diskartes.com – Assalamualaykum generasi muda nan modern!
Artikel blog diskartes sangat dinamis, bisa dari saya sendiri atau expert bidang tertentu yang memang mengirimkan tulisan. Nah sekarang lain lagi, saya melakukan wawancara dengan salah satu pejabat penting di Perum Perumnas, Arum Angesti.
Bisa dibilang nyonya cantik ini adalah pakar dunia properti di Indonesia, sering pula menjadi pembicara di event properti nasional. Oh ya, apakah saya sudah bilang bahwa doi adalah teman sekolah di masa lalu? Let’s check it out!
1. Diskartes: Lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka, namun diantara sandang, pangan, dan papan, bisa dibilang “papan” masih menjadi persoalan besar Bangsa ini. Data BPS menyebutkan bahwa dari total orang yang bekerja di Indonesia, jika dirata-rata akan mendapat gaji Rp 2,7 juta sebulan.
Dengan uang tersebut seharusnya mencukupi untuk sekedar kredit rumah di perkampungan. Menurut Anda, apa inti permasalahan factor “papan” ini? Apakah karena harganya yang selalu melambung tinggi setiap tahun, atau skema rumah murah masih jauh dari harapan?
Arum: Yap, Papan merupakan kebutuhan pokok manusia dan menjadi salah satu persoalan besar Bangsa. Di Indonesia, angka backlog perumahan sangat tinggi namun tidak diimbangi dengan supply sekaligus penyerapan pasar yang masih sangat rendah.
Sepakat sekali dengan hasil statistik BPS, dengan kisaran gaji 2,7 juta per bulan agak berat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari sekaligus menjangkau harga rumah terutama di kota-kota besar.
Kita tidak bisa menghalau lonjakan harga property karena dengan kenaikan tersebut berarti nilai ekonomi tumbuh dengan pesat. Di satu sisi, kebutuhan papan dibutuhkan sekali oleh masyarakat. Untuk case ini, dibutuhkan skema rumah murah yang efektif dan tepat sasaran.
Disinilah, peran negara dibutuhkan entah dalam bentuk bantuan uang muka, kemudahan cara bayar, subsidi rumah, bunga murah dll. Benchmark dengan negara-negara lain yang telah menerapkan pola ini puluhan tahun yang lalu misal, Singapura atau Malaysia.
2. Diskartes: Dalam beberapa tahun terakhir, sector property mengalami hambatan luar biasa mulai dari ekonomi yang melambat sehingga berdampak pada penurunan penjualan. Sebenarnya bagaimana prospek penjualan property dalam beberapa tahun ke depan?
Arum: Saya kurang setuju bila ekonomi saat ini dikatakan melambat, ada pergerakan positif di semua sektor meski tidak terlalu tajam kenaikannya. Termasuk untuk Prospek penjualan property, hunian vertikal yang terintegrasi dengan Transit Oriented Development (TOD) akan yumbuh pesat di semester II 2017 hingga 5 tahun mendatang.
Kemacetan, efisiensi living cost pada akhirnya akan menggiring orang untuk tinggal di hunian yang dekat dengan stasiun LRT, terminal, tol dll.
Oh ya satu lagi, untuk hunian berkonsep one stop living, condotel dan shopping mall juga mendapat respon positif yang baik di para pebisnis property.
(Notes: Perbedaan pendapat memang wajib, itulah bumbu-bumbu pertemanan. Perlu Anda ketahui, ada beberapa video yang saya buat dan salah satunya tentang properti juga. Silakan disimak “Video Properti“)
3. Diskartes: Saat ini pemerintah sedang gencar membangun rumah susun tipe sederhana yang diperuntukkan bagi warga yang tidak mampu. Bisakah dijelaskan perbedaan rumah susun tipe sederhana tersebut dengan rumah susun yang kita kenal sebagai apartemen?
Arum: Basicnya sama hunian vertikal, yang membedakan tentunya spesifikasi bangunan berikut dengan biaya estate management. Namun, tidak perlu khawatir saat ini banyak Rusunami yang menyediakan fasilitas yang mendekati dengan fasilitas apartemen.
4. Diskartes: Kita lihat di era sekarang makin banyak anak muda terutama generasi milenial sudah masuk dalam kategori golongan menengah ke atas di ibukota. Namun lifestyle yang tinggi dan eksistensi media social memiliki pengaruh negatif, yaitu membuat mereka menjadi super boros. Menurut Anda, apakah perilaku tersebut mempengaruhi kemampuan daya beli mereka dalam kepemilikan properti?
Arum: Absolutely benar, generasi millenial bisa beli tas seharga 5 juta rupiah, cicil mobil 3 juta rupiah belum lagi living cost lainnya, kenapa tidak untuk sebuah masa depan lebih baik yakni Hunian. Ini adalah sebuah pilihan hidup, just remind nilai property setiap tahunnya akan terus naik, dan kita pun tidak kuasa membendungnya berbeda dengan asset lainnya. Hmmm apa ya, YOLO jadi musti bijak menggunakan uang pribadi.
5. Diskartes: Dengan jam terbang yang tinggi, tentu Anda sudah bisa memahami karakteristik pelanggan di Indonesia. Aspek apa saja yang menjadi perhatian customer sebelum memutuskan membeli properti?
