Ciyeee … Mau ke luar negeri! Ciyeee … Sudah punya duit belum? Jangan bilang kamu tidak pernah menghitung dulu berapa biaya ke luar negeri atau enggak pernah menabung dulu sebelumnya.
Padahal berangkatnya tinggal lusa. Bisa pergi, tak bisa pulang dong judulnya. Atau kamu berencana terbang tahun depan dan menabung tiap bulan dengan jumlah yang sama, tanpa mempertimbangkan atau menghitung berapa biaya ke luar negeri yang merangkak naik.
Kenapa bisa biaya ke luar negeri naik terus-terusan? Bisa dong, namanya aja ada inflasi, yaitu kenaikan harga barang. Jadi wajar aja kalau naik, misalnya kenaikan tarif pesawat, biaya hotel, makanan, bahkan transportasi di tempat tujuan.
Apalagi destinasi yang hits buat orang sekarang adalah harus main di negara tetangga, atau tetangganya tetangga (yang penting beda mata uang). Jelas cara ngitungnya bakal lebih ribet karena ada perbedaan kurs. Well, bisa signifikan lo kalau rupiah lagi melemah terhadap dollar! Katakanlah planning kamu bakal ngabisin USD 1,000 ketika tahun ini kursnya per dolar Rp14.000. Eh, tahunya tahun depan udah Rp15.000 per dolar. Jadinya kan, naik sejuta biayanya.
Satu juta lumayan, tahu! Kita bisa berinvestasi mulai dari Rp 1juta!
Jadi bagaimana strategi agar bisa ke luar negeri dengan aman dan nyaman? Menabung tentu saja, tapi tidak bisa asal menabung. Maka dari itu, perlu teknik menabung spesial untuk orang spesial seperti kamu dengan tujuan spesial travelling ke luar negeri. Let’s go!
Berapa Biaya Travelling Ke Luar Negeri?
Biaya travelling ke luar negeri yang paling besar ada di akomodasi. Namun akomodasi adalah item termudah untuk dimodifikasi agar turun. Misalnya dengan mencari diskonan, menurunkan grade hotel, atau nebeng teman yang tinggal di luar negeri.
Sementara transportasi merupakan bagian termahal kedua, tapi berpotensi menjadi yang pertama kalau tujuannya jauh. Uniknya banyak juga promo soal ini di travel fair. Nah, biasanya orang yang datang ke travel fair, belum tahu mau ke mana. Pas melihat tiket murah, mereka langsung beli. Kebiasaan buruk sebetulnya, karena kamu beli bukan dari ide matang, namun keterpaksaan. Next time belinya pas sudah tahu mau ke mana ya!
Kemudian ada dana cadangan juga yang harus disiapkan. Jadi, selain akomodasi, transportasi, printilan buat makanan dan jajan, dana untuk tur, kamu harus menyiapkan alokasi dana cadangan. Dana cadangan ini berguna kalau seandainya terjadi sesuatu di luar rencana. Saya sarankan besarnya 10-20% dari total biaya. Jadi kalau misalnya secara keseluruhan kamu mengeluarkan Rp30 juta, maka bawa cadangan Rp3-6 juta
Cara Menabung yang Logis untuk Liburan ke Luar Negeri
1. Menabung Dolar
Kamu berencana ke luar negeri tahun depan? Tujuannya ke mana?
Logika berpikirnya begini. Kan kamu mau ngabisin duit di negeri orang, dan akan memakai mata uang sana kan? Masa nabungnya pake rupiah? Makanya akan lebih baik jika setiap bulan sudah mengalokasikan tabungan dolar khusus untuk traveling.
Berapa besarnya? Itu tergantung bagaimana kebutuhan kamu. Kita gunakan contoh dan simulasi berapa biaya ke luar negeri dan berapa tabungan yang perlu disiapkan biar mudah ya.
Joker mau pergi ke Paris. Biaya liburan ke Paris kalau dihitung per tahun ini sekitar Rp30 juta, dengan tingkat inflasi diasumsikan 10%. Berarti doi harus mengumpulkan Rp33 juta. Misal Rp33 juta setara dengan 2.000 Euro. Dalam jangka setahun, Joker harus mengumpulkan uang sebesar itu. Idealnya, per bulan dia nabung 167 Euro (dari 2.000/12). Dengan menabung dalam mata uang asing, risiko nilai tukar akan berkurang.
Nah, paham kan?
2. Menabung Paket Promo
Ini buat orang yang enggan menabung mata uang asing dan berjiwa nasionalis. Alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan menabung paket promosi di negara tujuan.
Syaratnya adalah kamu harus sudah tahu mau ke mana, bersama siapa, dan mau ngapain aja. Well, diskon ada di mana-mana, berbagai macam paket promosi juga bertebaran asal mau mencari lebih rajin. Beberapa pos yang memungkinkan untuk mendapat harga jauh lebih murah dengan membelinya sekarang antara lain:
- Tiket pesawat terbang. Jelas
- Akomodasi. Air BnB merupakan solusi, tapi coba cari situs yang menyediakan hotel murah.
