diskartes.com – Assalamualaykum investor pembelajar!
Blog ini sudah memasuki tahun ketiga, dan dari perjalanannya ternyata mendapat atensi yang luar biasa baik dari pembaca, thanks to you guys!
Tentu saja banyak email maupun pertanyaan di kolom komentar, yang berusaha selalu saya balas, meskipun ada beberapa terlewat. Sungguh, itu bukan kesengajaan. Selain itu, beberapa kawan di dunia offline pun sering terlibat diskusi, terutama bagi mereka yang baru ngeh dan kepikiran “oh, ada ya investasi saham”.
Tapi prinsipnya kan “terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali”. Jadi ya, tidak apo-apo.
Nah kali ini topiknya pertanyaan-pertanyaan populer dan sering dilontarkan para pemula yang ingin investasi saham. Jika Anda salah satunya, mudah-mudahan akan membantu ya!
Ingin belajar investasi saham? Pasti pernah kepikiran hal kayak gini
1. Saham apa yang bagus besok/ minggu depan/ bulan depan?
Pertanyaan ini menempati peringkat pertama dalam daftar tanya investor pemula, kenapa bisa demikian?
Ada beberapa alasan yang menyebabkan orang yang baru mulai dengan entengnya menanyakan poin tadi, yang pertama adalah banyak orang malas belajar namun ingin profit cepat. Padahal dibalik keberhasilan pemilihan saham, ada upaya yang tidak sedikit dan jarang diketahui manusia lain.
Misalnya saja membongkar laporan keuangan puluhan perusahaan, terus mengambil yang terbaik. Atau berjam-jam ada di depan komputer dan memelototi grafik saham. Selain itu, beraneka ragam usaha yang dilakukan untuk mencapai kesuksesan investasi, namun tidak satupun yang instan.
Bahkan setelah melakukan semua itu, belum tentu Anda bisa langsung berhasil mendapat untung. Tidak sedikit pula orang sudah bertahun-tahun dengan sabar menanti cuan yang tak kunjung datang, padahal perusahaannya bagus. Ternyata setelah diselidiki, ekonomi global memang sedang susah.
Makanya kawans, sebelum melontarkan pertanyaan tadi, akan lebih bagus jika sudah memahami terlebih dulu konsep dasar analisis teknikal maupun fundamental saham. Dengan demikian Anda juga akan belajar latar belakang pemilihan saham tersebut, tidak seperti beli kucing dalam karung.
Alasan yang kedua yaitu terlalu percaya pada kemampuan orang lain dan minder. Tentu saja hal ini tidak bagus, karena self confidence saat berinvestasi sangat diperlukan. Bayangin saja, kalau orang yang lagi berinvestasi ternyata tidak percaya diri, bisa-bisa belum lewat semalem sudah galau terus.
2. Bagaimana caranya biar cepat kaya dari saham?
Masih zaman ada pertanyaan macam ini?
Dalam bab yang pernah saya tulis sebelumnya tentang passive income, tidak ada yang namanya cara cepat terus langsung kaya! Kalau misal ada, maka semua orang pasti kaya raya dong. Begitu logikanya, bukan?
Begitu pula dengan dunia saham, bisnis ini bukan perkara cepat tajir, tapi siapa yang memiliki mental kuat ketika badai menerpa. Serius gaes, kita tidak akan belajar banyak ketika indeks sedang bullish, namun jika bearish, mental Anda akan terasah. Makanya mau naik atau turun, tetap syukuri saja kondisi portofolio kita.
Dibanding terburu nafsu berpikir “bagaimana cepat kaya”, kita harus bijak pula berpikir “bagaimana agar tidak cepat miskin”. Dengan demikian, Anda akan lebih berhatik-hati ketika memutuskan buy/sell.
3. Apa yang buat Akang milih saham A, B, C, dan seterusnya?
Pertanyaan menarik selanjutnya nih.
