Assalamualaykum karyawan!
Karyawan atau pekerja lepas memiliki siklus bulanan mulai dari tanggal dia memperoleh gaji sampai duit tersebut habis dan dapat gaji lagi. Cara mengatur keuangan setiap individu pun berbeda pula, tergantung lifestyle mereka.
Seorang freelancer dan blogger professional juga pasti mengatur pemasukannya sedemikian rupa. Kalau masih berperilaku tidak menentu dalam arti kata belum mampu menentukan siklus pendapatan, berarti tidak bisa dikatakan professional. Misal masih ada yang berpikiran,”Duh saya ga tau mau gajian lagi kapan.”
Ironisnya ketika Anda sudah paham siklus tadi, maka ada titik nadirnya kala orang bilang “tanggal tua“.
Mensikapi tanggal tua di akhir bulan kadang tricky. Niatnya mau berhemat, eh pacar minta jajan. Mau internetan saja dirumah, ternyata kuota abis.
Inilah topik pembahasan kita sekarang.
Bagaimana Cara Mengatur Keuangan di Akhir Bulan?
1. Berapa lama penderitaanmu?
“Baru jalan lima hari, rekening tinggal dua jutaan. Masih ada 25 hari lagi sisa penderitaan yang harus dialami.”
Ada yang senasib dan mikirin itu?
Sebagian besar orang yang mengalami defisit uang terlalu cepat dari kewajaran, biasanya disebabkan utang. Makanya saya selalu bilang, bahwa utang adalah karya seni yang harus dihindari sebisaaaa mungkin. Takutnya, jadi roda penderitaan yang susah berhenti.
Biaya hidup yang sudah kita alokasikan, harus benar-benar dihitung. Katakan 50% dari total pemasukan bulanan menjadi uang bulanan, diusahakan cukup untuk bulan tersebut. Wajar jika lima hari terakhir masuk kategori waktu “menderita”, karena persediaan uang bulanan tadi sudah menipis. Tapi kalau sampai lebih dari lima hari, nampaknya ada yang perlu Anda cek.
Jadi, berapa lama waktu penderitaan Anda?
2. Budget lagi,, budget lagi
Sampai bosan kan kalau ngomongin soal anggaran, entah itu perorangan, keluarga, sampai negara. Cara mengatur keuangan yang paling vital tuh memang di anggaran, kalau merencanakannya bener, insya Alloh aman. Sementara saya pastikan berantakan apabila perencanaannya ngawur. Kecuali mendapat mukjizat!
Andaikata kalian mengalami tanggal tua lebih cepat sebagaimana mestinya, dan itu terjadi tiap bulan selama setahun berturut-turut…
Coba deh perhatikan bagaimana pengaturan duitnya.
Apakah memang gajinya sangat sedikit dan kadang lupa bahwa sebulan ada 30 hari?
Kita coba teknik 20:10
Untuk mengoptimalkan pengeluaran, silakan coba membagi uang belanja menjadi dua rekening. Bagian pertama dialokasikan untuk 20 hari pertama, masukkan ke rekening biasa, misal BR*. Dana kedua untuk 10 hari sisanya, ke rekening yang lain, sebut saja Mandir*.
Buku rekening Mandir* beserta atm dan pin banking disimpan saja di rumah, jangan dibawa kemana-mana. Hanya boleh digunakan mulai tanggal 21.
3. Dibagi menjadi dua mingguan bisa jadi solusi cara mengatur keuangan termudah
Lanjutan dari teknik budgeting tadi, bersyukurlah untuk kalian yang gajinya dua mingguan. Akan sangat jarang sekali merasa bokek di tanggal tua karena pengeluarannya lebih terstruktur.
Sementara untuk kawan-kawan yang penghasilannya dibayar sekali tiap bulan, bisa juga membaginya per dua minggu. Cara ngaturnya sama seperti saat kita mengoptimalkan pengeluaran dengan teknik 20:10. Kongkritnya begini deh.
Dini mendapat gaji 10 juta per bulan yang dibayar tiap tanggal 25 dan langsung masuk ke rekening BC*. Setiap bulan uda langsung terdebet investasi 3 juta sehingga sisa 7 juta. Nah sekarang kita tidak melihat dari sisi pengeluaran, tapi dari sisi pendapatan. Caranya Dini harus memiliki satu rekening tambahan misalnya Muamal*t. tanggal 25 datang, masukkan 3 juta ke Muam*lat untuk bisa digunakan mulai tanggal 15.