- Paket promo perjalanan seperti tur dan semacamnya. Usahakan untuk membandingkan antara berbagai tur yang ada. Misal tur mengunjungi museum atau tur mengelilingi kota.
3. Autodebit dan Memperhatikan Detail
Kenapa saya meminta untuk memperhatikan detail? Percaya enggak kalau kebiasaan kamu nongkrong di kafe, meskipun cuma bayar Rp30 ribu buat ngopi, ternyata punya dampak gede ke rencana travelling? Atau kebiasaan beli barang karena lapar mata, ngeliat ini pengin, ngeliat itu pengin. Jadinya ngeliat ini-itu yang bikin dompet menipis.
Penghargaan terhadap diri tentu boleh dong, tapi kalau target berapa biaya ke luar negerinya sudah ter-cover. Nah makanya, utamakan dulu dengan cara autodebit, yaitu dikurangkan ke tabungan rencana. Sisanya baru digunakan buat happy-happy.
Oleh karena itu, saya sarankan bikin pos atau tabungan baru yang khusus untuk rencana travelling kamu ke luar negeri.
4. Menabung Peralatan Ddri Sekarang
Jadi mau bertandang pas musim salju atau terik matahari? Setiap waktu dan lokasi tentu memiliki kebutuhan dan outfit yang berbeda. Memang paling gampang beli kebutuhan seperti itu ketika sudah sampai di tempat tujuan, karena bisa digunakan di sana dan menjadi oleh-oleh ketika pulang ke Indonesia.
Namun, apabila kamu bisa memastikan bahwa dengan kualitas yang sama ternyata harga belinya lebih murah di Indonesia, kenapa harus belanja di luar negeri? Enggak masuk akal.
Oleh sebab itu, sejatinya kamu sudah bisa mulai membuat list peralatan apa saja yang bisa dibeli di Indonesia dan luar negeri. Untuk pembelanjaan di Indonesia, coba deh cari-cari waktu diskon yang pas sehingga bisa ngumpulin satu per satu.
5. Jangan Investasi ke Instrumen Risiko Tinggi
Adakah di antara kamu yang berpikir untuk memasukkan tabungan travelling ke instrumen crypto atau saham tier 2 ke bawah dengan harapan cuan?
Saran saya, segera batalkan niat konyol itu.
Dana travelling sama seperti dana darurat, yaitu alokasi yang sudah ada peruntukannya sehingga tidak boleh diganggu gugat. Maka dari itu, kalau mau disimpan selain tabungan, masukkan ke instrumen yang likuid dan rendah risiko. Memasukkan ke dalam investasi tidak likuid, akan menyulitkan jika mendadak ditagih pembayaran. Sementara investasi berisiko tinggi bisa menunda kepergian kamu bila ternyata rugi.
Paham maksud saya, bukan?
Mencari Uang dari Travelling ke Luar Negeri
Beruntunglah kamu yang pekerjaannya sering business trip ke luar negeri. Lumayan kan? Jalan-jalan gratis, dibayar pula. Kalau kamu bukan golongan seperti ini tapi masih ngebet buat travelling ke luar negeri, kenapa enggak kepikiran nyari duitnya sekalian?
Peluang seperti ini banyak banget asal kita telaten, misal kerjaan jastip. Jastipnya bisa kosmetik, buku, baju, sneaker, bahkan printilan otomotif. Pertama saya mikir, cuma bawain pesenan orang paling untung berapa sih? Tapi ternyata banyak pelakunya, berarti market ada dong. Nah, pas ada kesempatan nanya, ternyata hasilnya gila-gilaan juga. Pantesan mereka demen banget ke luar negeri.
Apa lagi cara menghasilkan uang dengan travelling?
Sesuai kemampuan aja. Kalau bisa nulis, menjadi travel blogger. Rekan saya Mas Ariev bahkan sudah bikin travel agent sendiri, jadi tiap berangkat dapat duit. Sementara yang jago yoga, bisa menjadi guru yoga. Seorang teman bahasa Spanyol, dulu bekerja di perusahaan minyak. Saat ini beliau sudah keluar dan travelling ke mana saja termasuk menjadi guru yoga.
See? Syarat paling penting adalah kamu memiliki keahlian yang dibutuhkan.
Kakanda, aku bingung mau gimana cari duitnya?
Sekarang berandai-andai, jikalau saya yang pengen cari duit saat sudah tahu berapa biaya ke luar negeri. Karena saya tidak bisa menjadi travel blogger atau guru yoga, paling banter saya tetap jadi trader. Dengan menyesuaikan jam destinasi dengan waktu Jakarta, maka cari duit via trading masih dimungkinkan. Bahkan jika yang bisa kamu lakukan adalah memijat orang tua di rumah, kenapa tidak menawarkan menjadi pemijat profesional di negara tujuan?
Tidak ada yang tak mungkin. Jadilah kreatif!