Beberapa waktu yang lalu, sempat baca headline berita tentang Presiden Jokowi yang mengaku sedih karena banyak orang lebih memilih untuk berobat ke luar negeri, hingga menyebabkan Indonesia kehilangan devisa sektor kesehatan sebesar Rp110 triliun.
Yang langsung kepikiran adalah … Lah, Pak? Ke mana aja?
Ini data yang didapat dari Katadata untuk tahun 2015 – 2017.
So, sebenarnya hal ini sudah lama terjadi, tapi entah kenapa pemerintah baru sadar sekarang. Banyak orang memilih untuk berobat ke luar negeri saat sakit, hingga menghabiskan jutaan rupiah. Kadang sudah bikin bertanya-tanya sendiri, apakah memang enggak bisa diobati di Indonesia? Bukannya kalau di negeri sendiri, biaya kesehatan seharusnya lebih murah? Atau sebegitu tidak meyakinkannya layanan kesehatan di negara sendiri?
Padahal, baik enggaknya sistem kesehatan itu menjadi indikator tersendiri terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat? Kalau kayak begini kasusnya, terus artinya apa?
Dan, ke mana orang-orang itu berobat? Negara mana yang dituju? Memangnya seperti apa sistem kesehatan di sana, hingga orang bisa begitu percaya dibandingkan dengan kondisi di negeri sendiri?
Penyebab Orang Lebih Suka Berobat ke Luar Negeri: Mencari yang Terbaik?
Yang Terbaik di Asia Tenggara
Berikut adalah 10 kota dengan tingkat perawatan kesehatan yang terbaik di Asia Tenggara sesuai dengan skor Indeks Perawatan Kesehatan 2022, diambil dari Databoks.
Chiang Mai di Bangkok menjadi kota dengan perawatan kesehatan terbaik di Asia Tenggara dengan skor 83,81 poin. Bangkok dan Pattaya menjadi kota lain yang menempati peringkat ketiga dan keempat.
Thailand memang sejak lama sudah menjadi salah satu destinasi wisata medis. Ada 1.000 rumah sakit di Negeri Gajah Putih tersebut, dan 470 di antaranya merupakan rumah sakit swasta. Bahkan Bangkok Hospital merupakan rumah sakit Asia pertama yang memiliki sertifikat ISO 9001: 2000, sekaligus akreditasi Joint Commission International. Hal ini kemudian diikuti oleh tak kurang 37 rumah sakit swasta di Thailand lainnya.
So, dengan segala fasilitas dan sarana prasarana yang sangat memadai tersebut, orang pun punya trust tersendiri untuk bisa berobat ke luar negeri, terutama mereka yang langsung menuju ke Thailand.
Singapura juga menempati peringkat ke-5 sebagai kota dengan tingkat perawatan kesehatan terbaik di Asia Tenggara, dan menjadi salah satu yang terbaik juga sedunia. Singapura sepertinya selalu menjadi top of mind ketika orang ingin berobat ke luar negeri. Enggak heran, karena dokter dan perawatnya—konon—sangat berpengalaman, dan dilengkapi juga dengan berbagai peralatan canggih teknologi tinggi. Karena itu, laris meski katanya juga terbilang mahal.
Sementara itu, kalau dilihat dari data yang sama, Jakarta menempati urutan terbawah. Jakarta “hanya” punya skor Indeks Perawatan Kesehatan sebesar 56,89 poin.
Yang Terbaik di Dunia
Sementara, siapa yang terbaik di dunia?
Ini dia datanya.
Data ini dicuplik dari situs CEO World. Kalau mau lihat lengkap, silakan ikuti link yang sudah ditautkan.
Korea Selatan adalah juaranya, dengan skor indeks mencapai 78.72 poin. Ini enggak heran sih, karena pemerintah Korea Selatan sejak lama berinvestasi cukup besar pada layanan kesehatan. Tahun 1950-an, pusat-pusat imunisasi dibangun hingga ke desa. Kemudian di tahun 1960-an, insentif diterapkan agar dokter dan tenaga medis bisa disediakan di setiap daerah bahkan yang paling pelosok sekalipun.
Sementara, dalam daftar tersebut, di mana Indonesia?
Ternyata Indonesia ada di urutan 52, setelah Polandia dan sebelum Afrika Selatan, dengan skor indeks “hanya” 38.95. Sangat jauh jika dibandingkan dengan Korea Selatan.
Kesadaran untuk berperilaku hidup sehat juga sudah didorong oleh pemerintah dengan adanya pendidikan kesehatan mulai dari sekolah. Anak-anak sekolah tingkat paling dasar sudah tahu bagaimana sanitasi yang baik, kebersihan makanan, kapan harus dapat imunisasi, sampai kesehatan ibu dan keluarga berencana pun disosialisasikan secara masif.
