diskartes.com – Assalamualaykum teman-teman!
Sekitar dua hari yang lalu ada seorang sahabat yang bertanya kepada saya,
“Kartes, ajarin dong main saham. Gimana caranya pilih saham yang bener, tapi jangan pake analisis fundamental atau teknikal ya. Saya masih awam, puyeng.”
Karena itulah, artikel kali ini akan ngebahas makna dari sebuah investasi. Bisa ga sih berinvestasi tapi gausah mikir apa-apa, atau malah beranggapan uang yang bekerja untuk kita? Well, kita akan mulai dari…
Apa Perbedaan Investasi dan Spekulasi?
Tidak hanya di pasar saham, di berbagai produk investasi, apabila Anda tidak melakukan analisis secara menyeluruh untuk menjaga dari kemungkinan rugi maka itu disebut SPEKULASI. Sering dijumpai dalam trading saham, atau tanah katakanlah. Orang-orang yang hanya mengandalkan feeling ketika beli tetapi mengharapkan kenaikan harga tanpa memperhatikan kondisi aset secara keseluruhan, bukankah itu namanya bertaruh dengan nasib? Mereka inilah yang disebut spekulan.
Seorang investor lain cerita, pada saat mereka akan membeli rumah untuk investasi, mereka akan cerewet dan ribet. Untuk kasus rumah, sang investor akan bertanya kondisi lingkungan, sejarah rumah, sampai menghitung kemungkinan kenaikan harga dalam tahun-tahun mendatang. Bisa dibilang ada effort yang dikeluarkan!
Pasar saham Indonesia dipenuhi para spekulan dan itu membahayakan. Memang dalam beberapa kondisi tertentu akan menguntungkan sekali, memanfaatkan momentum-momentum saham gorengan. Namun mereka rentan dengan berita-berita negatif yang bersifat temporary. Selain itu, spekulan yang gemar bermain dengan saham gorengan, siap-siap saja terkena suspend saham karena sahamnya melaju terlalu kencang. Saya akan memberi contoh dengan menggunakan saham Semen Baturaja (SMBR) yang baru saja kena suspend.
Saham SMBR dihargai Rp 1.555,- pada tanggal 30 Agustus 2016, sebelum di suspen oleh BEI keesokan harinya. Bandingkan dengan harga penutupan di 30 Desember 2015 yang senilai Rp 291,-! Sebenarnya kenaikan ini bisa dimengerti apabila sektor fundamentalnya mendukung, tapi laba bersih semester pertama yang anjlok sebesar 38,9% jelas tidak mendukung penguatan saham ini. Alasannya tentu fenomena aji mumpung yang men-drive orang-orang untuk ikut membeli saham ini, hasilnya penguatan yang terlalu tinggi.
Great Bear of Wall Street
Beberapa orang di Indonesia mengaitkan saham dengan judi, nah tindakan spekulasi inilah yang sebenarnya dikatakan berjudi. Tanpa mengetahui kondisi sahamnya, mereka taroh uangnya. Kalo Anda trading dengan baik, berinvestasi dengan benar, nampaknya jauh deh dari definisi judi. Pernah dengar kisah Jesse Livermore?
Jesse Livermore mendapat julukan raja spekulan dan “Great Bear of Wall Street” karena kesuksesannya meraup untung besar ketika Depresi Besar 1929. Tapi faktanya, dia seorang trader yang memiliki berbagai rencana trading. Dia meyakini bahwa dalam pasar saham, segala sesuatu bisa dipelajari. Dia bilang gini,
“There is nothing new in Wall Street. There can’t be because speculation is as old as the hills. Whatever happens in the stock market today has happened before and will happen again.”
Dia sendiri membuat beberapa aturan ketika trading:
1. Beli saham yang sedang naik dan jual yang sedang tren turun
2. Tidak trading tiap hari, hanya ketika pasar sedang jelas bearish atau bullish
3. Tidak melawan arah pasar
4. Masuk ke pasar saham ketika sesuai perkiraan Anda
5. Berhenti trading ketika Anda merasa tidak bisa profit lagi, liburan sejenak
6. Jangan pernah menggunakan teknik average ketika loss, jadi ketika saham turun jangan beli lagi
7. Stop trading ketika mendekati margin call
Memang tidak semua caranya dipenuhi, bagaimanapun manusia bukanlah robot tanpa emosi yang bisa bekerja dengan konsisten. Namun demikian, paling tidak strategi yang dia buat menunjukkan Jesse Livermore bukanlah si sembrono yang membeli barang tanpa tahu potensi keuntungannya!
Mitos Pasar Saham
Ketika beraksi, seorang investor pasti nggak akan jauh-jauh menggunakan salah satu dari teknik fundamental atau analisis teknikal. Bahkan terkadang mengkombinasikan keduanya untuk mendapat ramuan terbaik. Bagaimana dengan para jagoan spekulan?
Para spekulan menggunakan formula-formula yang cenderung bersifat mitos dan tidak bisa dijamin akan selalu sukses. Lucunya banyak juga lhoh yang mengikutinya, seperti mitos tentang efek Januari, kemudian beli IPO langsung jual, dan masih banyak lagi mitos aneh di pasar saham. Buktinya beberapa kali bulan Januari memberi kerugian yang lumayan, dan saham IPO langsung ambles setelah diterbitkan. So daripada mengikuti mitos nggak jelas, bukankah Anda lebih baik mulai belajar untuk meraih kesuksesan di pasar saham?
Spekulasi = Seks = Candu
Siapa sih yang ga suka seks? Seriously guys, judi bikin kecanduan karena kenikmatannya setara dengan seks! Tanya aja sama penjudi-penjudi di kasino mewah Macau. Dan saya yakin, setiap manusia punya insting liar yang jika dipendam justru malah merusak. Jadi kalau Anda memang ingin coba-coba bermain spekulasi, lakukan dengan pintar. Sisakan 10% dana trading Anda khusus untuk tindakan spekulasi. Hindari pikiran liar merusak seluruh permainan, 10% cukup, tidak lebih!
Wassalamualaykum teman-teman!
dani mengatakan
Kemarin teman di catatankeluargamuda.com juga nulis tentang judi dan investasi ini. Menarik sekali memang melihat pola pikir orang yang bilang gak mau main judi tapi berspekulasi di saham 😀
diskartes mengatakan
Saya baru buka websitenya,, dan iya ternyata..
Setuju mas, mereka yang berspekulasi di saham inilah yang bikin orang-orang awam melihat saham adalah judi..
Padahal nggak juga, lha produk syariah aja ada