diskartes.com – Assalamualaykum Guys!
Dalam beberapa pekan terakhir ini iklan seminar bertema “beli rumah tanpa utang” sedang naik daun. Sementara itu di laman media sosial saya, sejumlah teman sedang menjajakan rumahnya dengan harga yang menarik. Terakhir beberapa hari lalu, ada seorang sahabat meminta saya menjualkan rumah yang pada tahun 2011 dibeli dengan harga 200 jutaan, sekarang hendak dijual 600 juta. Kenaikan harga rumah dan bisnis di bidang ini memang selalu menggiurkan setiap tahunnya, tetapi bagaimana bisa harga rumah di Jakarta selalu naik?
1. Supply and Demand
Dalam kondisi ekonomi yang wajar, hukum permintaan dan penawaran selalu berlaku untuk menentukan harga apapun, entah itu rumah, saham, mata uang asing, dan lain sebagainya. Jadi apabila Anda membandingkan sebuah rumah A di luar kota harganya “cuma” Rp 200 juta, sedangkan dengan bentuk dan luas yang sama kenaikan harga rumah di Jakarta bisa mencapai Rp 700 juta, Anda sudah tahu sebabnya. Permintaan tempat tinggal di Jakarta sudah terlampau banyak, sehingga harganya terus merangkak naik.
2. Penawaran sulit bertambah
Artikel ini bukan jurnal, jadi tabel di atas tidak perlu dinarasikan untuk Anda bukan? Poin menarik dari tabel di atas adalah jumlah penduduk mengalami kenaikan meski hanya sekitar 1% setiap tahunnya, tetapi luas wilayah TIDAK mungkin bertambah. Oleh karena itu, yang menjadi primadona saat ini adalah tempat tinggal pencakar langit seperti apartemen atau rumah susun.
3. Ekspektasi pasar
Dari ilustrasi di atas, terlihat bahwa harga pertama kali ditentukan penjual. Berapapun suatu barang dinilai, namun keputusan harga pertama tetap ditentukan penjual, meskipun pada akhirnya mereka akan merasionalisasi dengan kemampuan pembeli.
Kemudian apa yang terjadi di Jakarta? Keadaan sudah sedemikan rumit, dimana konsep kepemilikan rumah tidak hanya untuk ditinggali namun diinvestasikan. Orang melakukan investasi karena “yakin” bisa menjual kembali dengan harga jauh lebih tinggi.
Kesimpulannya adalah kenaikan harga rumah di Jakarta terjadi karena ekspektasi penjual atas hasil investasi mereka di masa lalu meyakini harga rumah layak menjadi mahal bertemu dengan ekspektasi pembeli yang memprediksi harga rumah di masa depan bisa lebih tinggi dari harga saat ini. Pembeli atau investor di Jakarta yang melimpah, ditambah semakin banyaknya orang kaya di negeri ini membuat kenaikan harga rumah di Jakarta tidak bisa dihindari.
4. Magnet Megapolitan
Sebagai ibukota negara, Jakarta memiliki magnet bagi perantau dari luar yang terpesona bak fatamorgana di gurun pasir. Padahal Gubernur DKI Jakarta dari tiap era terus mengingatkan kepada setiap orang yang ingin hidup di Jakarta harus punya skill yang mumpuni.
Kita tidak akan membahas masalah kemiskinan, tapi tahukah Anda bahwa lonjakan tambahan penduduk ini merupakan pangsa pasar yang menggeliatkan perekonomian daerah. Bukan kebetulan jika pendapatan daerah DKI Jakarta termasuk yang paling berkilau di antara daerah lainnya.
Selain perantau, ternyata magnet lainnya adalah magnet investasi. Dengan tingginya pendapatan provinsi ini, menaikkan permintaan pembelian rumah dari investor luar Jakarta.
Ada seorang blogger manajemen kenamaan yang menyebut bahwa hubungan intim yang berujung pada bertambahnya jumlah anak menjadi penyebab kenaikan harga rumah menjadi tidak terkendali. Saya sendiri tidak sepakat dengan hal tersebut, karena di luar Jakarta masih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan dan alam memiliki cara tersendiri untuk mengendalikan populasi manusia. Yang utama adalah mengusahakan anak-anak kita menjadi SDM yang berkualitas.
Wassalamualaykum..
Bitd mengatakan
Saya sepemahaman dg analisa bapak