Dari Korea Selatan seharusnya kita bisa belajar. Masalah kesehatan telah menjadi prioritas utama di negara tersebut sejak awal perkembangannya. Saat layanan kesehatan menjadi sangat memadai, kesehatan masyarakat terjamin, sumber daya manusianya kuat, maka negara tersebut pun akan menjadi destinasi banyak orang yang ingin berobat ke luar negeri.
So, pertanyaannya bukan mengapa banyak orang Indonesia yang gemar berobat ke luar negeri, melainkan ada apakah di negeri ini hingga orang lebih memilih untuk berobat ke negara lain?
Penyebab Orang Lebih Suka Berobat ke Luar Negeri: Biaya?
Ada yang bilang, berobat ke luar negeri lebih murah. Ada yang menyebutkan bahwa biaya berobat di Indonesia belum termasuk obat dan akomodasi, di luar negeri sudah termasuk obat dan akomodasi.
Mari kita lihat.
Berikut adalah biaya berobat di salah satu rumah sakit di Penang, sesuai data yang ada di Link Sehat, yang dibandingkan dengan biaya berobat di rumah sakit Indonesia dari hasil penelusuran aplikasi kesehatan.
Penang | Indonesia | |
Konsultasi dokter spesialis | Rp340 ribu – Rp1 juta | Rp250.000 – Rp750.000 |
Bypass jantung | Rp130 juta – Rp207 juta | Rp63 juta – Rp130 juta |
Pasang ring jantung | Rp60 juta – Rp138 juta | Rp80 juta – Rp150 juta |
Endoskopi | Rp5 juta – Rp13 juta | Rp2 juta – Rp5.4 juta |
Operasi katarak | Rp10 juta – Rp30 juta | Rp6.5 juta – Rp16 juta |
Operasi kelopak mata | Rp13 juta | Rp7 juta – Rp55 juta |
Medical checkup lengkap | Rp3 juta | Rp500 ribu |
Tentu saja, biaya-biaya di atas masih harus diteruskan lebih banyak untuk bisa melihat gambarannya. Tapi dari sini kita mulai bisa melihat gambar besarnya kan, bahwa soal biaya itu sangat relatif.
Ada banyak pemeriksaan kesehatan di Indonesia yang lebih murah daripada pengobatan di luar negeri, contohnya dalam hal ini Penang.
Mau lebih rinci, berikut ada beberapa biaya tambahan yang harus disiapkan juga jika seseorang mau berobat ke luar negeri.
Aplikasi paspor dan visa
Yang belum punya paspor, berarti ya harus mengurus dulu. Visa medis juga harus dicek, apakah dibutuhkan. Kalau ke negara-negara di Asia Tenggara, sepertinya enggak perlu. Tetapi, kalau mau berobat ke luar negeri seperti ke Korea Selatan atau India, kamu perlu mengurus visa sesuai ketentuan.
Tiket pesawat
Tiket pesawat naiknya nggak kira-kira belakangan, betul?
Dicek dari sebuah aplikasi pemesanan tiket, misalnya ke Korea harga tiket pesawat antara Rp5.5 juta hingga Rp10 juta untuk sekali berangkat. Untuk ke Malaysia, tiket pesawat sekitar Rp2 juta hingga Rp3 juta.
Kalau berobatnya dilakukan di musim liburan, bisa jadi akan lebih mahal lagi.
Akomodasi
Mungkin kamu akan harus tinggal beberapa hari, pun ditemani oleh keluarga untuk berobat ke luar negeri. So, akan butuh tempat untuk menginap. Harganya pastinya bervariasi banget, tergantung wilayah dan kelasnya. Jangan lupa untuk melakukan survei dulu, seenggaknya secara online, agar kamu tahu gambaran antara harga dan fasilitasnya.
Biaya medis tambahan
Misalnya kamu menderita satu penyakit, maka biasanya ada juga tindakan lain yang diperlukan untuk dilakukan. Tindakan lain ini pastinya akan ada biayanya juga. Misalnya saja seperti ada anestesi, ada laboratorium, dan materi-materi lainnya. So, cari informasi sebanyak-banyaknya terkait prosedur penyakit dan tindakan apa saja yang diperlukan.
Biaya hidup
Perlu diingat bahwa kamu dan siapa pun yang menemanimu juga butuh biaya transportasi saat berada di negara yang bersangkutan, makan, dan lainnya.
Nah, kalau dilihat dari kondisi di atas, gimana kira-kira? Apakah biaya berobat ke luar negeri memang semurah itu? Atau, mungkin ada alasan lain selain hal-hal yang sudah dijelaskan di atas yang menyebabkan orang Indonesia lebih suka berobat ke luar negeri?