Teman-teman tercintah, karakteristik trading saham tidak lepas dari pribadi sang eksekutornya. Jika saya pernah mengulas jenis saham agresif dan defensif, maka investor juga ada yang agresif dan defensif. Jelas saya tidak mungkin menjelaskan lebih lengkap, kalau mau mendetail, coba beli buku dari Benjamin Graham yang berjudul The Intelligent Investor.
Bagaimana cara Kakanda memilih saham?
Kalau saya, mencampurkan antara yang berisiko tinggi dan rendah. Mengejar profit di saham-saham yang berisiko tinggi, sementara jangkarnya si rendah risiko. Memang tidak selalu berhasil, adakalanya gagal juga. Namun lebih sering jurus ini ngasih profit lumayan, bisa Anda lihat di artikel saya tentang memperoleh profit lebih dari 100% kala indeks turun. Jarang-jarang lhoh, saya bagi portofolio saya. Meskipun adapula saham yang telah saya ganti sekarang.
Nah bagaimana dengan Anda?
Kita akan kembali ke basic dulu. Untuk pemula, baik berencana menjadi trader agresif maupun investor defensif, harus sudah paham konsekuensinya. Konsep “high risk-high return“, tetap berlaku. Enak banget kalau “low risk-high return“. Kalau baru belajar, bolehlah beli ebook Investory buat menambah pengetahuan.
4. Apakah kita benar-benar akan mendapat dividen setelah membeli saham?
Bisa IYA dan bisa TIDAK.
Perusahaan memiliki berbagai kebijakan dan itu ditawarkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Ceritanya kalau perusahaan memiliki laba 200 Miliar, maka bisa disepakati berapa yang akan dibagikan ke pemegang saham dalam bentuk dividen. Bisa 100 Miliar, 50 Miliar, atau tidak sama sekali.
Loh, kenapa tidak dibagikan dividennya?
Apabila para pemegang saham menyetujui penggunaan laba untuk menambah modal dan menunjang bisnis perusahaan, maka dividen tidak dibagikan. Trus apa untungnya beli saham kalau dividen tidak dibagi?
Kan sudah pernah kita bicarakan pula, keuntungan dari investasi saham bisa berupa dividen atau kenaikan harga saham. Nah dengan tidak membagi dividen, tapi meningkatkan kapasitas perusahaan, maka kenaikan harga saham berpotensi meningkat.
Untuk Anda yang mengincar dividen, bisa mengambil perusahaan besar dan sudah established. Misalnya nih ya, saya buatkan daftar 5 perusahaan dan stabil memberikan dividen.
5. Bisakah uang yang diinvestasikan untuk beli saham hilang?
BISAAAAA
Investasi saham untuk Pemula
Ketika orang bertanya soal investasi saham, sebenarnya saya jadi senang. Karena artinya makin banyak yang kepo investasi, cuma sayangnya wadah belajarnya memang sangat terbatas. Tidak banyak pula sekuritas yang benar-benar komit memberi edukasi kepada masyarakat luas, dan ini berbahaya.
Mengingat sampai tahun 2018, jumlah rekening saham diperkirakan sudah mencapai 200 ribu, dan saya yakin pemulanya banyak banget. Bayangin aja kalau mereka asal beli, terus rugi? Bisa jadi kapok!
Makanya jangan mau beli saham sesuai saran orang-orang kalau belum paham. Lagipula saya kurang sepakat ada kampanye beli saham bila tidak dibarengi edukasi yang baik. Oleh karena itu, blog Diskartes selalu mengingatkan risiko investasi pasti selalu ada, bukan hanya manis-manisnya doang.
Logika sederhananya, Anda investasi ke perusahaan Joni yang bergerak di bidang batubara. Tahun depan perusahaan Joni bangkrut, ya jelas Anda tidak akan dapat apa-apa. Jelas kan?
