diskartes.com – Assalamualaykum ibu-ibu muda!
Beberapa hari lalu saya diundang sebagai narasumber di Inspektorat Jenderal Kemenkeu untuk sharing pengalaman menggeluti dunia blogging ekonomi dan fashion. And you know what? It brought me a lot of memories.
Pas baru lulus SMA, saya suka banget baca koran finansial dan ekonomi, selain komik-komik 18+ tentunya. Biasanya di kolom pembahasan kan ada tuh, tulisan tentang saham, proyeksi ke depan, dan lain sebagainya.
Entah kenapa, rasanya asik banget ngeliat harga saham yang tumbuh. Saya berimajinasi, andai punya duit banyak trus beli saham rokok, enak kali ya jual beli mengikuti pemberitaan media. Kayaknya gampang. Mintalah saya uang ke ibu, serasa uang jajan aja.
“Bu, mas mau beli saham. Minta duit dong.”
Tau jawaban ibu saya?
“Saham ki opooo?!?!” (Saham itu apaaaaa???)
Okay, jalan buntu. Saya ga mungkin menjelaskan ke beliau, selain ilmu lulusan SMA yang belum mumpuni, ibu juga ga akan ngeh instrumen beginian. But still, she is the best!
Singkat cerita barulah pas kerja dan punya uang saya beli saham dengan nominal lumayan untuk pertama kali. Trus, topik tulisan ini apa sih? Kok absurd banget!
Bisa dibilang obrolan kali ini tidak akan bermakna banyak, tapi wahai tuan dan puan, pernah ga kepikiran anak Anda akan minta seperti yang saya minta? Karena blog ini tentang investasi, ya kita obrolin dari sisi investasi.
Dunia berkembang sedemikian majunya, sudah banyak Gen Y yang menjadi orang tua, generasi teknologi mereka bilang. Masa iya sih masih dibiarkan kayak zaman dahulu? Sedangkan anak-anaknya gampang ngakses internet. Cepat atau lambat akan tahu jika punya KTP, sudah bisa buka rekening efek.
Beberapa teman trader pernah lho ditanyain sama pelajar seperi ini
“Kakak, aku pengen coba-coba saham nih. Bikinin akun.”
Padahal masih SMA dan belum 17 tahun, mirip sama kejadian saya dulu. Bedanya kalau sekarang, di kota metropolitan Jakarta, akses ke sekuritas gampang banget. Sama si kawan diarahkan agar minta ijin ke orang tuanya, buka akun melalui ayah ibunya.
Kalau dipikir bagus juga, dengan menggunakan akun orang tua, akan mudah dikontrol. Selain itu, sebenarnya juga ga perlu kasih besar-besar. Bahkan sekarang beberapa sekuritas mengijinkan buka akun di angka 1 juta rupiah.
Nah kalau Anda memang termasuk yang mengijinkan si anak untuk berinvestasi, nasehati mereka jangan men”judi”kan bisnis saham. Jangankan saham, lha olahraga saja bisa dibuat ajang perjudian. Oleh karena itu mindset yang benar harus ditanamkan.
Bisnis saham sarat ilmu, ada banyak yang harus dipelajari. Karena pada hakekatnya ketika kita beli saham adalah membeli perusahaan, maka saya sarankan untuk mengajari tentang analisis fundamental. Analisis yang berfokus sebagai dokter bedah sebuah perusahaan.
Susah?
Jelas! Banyak istilah akuntansi dan manajemen yang keluar. Tapi jangan salah, jika si anak benar berminat, saya yakin Anda akan kalah sama dia.
Sementara untuk daily atau weekly trading, karena kita mengikuti psikologis pasar maka sedikit banyak harus memahami analisis teknikal pula.
Itu kalau Anda mengijinkan, tidak kasih ijin juga tidak apa. Toh setiap orang punya pertimbangan masing-masing. Jadi, termasuk tipe orang tua mana kah Anda?
Wassalamualaykum ibu-ibu muda!
Hadie mengatakan
hehehe … sama dengan saya Gan .. jangan kan ibuk saya .. lha .. saya juga masih belajar ttg saham … salah satunya lewat web diskartes.com .. salam sukses …
diskartes mengatakan
Salam sukses mas Hadie..
wah, semoga artikel disini bisa bermanfaat ya
nia nastiti mengatakan
Kece banget Kaka sudah jadi pembicara di institusi sebelah. Congrats! Kaka Dhika, beliin aku saham Kak.. #eh :p
diskartes mengatakan
Hahaha… mau saham opooooo?
😛
Tofan mengatakan
Mantaap om… Iya nih lagi kepikiran, asik kali ya ntar bisa trading bareng anak, hehehe
diskartes mengatakan
wahahaha,,, jangan-jangan kalah sama anak lo nanti om..
Ardi mengatakan
wah pas banget kejadiannya sama nih, minta duit buat beli saham ke orang tua agak susah. alasannya klasik awas ketipu, beneran aman ta?, uangnya jangan dibeliin gituan terus! dll. walhasil proposal yang diajukan gak cair sama sekali ahahaha.
terpaksa 50% uang jajan dikorbankan. kali aja masnya mau nambahin mungkin ? (ngarep)
btw, gak bikin prediksi-prediksi rekomendasi saham gitu mas ?
diskartes mengatakan
haha,kalo orang dulu mah sedikit banget yang kenal saham.
Oleh karena itu, bakal susah banget. Musti pinter2 cari cara.
saya jarang banget trading, paling sebulan hanya 1-2x. Sisanya tahan agak lama buat taking profit.
Tapi ide bagus mas, kedepan akan coba dieksekusi
Ambar mengatakan
mas saya bener2 buta trading. tp saya pengen coba terjun ke trading. adakah rekomendasi tempat yg mau menampung awam kaya saya buat belajar2 😀 di jakarta pastinya mas
diskartes mengatakan
silakan kalau mau belajar ke saya, sama-sama di Jakarta..
kebetulan sebulan lagi buku saya akan keluar, daftarkan emailnya saja. Nanti akan saya kabarin
rofinto mengatakan
Baru jg mulai coba inves reksada saham n saham 2015….harus berani coba….cari ilmux dari mana saja…