diskartes.com – Assalamualaykum reksadanaers!
Harusnya sih topik ini sudah disampaikan sejak pertama kali jauh sebelum pembahasan tentang memilih antara saham atau reksadana, tapi karena kemarin banyak PR barulah kesampaian diobrolin sekarang. Tulisan ini akan sangat mendetail tentang panduan pemula investasi reksadana, jadi bakal “agak” panjang. Tapi worth lah, daripada bayar seminar ratusan dolar buat dasar-dasarnya doang!
Sejarah Investasi Reksadana
Alkisah pada abad 18, ketika Indonesia masih dijajah ternyata ada seorang pedagang Belanda bernama Adriaan van Ketwich yang punya ide “diversifikasi investasi” di negeri tulip sana. Beliau berfikir untuk menjaring investor kecil yang modalnya masih minim.
Mutual fund atau reksadana dengan nama “Eendragt Maakt Magt”, bisa dianggap sebagai yang pertama di muka bumi ini.
Di abad 19, ternyata ide menge-pool-kan duit dan membagi risiko mulai menyebar luas terutama di kawasan Inggris dan Prancis, bahkan merambah sampai ke Amerika Serikat. Lagi-lagi kita belum merdeka pas itu, Soekarno saja belum lahir.
The Boston Personal Property Trust memberikan lembaran baru, masa depan dari reksadana modern dunia. Di produk inilah awal mula investor boleh meminta untuk menarik dananya. Barulah pada tahun 1928, muncul reksadana yang ditawarkan di publik dengan nama Massachusetts Investors’ Trust.
Bagaimana dengan Indonesia?
Kadang ada orang yang menyamakan reksadana dengan danareksa. Saya klarifikasi ya, danareksa itu nama perusahaan yaitu PT Danareksa. Memang dia memelopori reksadana pada tahun 1976, sebagai salah satu BUMN yang kerjaannya jadi perusahaan investasi termasuk broker saham dan jualan reksadana.
Jenis-Jenis Reksadana
Kalau untuk model bisnisnya sih ada yang konvensional dan syariah, tapi untuk jenisnya…
Abrakadabra.. Ternyata banyak lho jenis investasi reksadana. Dan tahukah kalian kalau investasi reksadana terbagi menjadi bermacam berdasarkan penempatan dana nya. Yuk kita lucuti satu persatu,
1. Reksadana Pasar Uang
Bisa dibilang bahwa reksadana pasar uang merupakan model investasi reksadana yang paling konservatif. Dengan menempatkan 100% dana nya di instrumen yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun, seperti obligasi dan deposito.
Kiat Investasi Reksadana:
Cara berinvestasinya harus disesuaikan dengan instrumen yang ada di dalamnya. Karena isinya adalah produk yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun, cocok buat untuk investasi jangka pendek.
Returnnya tidak akan tinggi pula, namun kestabilannya lebih terjaga.
2. Reksadana Pendapatan Tetap
Berikutnya adalah reksadana pendapatan tetap, isinya minimal 80% di obligasi. Tapi bukan berarti meski namanya pendapatan tetap, maka return yang Anda terima akan selalu sama!
Kenapa demikian?
Karena sejatinya harga obligasi di pasar berubah-ubah, dengan demikian ketika Anda melakukan penarikan, maka yang dihitung adalah nilai wajarnya. Selain itu perlu dipahami bahwa return dari obligasi yang didapat bukan langsung masuk ke rekening Anda, melainkan di reinvestasikan untuk meningkatkan NAB.
Kiat Investasi Reksadana:
Cocok lah ya buat yang mau investasi jangka pendek-menengah-panjang, katakanlah kurang dari 5 tahun. Risikonya moderat, diantara reksadana saham yang berfluktuasi dan reksadana pasar uang yang sangat stabil. Tapi tetap sih, kalau mau optimal ya jangka panjang.
Di artikel tentang cara memilih reksadana, saya sendiri sudah menyarankan bahwa selain reksadana pasar uang, yang lainnya lebih bagus untuk jangka panjang.
