Diagram candlestick merupakan salah satu jenis diagram keuangan yang sering dipakai untuk memantau pergerakan saham. Di dalamnya ada candle bullish, ada pula pola candle bearish, dan sebagainya. Adalah penting bagi investor dan trader untuk mempelajari hal ini dengan saksama sebelum benar-benar melakukan trading atau membeli dan menjual sahamnya.
Candlestick ini awalnya digunakan oleh para pedagang padi di Jepang berabad tahun yang lalu, yang kemudian dimodernkan dan dipakai hingga sekarang. Investor dan trader sering menggunakan candlestock ini, karena dianggap lebih akurat untuk menggambarkan kondisi pasar ketimbang bentuk diagram yang lain.
Dinamai candlestick, karena bentuk persegi panjangnya dengan kedua ujung memiliki garis tampak seperti lilin dan sumbunya. Setiap candlestick biasanya mewakili data harga saham dalam satu hari. Seiring waktu, data-data pergerakan saham tersebut terekam, sehingga menghasilkan pola-pola tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh investor untuk mempertimbangkan hendak membeli atau menjual saham tertentu.
Cara Membaca Single Candlestick
Seperti yang sudah disebutkan di atas, setiap candle akan mewakili data harga saham yang meliputi harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi, dan harga rendahnya.
Bentuk persegi panjang pada candlestick disebut dengan body, dan dari warnanya, investor akan tahu apakah harga pembukaan atau harga penutupan lebih tinggi atau rendah. Jika body candle berwarna hitam atau merah, maka itu artinya harga penutupan untuk periode tersebut lebih kecil daripada harga pembukaan, yang disebut candle bearish dan menunjukkan tekanan jual. Sementara jika body candle berwarna putih atau hijau, maka itu artinya harga penutupan lebih besar daripada pembukaan. Hal ini menunjukkan adanya candle bullish, dan ada tekanan pembelian.
Garis pada ujung body candle disebut shadow, yang menunjukkan seluruh rentang aksi harga untuk hari tersebut, dari rendah ke tinggi. Shadow yang ada di atas akan menunjukkan harga tertinggi saham untuk hari itu, sedangkan shadow bawah menunjukkan harga terendah untuk hari yang sama.
Pola Candle Bullish
Seiring waktu, sekelompok candlestick secara harian akan membentuk pola-pola tertentu. Untuk memudahkan, pola-pola ini pun diberi nama yang deskriptif. Misalnya seperti three white soldier, dark cloud cover, hammer, morning star, dan sebagainya. Pola ini terbentuk selama 1 – 4 minggu, dan inilah yang sering dicermati oleh investor dan trader sebagai bahan analisis untuk memproyeksikan harga saham ke depannya.
Nah, ada prinsip besar yang harus dipahami jika ingin mempelajari mengenai candle bullish dan pola-pola candlestick lainnya:
Pola pembalikan bullish harus terbentuk dalam tren turun. Kalau tidak, maka pola itu bukanlah pola bullish, tetapi pola kelanjutan.
Sebagian besar pola pembalikan arah bullish akan membutuhkan konfirmasi. Dengan kata lain, pola tersebut harus diikuti oleh langkah harga yang berbalik arah, yang dapat direpresentasikan oleh munculnya candlestick panjang berwarna hijau atau putih dan disertai dengan volume perdagangan yang tinggi. Tak boleh sembarangan, konfirmasi ini harus diamati dalam waktu 3 hari sejak pola pertama muncul.
Pola pembalikan arah bullish berikutnya dapat dikonfirmasi melalui cara lain dari analisis teknikal tradisional, seperti dengan trend lines, momentum, oscillator, dan indikator volume—untuk menegaskan kembali adanya tekanan pembelian.
Ada banyak pola candlestick yang bisa menunjukkan adanya peluang tekanan pembelian. Di sini, kita akan fokus dulu pada 5 pola candle bullish yang dapat memberikan sinyal pembalikan terkuat.
1. Hammer atau Inverted Hammer
Hammer adalah pola pembalikan candle bullish yang menandakan bahwa saham berada dekat ambang bawah downtrend-nya. Body candle akan memendek, dengan shadow yang lebih rendah memberikan sinyal bahwa penjual melakukan tekanan harga lebih rendah dalam sesi perdagangan, dan kemudian diikuti oleh tekanan pembelian yang kuat dan mengakhiri sesi pada penutupan yang lebih tinggi.
Meski demikian, kita harus melakukan konfirmasi lebih dulu mengenai uptrend yang akan terjadi dengan cara mengawasinya secara cermat dalam beberapa hari ke depan. Arah pembalikan candle bullish ini juga harus divalidasi melalui kenaikan volume perdagangan.
