diskartes.com – Assalamualaykum muda-mudi!
Beberapa pekan terakhir daerah Kalijodo menjadi buah bibir di Jakarta, setelah sebelumnya area gang Dolly ditutup oleh Ibu Tri Rismaharini. Kisruh jelas tidak bisa dihindarkan, karena berdasarkan kabar dari beberapa media, setiap kawasan besar yang mengelola lahan prostitusi bisa meraup lebih dari 500 juta rupiah setiap malamnya. Bisnis prostitus memang fantastis!
Seperti biasa yang terjadi di Indonesia, segala hal yang berkaitan dengan kejadian besar langsung menuai berbagai pro-kontra, kali ini tentang keberadaan bisnis prostitusi. Yang pro berkilah karena dana sebesar itu sangat membantu menggerakkan ekonomi warga, yang kontra mendasari kegiatan tersebut sudah tidak sesuai dengan ajaran agama. Well, saya bukan seorang saint atau orang suci, tapi sudah jelas kalau saya mengambil posisi tidak sepakat dengan adanya bisnis ini.
Artikel ini tidak akan membahas pro-kontra itu, biarlah para cendekia saling berargumen. Saya lebih tergelitik untuk mengetahui, kenapa di bisnis seperti ini bisa tumbuh uang yang sangat besar.
1. Sejarah
Bisnis prostitusi bisa dianggap sebagai bisnis “penindasan” tertua, jauh sebelum munculnya bisnis MLM, forex trading, saham, atau derivatifnya. Bukti penindasan ekonomi telah ada sebelum teori ekonomi muncul di peradaban manusia. Sejak jaman Babilonia, Mesir Kuno, dan Yunani Kuno telah muncul pola semacam ini yang dikenal sebagai “temple prostitution”. Kejadian tersebut jauh sebelum Masehi, dan tentu saja belum ada bisnis saham pada masa itu.
Dengan pola yang telah terbentuk selama berabad-abad, bisnis ini dapat langsung teraplikasi secara instan. SOP nya sederhana dan hampir seragam di seluruh dunia, penjual (PSK) – mucikari (opsional) – pembeli (hidung belang) bertemu, bercinta, kemudian membayar. Kemudahan bisnis inilah yang membuat praktek prostitusi tidak akan lekang, sampai saat dimana orang dengan kemampuan paling minimum mendapatkan uang secara mudah.
2. Pengangguran
Alasan klasik namun sakti di tengah modernisasi Indonesia. BPS mengeluarkan data sedikitnya sebanyak 7,56 juta orang tercatat sebagai pengangguran di Indonesia. Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah ketika saya melakukan pencarian di google, saya menemukan ternyata masih ada orang di Indonesia yang mati karena kelaparan. Ironis sekali.
Catatan di atas tentu tidak membenarkan praktek bisnis prostitusi, namun menekankan bahwa ada peran pemerintah dan swasta terhadap perkembangan bisnis ini. Semua memiliki andil, jadi sebelum Anda menyalahkan mereka yang terperosok jurang, bukankah lebih baik Anda melempar tali untuk menolong mereka? Yang termudah dan termurah, tentu saja doa yang tulus.
3. Iklim Pariwisata
Fakta telah menunjukkan bahwa pariwisata ikut menyuburkan bisnis prostitusi. Di seluruh dunia yang menawarkan keindahan alam, selalu ada tawaran ekstra yakni keindahan “lady escort” nya. Di Indonesia, popularitas Dolly sebelum ditutup telah mengalahkan PatPong Bangkok dan Geylang Singapura. Bisa dibilang, area ini merupakan nomer 1 di kawasan Asia Tenggara dan menjadi tempat pariwisata ekstra bagi para turis lokal.
Kemudian apakah harus menutup tempat pariwisata? Jelas tidak, banyak mulut yang harus disuapin. Yang paling baik adalah dengan menata tempat pariwisata dengan sangat profesional. Membuat peraturan yang jelas, dan menegakkan norma adat yang telah dilestarikan turun temurun.
4. Sandang, Pangan, Papan, dan…Seks
Tidak bisa dipungkiri, seks merupakan naluri dasar manusia. Idealnya, kita harus bisa mengendalikan dorongan ini. Okay, stop kuliah moralnya. Yang ingin ditekankan adalah kebutuhan seks telah menjelma menjadi kebutuhan primer manusia, bahkan tidak jarang seks mengalahkan kebutuhan papan.
Anda tidak percaya? Well, silakan survei sendiri ke tempat jualan kenikmatan di Jakarta atau sekitar daerah Anda. Akan ada orang-orang yang bahkan belum memiliki rumah untuk tempat tinggal namun mengeluarkan duit yang lumayan banyak di tempat maksiat tersebut. Wo..wow..wo…jangan lihat ke arah saya! Semoga kita semua selamat dunia akhirat.
Wassalamualaykum muda-mudi!
Gara mengatakan
Kebetulan saya sedang menulis draft tentang prostitusi dan ketemu tulisan ini. Terima kasih Mas, jadi bisa lihat dari insight yang berbeda, hehe. Prostitusi memang topik yang seru banget buat dibahas ya. Tapi di saat yang sama juga sangat susah, soalnya salah-salah nanti kitanya dapat omongan aneh-aneh, haha. Yang jelas, dengan mengabaikan banyak hal dan banyak logika, prostitusi ini mudah, murah, dan hasilnya besar. Hm…
diskartes mengatakan
Wow, mau bikin tulisan apa nih nyangkutin prostitusi. Kayaknya menarik..
Nanti di share ya
Hahaha, kalo ga berdosa mah industri paling menggiurkan memang prostitusi..wkwkwkkw