Zaman sekarang semua memang dipermudah, ya kan? Terutama buat belanja. Serbagampang, serbainstan, serba-bisa dikirim, yang penting kita harus memastikan melakukan transaksi aman saat belanja online.
Sebenarnya juga, sudah banyak cara atau fasilitas ditawarkan oleh pihak penyelenggara situs belanja online untuk bisa menjamin terjadinya transaksi aman. Kayak metode COD, misalnya, yang memungkinkan pembeli membayar ketika barang sudah sampai di tangan. Tapi, begitu pun juga masih terjadi banyak kasus penipuan.
Berikut beberapa modus penipuan belanja online yang bisa terjadi.
Modus Penipuan Belanja Online
1. Email phising
Modus ini sebenarnya klasik banget, dan sudah ada sejak internet 1.0. Tapi ya begitulah, semakin ke sini bukannya orang semakin bisa belajar, tapi justru korbannya bertambah banyak seiring waktu. Ya gimana ya, soalnya pengguna internet juga selalu beregenerasi kan?
Phising biasanya dilakukan dengan cara mengirim email atau pesan di platform tertentu, yang mengajak korban untuk mengklik link yang mengarah ke toko online, tapi sebenarnya yang palsu. Para penipu biasanya mengincar data pribadi si korban, seperti identitas dan informasi pembayaran korban. Kalau diklik melalui email, maka biasanya email kemudian dapat diretas dan dipergunakan untuk berbagai keperluan si penipu. Apalagi sekarang banyak situs penting yang untuk login menggunakan email, dan orang cenderung menggunakan email yang sama untuk berbagai kebutuhan tersebut kan? So, dengan mendapatkan 1 alamat email, penipu bisa mendapatkan akses ke banyak tempat..
Modus ini memang klasik, tetapi paling berbahaya.
2. Resi palsu
Modus kedua ini juga sering kejadian. Setelah melakukan pembayaran, biasanya penjual akan memberikan resi pengiriman sebagai bukti bahwa proses pembelian berjalan dengan baik. Sayangnya, resi yang dikirim palsu.
Kok bisa ya, mereka mengirim resi palsu? Salah satu caranya adalah dengan mengambil dari berbagai postingan resi yang sering dikirim oleh akun toko online resmi yang lain. Nah, makanya hati-hati kalau lagi belanja online ya. Transaksi aman lakukan di platform yang terjaga privasinya. Jangan posting bukti transfer atau resi di publik. Bisa dicatut.
Kalau resi palsu yang diperlihatkan, sudah jelaslah ya, bahwa barang tidak akan dikirim. Alhasil, nunggu sampai lebaran monyet juga enggak akan keterima barang pesanannya.
3. Iming-iming harga spesial
Banyak juga penipu belanja online yang mengiming-imingi harga spesial, diskon, promo, dan sebagainya. Sayangnya, begitu yang tertarik sudah transfer, si penjual melakukan blokir terhadap pembeli, dan kabur.
Ini juga modus klasik, dengan mempergunakan aspek urgensi. Bikin pembeli rusuh, terburu-buru dalam mempertimbangkan, sehingga karena waktunya sempit, jadi impulsif.
4. Dikirim tidak sesuai pesanan
Enggak sedikit toko online mengaku baranagnya ori, berkualitas, harga murah, dan berbagai keunggulan lain. Nyatanya, setelah barang dikirim, ternyata entah palsu, cacat, beda, atau bahkan datang cuma kardus doang. Nggak ada isinya.
Biasanya sih ini banyak kejadian ketika kita membeli elektronik atau smartphone.
5. Tambahan biaya
Kadang pembeli sudah oke, dan transferlah sejumlah dana sesuai pembelian (dan ongkos kirim, jika ada). Tapi setelah itu, dapat notif atau pesan dari penjual, bahwa uang yang dikirim kurang.
Lah? Padahal sudah dikirim sesuai invoice.
Ternyata, harga barang belum update. Atau ada biaya lain yang perlu ditambahkan, misalnya biaya pengemasan atau packaging. Yha, mungkin jumlahnya tak seberapa. Mungkin juga ini ketidaksengajaan dan bukan modus penipuan. Tapi ya, telanjur KZL dong ya?
Belanja Online Aman
Belanja online sekarang memang jadi cara termudah untuk membeli apa pun. Sejak pandemi, aktivitas ini semakin meningkat saja intensitasnya. Bahkan, konon, selama pandemi, alih-alih turun, kegiatan ini justru meningkat 4 kali lipat. Hal ini sejalan dengan anjuran pemerintah yang meminta warga negara Indonesia untuk tetap tinggal di rumah.
Memang metode online ini memudahkan, tetapi di baliknya ada risiko keamanan yang harus dipahami. Beberapa yang perlu diperhatikan adalah soal keamanan data pribadi dan juga transaksinya sendiri.
Cek situs web
Kalau kamu hendak belanja online, terutama melalui situs-situs belanja, maka pertama kali yang harus dicek adalah status situs webnya sudah menampilkan ikon gembok pada alamat domain yang diakses atau belum.
Kamu bisa cek di bagian atas, ada di samping alamat domain web yang bersangkutan. Jika icon gembok terlihat jelas, maka itu artinya web tersebut sudah https, alias aman dalam menyimpan data pribadi yang kamu masukkan. Namun, jika gemboknya dicoret, kamu mendingan tak perlu meneruskan transaksimu.