Selain soal belajar, untuk pemula juga jangan berinvestasi terlalu banyak dulu. Kalau misal uang Anda sekarang ada Rp100 juta, gunakan maksimal setengahnya untuk belajar saham. Potensi Anda mengalami rugi akan lebih besar dibanding untung. Itu sejujurnya!
Bila ada orang bilang sebaliknya, berarti dia adalah antara pialang saham atau hanya menyenangkan hati Anda. Ketika mulai belajar investasi saham, saya juga mengalami kerugian besar kok, hampir setengah portofolio saya turun. Setelah itu rehat bentar agar bisa berfikir tenang, then I’m comeback!
Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari kerugian investasi saham.
Wassalamualaykum investor pembelajar!
Elisa mengatakan
Saya baru mahasiswa sebenernya tertarik buat rencana investasi saham jangka panjang klo udh pinter tapi saya pemula dan masih awam dgn pertanyaan dunia bursa efek, tapi ada satu pertanyaan yg saya bener2 butuh banget jawabannya, entah ente ngira pertanyaan saya lucu,aneh,gapenting,bego,dll ya karena saya kan baru belajar jd dimaklumi aja lah?
,jadi pertanyaan ane gini…. “kerugian tertinggi kalo kita main investasi saham katanya semua uang investasi kita bisa hilang ,nah apakah ada potensi buruk lainnya seperti terlilit hutang tiba2 / mengalami kerugian lebih besar dari jumlah modal yang pernah kita investasikan?”
Kan ada tuh org dgn kekayaan biasa yg coba2 investasi tapi bisa kena rugi bermiliyaran rupiah, saya heran kok bisa?
diskartes mengatakan
Kondisi berutang jelas bisa, orang ga punya duit minjem ratusan juta terus dimasukkin ke pasar saham. Eh si saham ternyata kelilit utang pulak dan harus dilikuidasi. Apes beruntun itu.
Masih N 0_0 B mengatakan
Saya pemula jugak nih, mau nnya.
saya berpikir resiko bermain saham lebih kecil di bandingkan trading, karena jika kita membeli saham, maka uang kita tidak hilang, tapi dalam bentuk saham tersebut,
dan juga saya berpikir , kalau begitu kenapa ga langsung beli saham yg terkeneal dengan price yg besar, seperti itu, apakah pemikiran saya benar atau salah?
saya punya deposit 10jt,
lebih bagus mana, beli saham yg kecil tetapi beli dengan lot banyak atau saham yg sangat besar tetapi hanya beli 1 lot ?
alasan saya menanyakan ini :
saya melihat2 bhwa kenaikan saham besar ini sangat bnyak, turun pun demikian, tetapi dia naik lagi, jadi saya tidak ada keraguan mau membelinya.
sementara kenaikan saham kecil ini pun memang sangat kecil sekali, hanya tambah interval 1-20 atau lebih, turun pun demikian, jadi saya kurang berminat bermain di saham kecil.
jika saya keliru dengan pemikiran saya, tolong beri tahu saya informasi yg benar pada saya.
diskartes mengatakan
Besar kecil harga maksudnya?
Sebelumnya Anda harus mempelajari dulu rasio yang menentukan kemahalan saham. entah itu Price to Earning Ratio (PER) atau Price to Book Value (PBV).
Dengan demikian, maka Anda bisa melanjutkan soal pemilihan tadi.
Ferdinand mengatakan
Saya pernah membeli salah satu saham, dan dalam sekian hari saham tersebut mengalami suspen, dan karena kesibukan, saya sekian lama saya tidak trading, kemudian setelah online lagi ternyata sahamnya sudah hilang dari daftar jual saham (delisting).
Yang jadi pertanyaan saya, apakah dana investasi saya di saham yang delisting masih bisa dicairkan?
Demikian pertanyaan saya, saya sangat berharap ada pencerahan dari Admin terhormat.
diskartes mengatakan
Saham yang terkena delisting masih bisa dijual di pasar negosiasi. Tapi biasanya uda jatuh banget harganya.