3. Reksadana Campuran
Reksadana campuran adalah jenis investasi reksadana yang paling fleksibel, dengan kebijakan 1-79% digunakan untuk saham, pasar uang, dan obligasi. Karena saking fleksibelnya, tidak jarang dalam satu manajer investasi terdapat banyak bener model reksadana campuran.
Kiat Investasi Reksadana:
Keunggulan reksadana campuran adalah fleksibilitasnya, tetapi juga menjadi nilai minusnya karena susah dianalisis. Kita tidak bisa menerapkan strategi reksadana saham atau reksadana pendapatan tetap, yang sudah jelas instrumen di dalamnya.
Jadi saran saya, tanyakan kepada si agen reksadana instrumen apa saja yang ada, dan sesuaikan strategi dengan mayoritas penempatan dananya.
4. Reksadana Saham
Bisa dibilang ini adalah reksadana yang janji kasih return paling tinggi, tapi kayak saham beneran juga, risikonya yang paling mengkhawatirkan. Isinya minimum 80% masuk ke pasar saham. Karakter di reksadana saham adalah returnnya, si manajer investasi tidak bisa mengharapkan dividen. Jadi kepiawaian doi dalam memperoleh gain penjualan saham harus diperhitungkan.
Kiat Investasi Reksadana:
Jelas kalau untuk jenis ini, khusus untuk mereka yang betah investasi jangka panjang. Fluktuasi harga saham bisa bikin pusing kalau mindsetnya masih jangka pendek. Contohnya tahun 2008 atau 2013 yang nilai saham lagi jelek, tapi kalau dibaca secara keseluruhan masih menunjukkan performa positif.
5. Exchange-Traded Fund (ETF)
Pernah denger ETF?
Jadi ini adalah jenis reksadana yang diperjualbelikan di Bursa Efek, dan perlakuannya sama seperti saham atau reksadana.
Yang menarik adalah instrumen di dalam ETF, yaitu indeks saham. Sebagai contoh di Indonesia, salah satu ETF-nya mengacu pada indeks LQ-45. Jadi pergerakan ETF selaras dengan pergerakan LQ-45.
Gampangnya begini,
Ketika beli ETF, maka uang Anda akan dibelikan saham-saham yang di dalamnya terdaftar di LQ-45 dengan proporsi yang sama dengan bobot di indeks itu sendiri. Jika LQ-45 naik 1%, begitu pula dengan Anda. Tapi masalahnya banyak yang menjual dibawah kenaikan 1% tadi, kenapa?
Hukum di bursa adalah permintaan dan penawaran, dan ETF sangat tidak likuid karena belum banyak yang tahu. Akibatnya harga yang terjadi sering tidak menunjukkan nilai yang sesungguhnya.
Namun demikian, ETF masih layak dikonsumsi karena tidak repot dan jelas. Saya sendiri mengkoleksi ETF dengan basis syariah.
Bagaimana Cara Mendaftar Untuk Investasi Reksadana?
Untuk mulai berinvestasi reksadana, hampir sama dengan cara bermain saham. Yaitu mulailah dengan menabung dan mengumpulkan modal, setelah itu membuka rekening efek.
Pasti Anda malas kan keluar panas-panasan buat buka rekening efek, cara mudahnya sih mencari di internet perusahaan investasi yang bisa ambil dokumen ke kantor atau rumah Anda. Saya sendiri selalu meminta perusahaan tersebut untuk mengambil dokumen di kantor.
Setelah beberapa hari, maka rekening efek tersebut akan terbuka dan voila! Anda bisa mulai berbelanja reksadana. Begitu, simple kan?
Wassalamualaykum reksadanaers!
Lies mengatakan
Mas,
Masih belum ngerti dengan ETF, pembelian nya apakah sama dengan reksadana lain nya, beli sejumlah nominal dan dengan NAB nya nominal kita jadi berapa unit , begitukah ?
diskartes mengatakan
Halo mba..iya hampir sama dgn reksadana konvensional..
Bedanya hanya di masalah waktu..
Di etf, dia bisa berubah setiap saat sepanjang bursa bergerak..
Semoga membantu
Lies mengatakan
Kalau gitu NAB nya bukan harian yah ? sama kayak saham harga nya bisa berubah sepanjang bursa ? minimal pembelian nya gimana Mas ?
diskartes mengatakan
Iya..tidak harian..