Begitu,
Teknik ini mirip dengan poin kedua, karena sama-sama membagi menjadi dua periode. Yang satu sisi pendapatan dan satunya sisi belanja. Nanti ketika dipraktekkan, kalian harus bisa mengkombinasikannya.
4. Dana Darurat
Dana darurat dan dana cadangan merupakan favorit saya setiap ngomongin perencanaan keuangan. Nominalnya kecil, tapi harus ada di rekening atau investasi lain. Bagaimanapun juga, manusia sering melakukan hal ceroboh yang berakhir dengan konsekuensi finansial.
Untuk dana darurat dan dana cadangan yang berbentuk investasi, saya sarankan cari produk paling liquid. Artinya mudah dicairkan ketike membutuhkan dalam waktu cepat, seperti emas, saham, dan lainnya. Saham bisa jadi dana darurat? Bisa, kalau Anda sudah paham betul.
Namun paling ideal memang dana tersebut berbentuk cash di rekening karena pencairan saham lebih dari satu hari.
5. Uang Saku Harian
Adapula teknik yang kelihatannya ribet, namun implementasinya sebenarnya mudah. Teknik ini sebenarnya sudah diajarkan oleh orang tua saat kita sekolah dengan diberi uang saku setiap hari.
Dengan besaran yang berbeda, kita juga bisa mengimplementasikan teknik ini lhoh. Misal dengan alokasi pengeluaran sebulan sekitar Rp 3 juta, maka kita bisa membagi dengan 30 hari. Hasilnya sehari Rp 100 ribu.
Nah, silakan kalau mau dihabiskan uang Rp 100 ribu tadi setiap hari. Daaan, kita tidak perlu mencatat detail pengeluaran dari Rp 100 ribu tersebut.
Bagaimana kalau ada pengeluaran lain yang sifatnya mendadak?
Pengeluaran semacam pergi ke bengkel, sumbangan masyarakat, atau apapun di luar pengeluaran rutin Rp 100 ribu tadi, baru dicatat. Lebih ringkas bukan?
6. Masalah Pemasukan
Bila budget tadi dibilang vital, maka pemasukan adalah ruh dari siklus ini.
Sebagus apapun budget dibuat, apabila pemasukannya hanya dari gaji yang ngepres bahkan dibawah UMR, maka cara apapun untuk mengatur keuangan akan mentok.
Ah, kakanda Kartes teori doang. Emang pernah merasakan gaji dibawah UMR?
Kawan, dulu pas kena problem investasi bodong, bahkan gaji saya minus. Gaji dibawah UMR mah masih mending.
Dan saya juga sering melakukan uji coba. Suatu waktu, rekening diisi uang dibawah UMR, kemudian di tes tuh apa yang terjadi selama sebulan. Jadi selama sebulan saya cuma jajan dengan modal kantong di bawah UMR. Berat memang, saya harus akui itu, terlebih untuk para kepala keluarga.
Mau tidak mau, Anda harus mencoba mencari sumber pemasukan tambahan. Saya tidak akan ngoceh terlampau banyak disini, karena bukan bidang yang saya kuasai. Namun saya meyakini semua manusia memiliki peluang untuk mendapat pemasukan tambahan, hanya saja mereka diberkahi effort yang beda. Ada dengan kedipan bisa langsung mendapat tambahan, sementara yang lain harus tidur jam 1 pagi. Well, kinda like me!
Hanya perlu Anda ingat, bahwa ketika hidup sudah masuk ke lingkaran utang, akan membahayakan semua rencana finansial Anda.
7. Jangan langsung membelanjakan bonus!
Orang memang memiliki cara mengatur keuangan mereka dengan pendekatan yang berbeda. Namun salah satu kesalahan fatal adalah ketika mensikapi bonus atau penghasilan lain di luar job utama.
Langsung dibelanjakan.
Berhenti membelanjakan bonus yang diterima saat itu juga. Saran saya, masukan ke tabungan utama, untuk kemudian dikalkulasikan apakah akan dimasukkan ke dana cadangan atau pos lain. Kembali ke rencana, duit yang digunakan adalah uang saku harian tadi.
Well, bersenang-senang atau memberi reward ke diri sendiri tentu wajib. Tapi bukan setiap saat, toh?
Wassalamualaykum karyawan!