Mau lewat jalan apa memenuhi target itu. Nah, kita ke poin berikutnya.
Lakukan survei, kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
Nah, di sinilah kesempatan untuk mengenali berbagai jalan untuk menuju goals yang sudah ditentukan tadi. Mau investasi apa?
Ada banyak produk investasi yang bisa dipilih, masing-masing dengan imbal dan risiko yang berbeda. Untuk pemula sih, mungkin bisa dipilih yang berisiko paling rendah. Tapi kalau memang bernyali, boleh saja kalau mau pilih yang agresif.
Untuk bisa memutuskan, pastinya kita mesti mencari informasi sebanyak-banyaknya. Bisa dengan membaca buku-buku investasi, atau membaca berita-berita online. Follow akun-akun keuangan yang sering membahas mengenai berbagai produk dan trik investasi di media sosial–Facebook, Twitter, Instagram, atau media sosial yang lain. Atau, simpel aja sih, follow akun yang punya blog ini, subscribe juga di sini, dan beli buku Investory.
Ha! Easy peasy. Gosah bingung lagi.
Pilih produk investasi yang paling sesuai dengan kondisi finansial
Selanjutnya, setelah mendapatkan informasi yang cukup, pilihlah produk investasi yang paling sesuai dengan kondisi dan tujuan finansial yang sudah ditentukan tadi.
Nah, memang enggak semua produk investasi ini cocok untuk dimainkan oleh mahasiswa. Yang jelas, dibutuhkan yang modal minim aja dulu kan? Biar enggak ganggu operasional sehari-hari. Reksa dana pasar uang dan obligasi negara merupakan beberapa yang mungkin bisa dicoba untuk dipertimbangkan. Kalaupun mau mulai dengan saham, cobalah untuk mulai dengan saham-saham bluechip dan saham BUMN, karena kapitalisasinya besar sehingga tidak mudah digoreng.
Mau coba investasi jangka pendek dulu? Bisa. Yang penting, mulai dulu. Investasi jangka pendek ini biasanya adalah investasi untuk rentang waktu yang lebih singkat, misalnya 1 tahun.
Atau mau langsung main saham? Bisa juga, langsung bikin akun sekuritasnya dan mulai pelajari track record saham-saham yang ada. Kan bisa mulai dengan belanja 1 lot dulu, lalu pantau. Kalau pergerakannya oke, bulan depan tambah lagi.
Prinsipnya sama kok dengan nabung biasa. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.
Sabar dan belajar analisis lebih dalam
Nah, yang penting sabar ya. Siap sediakan sabar selebar samudera. Jangan buru-buru kepengin cuan. Ya, cuan memang jadi tujuan kita muter duit, tapi ya jangan investasi sekarang bulan depan sudah maunya dapat duit berkali-kali lipat.
Dalam perjalanan nanti, mungkin saja kita akan ngalamin yang namanya naik-turun. Sahamnya turun nilainya, P2P gagal bayar, dan sebagainya. So, siapkan diri menghadapi beberapa hambatan. Itu akan biasa terjadi. Sabar, belajar lagi, dan belajar lagi.
Jangan lupa, kita sebagai investor bertanggung jawab pada keputusan kita sendiri ya, meski kita sudah berkonsultasi dengan para pakar ataupun sudah merasa cukup bekal knowledge-nya. So, nggak berharap yang buruk-buruk terjadi sih, namun kalau ada hal yang tidak diinginkan terjadi, maka semua menjadi tanggung jawab kita sendiri sebagai investor. Belajar lagi lebih banyak untuk mengatasinya, and keep moving.
Semoga artikel ini bermanfaat buat siapa saja yang pengin mulai investasi dengan modal minim, utamanya para mahasiswa.
Cheers!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.
Pelatihan Barista mengatakan
Mantap nih infonya dr mba ratri
Carolina Ratri mengatakan
Semoga bermanfaat ya …