Inverted hammer juga terbentuk dalam downtrend, dan dapat merepresentasikan peluang terjadinya pembalikan arah candle bullish. Pola ini mirip sih dengan hammer, hanya saja shadow atas lebih panjang, yang menunjukkan adanya tekanan pembelian setelah harga pembukaan, yang diikuti oleh tekanan jual yang cukup kuat, yang tetap saja tak dapat menurunkan harga di bawah nilai pembukaannya.
Sekali lagi, konfirmasi akan terjadinya bullish diperlukan, yang bisa datang dalam bentuk candle panjang berwarna putih atau hijau, yang disertai dengan volume perdagangan yang tinggi.
2. Bullish Engulfing
Pola candle bullish berikutnya adalah bullish engulfing yang merupakan pola pembalikan yang terdiri atas 2 candlestick. Candle kedua akan tampak seperti “menelan” tubuh candle pertama, dengan mengabaikan panjangnya shadow.
Pola ini muncul dalam downtrend, dan merupakan kombinasi dari satu candle berwarna hitam atau merah yang diikuti oleh candle lain berwarna putih atau hijau yang lebih besar.
Pada hari kedua, harga pembukaan lebih rendah dari titik terendah sebelumnya, tetapi ada tekanan beli yang mendorong harga naik ke level lebih tinggi daripada titik tertinggi sebelumnya, dengan puncak kemenangan bagi pembeli.
Disarankan untuk masuk dulu ke posisi yang lebih panjang ketika harga bergerak lebih tinggi daripada candle yang menempati posisi atas, agar pembalikan downtrend terkonfirmasi dengan baik.
3. Piercing Line
Mirip dengan pola bullish engulfing, piercing line merupakan pola pembalikan candle bullish yang terdiri atas 2 candle, yang juga terjadi pada downtrend.
Candle pertama merupakan candle panjang berwarna hitam atau merah yang kemudian diikuti oleh candle berwarna putih atau hijau dengan posisi lebih rendah daripada penutupan sebelumnya. Selanjutnya, tekanan beli akan mendorong harga setengah atau sampai dengan dua pertiga ke dalam body candle hitam atau merah.
4. The Morning Star
Seperti namanya, morning star merupakan sinyal cerah dalam downtrend yang suram. Pola ini terdiri atas 3 candle; ada satu candle yang memiliki body pendek—yang disebut doji—dan berada di antara candle berwarna hitam atau merah dengan candle yang berwarna putih atau hijau.
Warna body candle pendek ini bisa saja putih/hijau atau hitam/merah, dan tak ada tumpang tindih antara body-nya dengan body candle yang ada di sebelah kirinya. Hal ini menunjukkan sinyal bahwa ada tekanan jual yang terjadi sehari sebelumnya, tetapi sekarang sudah mereda.
Candle putih yang ada di paling kanan akan tumpang tindih dengan candle hitam, sehingga menunjukkan adanya tekanan beli yang baru dan menjadi awal pembalikan candle bullish, terutama jika dikonfirmasi oleh volume perdagangan yang tinggi.
5. The Three White Soldiers
Pola candle bullish terakhir ini biasanya diamati setelah periode downtrend atau setelah adanya konsolidasi harga. Pola ini juga terdiri atas 3 candle putih atau hijau yang panjang, yang semakin hari semakin tinggi. Setiap candle putih/hijau yang muncul akan lebih tinggi daripada posisi sebelumnya, menunjukkan adanya tekanan beli yang stabil.
Investor dan trader haruslah berhati-hati kalau candle putih tersebut tampak terlalu panjang, karena dapat menarik short seller dan mendorong harga saham turun lagi lebih jauh.
Contoh Penampakan Berbagai Pola Candle Bullish
Nah, jika beberapa pola candle bullish di atas kita lihat bersamaan, maka contohnya akan seperti ini.
Nah, terlihat ya, seperti apa gambarannya.
Kesimpulan
Dalam praktiknya, candlestick harus digunakan sebagai alat analisis teknikal bersama dengan indikator lainnya. Dengan demikian, hasil analisis akan lebih valid, dan pertimbanganmu untuk membeli atau menjual saham bisa semakin akurat.
Kelima pola candle bullish di atas memang sangat populer digunakan untuk mencari sinyal beli. Pola-pola tersebut dapat membantu kita mengidentifikasi perubahan sentimen, terutama ketika tekanan beli lebih besar daripada tekanan jual. Pembalikan arah candle bullish seperti ini dapat memunculkan potensi keuntungan yang cukup besar dan jangka panjang. Namun, bukan berarti pola tersebut tidak ada peluang untuk berbalik arah lagi. Karena itu, sebagai trader atau investor, kamu mesti melakukan konfirmasi dengan mempelajari pola-pola lainnya.