Perlu dicatat ya, bahwa tak semua website memang harus menggunakan protokol https ini. Namun, syarat https ini mutlak diperlukan kalau ada fitur transaksi dalam situs tersebut.
Hanya beli dari penjual yang tepercaya
Zaman sekarang siapa pun bisa membuka toko online dengan cara apa saja. Sudah belanja di ecommerce atau marketplace pun, kita tidak akan serta merta lolos atau kebal terhadap penipuan. Upaya penipuan itu bisa dilakukan dengan cara apa pun juga, soalnya. Para penipu juga semakin kreatif menemukan modus baru.
So, pastikan kamu membeli barang dan melakukan transaksi aman dengan penjual yang tepercaya. Bagaimana caranya memastikan hal ini? Kamu bisa:
- Cek rating, jika penjual tersebut ada di deretan seller marketplace
- Baca-baca review barangnya, adakah komplain yang harus serius diperhatikan?
- Cek jejak digitalnya, bisa search di Google atau cari akunnya di media sosial. Paling ampuh sih coba search dengan kata kunci “penipuan [nama toko online]”. Coba dicek apa pernah ada kasus serius menimpa mereka.
Pakai metode pembayaran yang aman
Untuk transaksi aman belanja online, kartu kredit memberikan jaminan yang lebih baik daripada kartu debit. Ada banyak alasannya.
Salah satunya adalah kartu kredit dilengkapi dengan fasilitas pembatalan transaksi jika dirasa merugikan. Hal ini tidak bisa didapatkan dari pembayaran dengan kartu debit ataupun transfer bank yang langsung terhubung ke tabungan.
Selain itu, transaksi aman juga bisa dipastikan dengan berbelanja di marketplace atau ecommerce yang memiliki rekening bersama, yang bisa memungkinkan kita untuk mengajukan komplain ketika barang tidak sesuai dan menunda pembayaran pada penjual.
Belanja COD dengan Aman
Salah satu metode belanja yang belakangan marak dan ditestimoni sangat membantu bagi mereka yang pengin lebih aman, atau bukan tech savvy adalah opsi belanja dengan COD, alias cash on delivery.
Metode belanja online ini juga dinilai cukup aman dan menjamin sampainya barang pesanan ke tujuan, karena pembayaran dilakukan setelah barang diterima oleh pemesan. Meski demikian, metode ini tetaplah ada risikonya. Seperti barang enggak sesuai dengan spesifikasi saat dipromosikan atau ditawarkan, atau bahkan barang palsu.
So, agar bisa tetap melakukan transaksi aman, berikut beberapa tip yang bisa dicoba.
Pahami cara kerja, syarat, dan ketentuan COD
Banyak kasus terjadi, misalnya seperti kasus ada ibu yang marah-marah pada kurir karena barang yang datang berbeda dengan pesanan, padahal kemasan sudah diobrak-abrik. Terlihat banget bahwa yang bersangkutan sebenarnya enggak paham dengan sistem COD ini. Hal ini banyak terjadi pada kasus belanja online yang dilakukan di marketplace.
So, sebelum belanja online memanfaatkan fitur ini, ada baiknya kamu pelajari dulu cara kerja, syarat, dan ketentuannya. Lalu ikuti petunjuknya ya. Jangan asal pakai, tapi pada akhirnya komplain nggak jelas, hanya karena kamu yang kurang paham.
Janjian ketemu di lokasi yang ramai, setidaknya ada teman yang menyaksikan
Berikan lokasi tempat bertemu yang cukup ramai. Jika nantinya kurir yang akan mengantar, maka pastikan lokasi tersebut dengan mudah dijangkau oleh kurir.
Biasanya, jika lokasinya cukup nyaman, maka kita akan terbawa nyaman juga, sehingga bisa bertransaksi dengan aman pula.
Cek barangnya dengan cermat
Kamu juga bisa mengajak teman untuk ikut jadi saksi transaksi. Selain membuatmu juga lebih nyaman, kehadiran teman bisa membantumu untuk memastikan proses transaksi sesuai dengan kesepakatan. Kalau misalnya COD dengan penjualnya langsung, kamu bisa meminta izin untuk mengecek dulu barang yang kamu pesan, lalu minta pendapat teman apakah sesuai dengan spesifikasinya. Baru kemudian kamu melakukan pembayaran.
Namun, jika via kurir, biasanya ada aturan bahwa pembayaran harus dilakukan sebelum kemasan dibuka. Kamu bisa memastikan dengan memeriksa apakah kemasan masih baik, rapi, dan rapat tertutup, baru kemudian melakukan pembayaran.
Jangan lupa video unboxing
Salah satu syarat untuk bisa mengajukan komplen belanja online sekarang adalah adanya bukti berupa video unboxing. Dengan video ini, akan lebih mudah terlihat—jika ada kesalahan pada barang, kita jadi tahu dengan lebih pasti masalahnya di sebelah mana.
Buatlah videonya sejelas mungkin, agar dapat dimanfaatkan jika ada komplain.
Nah, itu dia beberapa hal terkait transaksi aman belanja online dan COD yang bisa kamu lakukan. Semoga kasus-kasus penipuan belanja online bisa berkurang, seiring bertambah wawasan dari para pembeli ini.