Karena langsung tu merujuk ke indeks..
Nilai terkecil yg pernah saya beli 300 rb.Blm pernah mencoba di bawah itu..
Begitu..semoga membantu ya
Ariesusduabelas mengatakan
Mas, tanya, misal 70% pendapatan masyarakat Indonesia ditaruh di reksadana, dan 30%nya buat konsumsi dalam jangka setahun. Kira-kira ekonomi Indonesia gimana?
Ini pertanyaan sebenarnya lanjutan dari dosen ekonomi yang kemarin bilang kalau sehari aja orang Indonesia gak belanja, Indonesia bisa kolaps.
diskartes mengatakan
Waw..
Kalo semua orang melakukan itu..Ini yg akan terjadi:
1. Reksadana nya hanya berisi reksadana saham..pun isinya sektor konsumsi.
2. Produk investasi lain selain konsumsi ga akan laku..
3. Ekonomi Indonesia bakal kerepotan..karena faktor ekonomi sendiri kn ga hanya konsumsi..
Ingat bahwa,
Y = C+I+G+S
1 hari tanpa belanja?sebenarnya itu teori yg tdk bisa diaplikasikan..yg bisa dihitung adalah berapa batas terendah belanja dan batas tertinggi di Indonesia..
Tapi menyorot pernyataan bapak dosen tadi..sebenarnya lebih mengarah bahwa ekonomi Indonesia ditopang sama belanja..dan memang demikian.
zata mengatakan
wah penting banget nih buat saya yang nggak ngerti soal reksadana. Bookmark dulu, ahhh…
diskartes mengatakan
Haha,, thanks Mba Zata. Semoga bermanfaat ya
di sekitar mengatakan
wah jadi menambah pengetahuan saya.
kayaknya mau mulai dari reksadana pasar uang dulu.
soalnya kalau nabung saja sering abis kepake.
diskartes mengatakan
hehehe
semoga sukses ya untuk reksadananya.
Salam
Gara mengatakan
Berapa modal yang mesti dikumpulkan supaya bisa mulai investasi reksadana, Mas? Oh. Rp300k. Baru baca komentar di atas, hehe.
Saya sebarkan tulisannya ke rekan kantor ya, Mas. Kebetulan kami ingin coba mulai investasi reksadana tapi masih bingung bagaimana-bagaimananya. Tulisan ini sangat mencerahkan, paling nggak kita sekarang tahu mau ngapain, hehe. Terima kasih ya.
diskartes mengatakan
Minim kok modal untuk belajar reksadana ini..
Wah, tentu saya senang doong kalo ikut disebarkan.. semoga sukses untuk investasi reksadananya yak..
mudah-mudahan menguntungkan.
Rony mengatakan
Mas sy baru tau nih ada Reksadana etf..kasih linknya dong utk informasi yg lebih jauh…mo coba investasi jg nih
diskartes mengatakan
kalau yang ngebahas lebih detail ada tu pak Rudiyanto..
saya kasih link ke beliau ya http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2011/12/19/mengenal-reksa-dana-indeks-dan-etf-2/
Nana mengatakan
Mas, klo di kota sini saya tanya ke bank2 blm ada reksadana, semisal saya mau ikut mulai menabung di reksadana saran mas apa ya? Via online di bareksa gmana mas?
Makasih
diskartes mengatakan
Hallo, maaf sebelumnya karena saya tidak merekomendasikan apapun, sebab tidak ada ikatan antara saya dengan reksadana manapun.
Anda bisa mengevaluasinya sendiri dengan langkah2 yang telah saya tulis di blog. salam
diskartes mengatakan
Banyak juga yang telah online.
Abdulloh Habib mengatakan
Hai Mas,
Tertarik banget untuk beli reksadana.. Tapi masih ragu terkait halal haramnya.. Ada tips atau pilihan2 khusus yg menjamin kehalalan dari reksadana yg kita beli ga sih? Atau mungkin Mas punya ulasan atau link yg bahas khusus masalah itu, share dong Mas hehe
diskartes mengatakan
Kalo saya, as long as MUI sudah bilang halal, saya manut