Arum: Tiga kunci yang harus dipertimbangkan saat membeli properti, yaitu:
1. Legalitas
2. Aksesabilitas
3. Fasilitas
Ketiga poin ini merupakan kesatuan yang harus dipegang dalam membeli property baik untuk hunian maupun investasi.
6. Diskartes: Warga Negara Asing bisa membeli properti dengan status hak pakai selama 30 tahun dan bisa diperpanjang atau diwariskan. Dari sudut pandang pengembang, tentu hal itu sangat baik karena memperluas area penjualan. Sementara dari sudut pandang pembeli, sebaliknya, karena harga akan terdorong tinggi. Betul bukan?
Pertanyaan saya adalah, dari sudut pandang bisnis, bagaimana “kemungkinan” dampak kebijakan tersebut?
Karena menurut saya, ada potensi bisnis property menjadi tidak sehat dengan terdorongnya harga yang terlalu tinggi, sehingga menurunkan penjualan.
Arum: Well, geliat pasar properti dari market Warga negara asing merupakan sebuah respon terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang dinilai stabil dan memiliki masa depan yang baik bagi para ekspatriat. Peluang ini, bagi para developer tentunya tidak akan disia-siakan, tentu saja dengan ketentuan yang telah diatur oleh Pemerintah tentang kepemilikan property oleh warga negara asing.
Benar, harga akan terdorong tinggi untuk hunian dengan segmentasi tertentu. Jangan khawatir, ada ketentuan tentang jenis properti yang diperbolehkan untuk warga negara asing,misal yakni property dengan range harga dan fasilitas high-end. Hal ini tidak akan mengganggu pasar property utama bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan hunian layak dan terjangkau.
7. Diskartes: Apakah Anda punya tips untuk pria single seperti saya atau gadis di luar sana, saat yang tepat untuk memutuskan beli properti?
Arum: Hai pria dan gadis single di belahan dunia manapun, You only live Once nikmati masa mudamu dengan bijak. Jika anda memang bagian dari generasi dengan fasilitas infomasi yang serba terbuka, pleas open mind. Papan adalah pokok sebagai needs sekaligus investasi yang paling menguntungkan. Jangan sampai menyesal kemudian hari, Muda Kaya Tua Sejahtera ya.
Terakhir saya mengunggah harapan saya, semoga property untu hunian masyarakat dapat terselesaikan. Papan adalah kebutuhan dasar, Negara menjamin hal tersebut. Semoga seluruh penduduk Indonesia dapat memiliki hunianyang layak tanpa terkecuali.
Sampai jumpa lagi di desktop maupun smartphone kalian dengan ulasan yang tentunya menarik untuk dibahas.
Wassalamualaykum generasi muda nan modern!
Lia Harahap mengatakan
Next apakah ada pembahasan cara menabung atau berinvestasi agar para generasi muda mulai bisa membeli rumah atau paling tidak mengumpulkan dp gak, Mas? 🙂
diskartes mengatakan
Tentu Lia, pembahasan ga akan berhenti sampai sini
hani mengatakan
Mbak Arum yang pakai batik hijau itu? Memang cantik nian (salfok)…
Btw, nice sharing. Saya melakukan penelitian pada hunian vertikal yang sedang marak nih. Ada dugaan, pembeli hanya investasi saja tetapi tidak dihuni. Akibatnya bangunan kosong tak terawat. Pembeli tak membayar biaya perawatan, dengan alasan, kan tidak dihuni.
diskartes mengatakan
haha. Betul itu dia.
Memang banyak yang hanya invest doang.
Thanks ya
Ariesusduabelas mengatakan
Artikel ini; Pertama, menyadarkan, harus punya hunian. Makanin anak istri. OMG. Realitas kehidupan. Hahaha. Kedua, kemarin-kemarin saya baca Kompas juga, pemerintah sedang galak-galaknya membangun hunian vertikal, rusunami. Ketiga, artikel ini menyehatkan mata. Bang Kartes tau-lah karena apa. Hahaha.
diskartes mengatakan
Itu temenku. Jangan aneh aneh yaaaa. Hahahaha
Loh website kamu ganti ya?
Ariesusduabelas mengatakan
Enggak, itu punya domain [.com] cuman gak kepake. Yaudah, buat aneh-aneh aja.
diskartes mengatakan
Hahaha. Oh begitu toh. Kirain karya lainnya
nianastiti mengatakan
Hmm legalitas nomor satu ya 😀
diskartes mengatakan
Iya dooong.. ntar kalo bermacalah cemana niaaa
properti indonesia mengatakan
sangat penting dan harus kita pahami salam suskes para digital properti semua
Rumah dijual mengatakan
Kaum Milenial harus mempunyai pengetahuan yang cukup masalah properti, bukan hanya sebagai hunian tapi sebagai investasi yang harus dipersiapkan mulai dari sekarang.
diskartes mengatakan
Investasi nomer 2, dihuni baru nomer 1
Rumah Dijual mengatakan
Tiga kunci yang harus dipertimbangkan saat membeli properti, yaitu:
1. Legalitas
2. Aksesabilitas
3. Fasilitas