Di tengah pandemi virus COVID-19 yang tak kunjung usai ini, enggak ada salahnya untuk kembali mengatur strategi keuanganmu, terutama untuk investasi jangka panjang dengan saham.
Yah, meskipun kamu pasti juga sudah tahu sih–apalagi kalau kamu sudah lama memulai investasi sahammu–bahwa selama pandemi ini hampir semua saham mengalami penurunan nilai dan bergejolak. Bahkan di saat awal pandemi menyerang Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beberapa kali mengalami tren negatif dan sangat fluktuatif.
Namun, ini nggak akan jadi masalah, kalau saham menjadi pilihanmu sebagai instrumen investasi jangka panjang, paling tidak minimal 5 tahun. Banyak investor saham yang buy and hold sahamnya karena percaya fundamental perusahaan tersebut bagus dan akan naik pada saatnya nanti.
Nah, apakah kamu sekarang juga tertarik untuk investasi saham? Yakin, nggak karena ikut-ikutan?
Kalau beneran tertarik, terus gimana strategi terbaiknya jika kamu baru mulai investasi saham? Kapan waktu yang tepat untuk mulai investasi saham jika pasar saham sedang bergejolak? Kapan waktu yang tepat masuk ke pasar modal?
Sebenarnya, enggak ada waktu yang tepat untuk berinvestasi. Sebelum mulai investasi saham, seharusnya kamu sudah menganalisis perusahaan yang sahamnya ingin kamu beli. Mau menggunakan analisis fundamental dan analisi teknikal, yang pasti dengan begini, kamu tidak akan salah pilih nantinya.
Saham merupakan tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Jika kamu membeli saham suatu perusahaan, dapat diartikan kamu turut ambil bagian sebagai pemilik modal dan juga pemilik perusahaan tersebut. Apabila perusahaan yang pilih mempunyai return yang baik, maka nilai saham juga akan semakin naik.
Berikut prinsip investasi jangka panjang yang harus kamu pahami terlebih dahulu!
1. Kesiapan mental dan perhatikan risiko
Strategi investasi jangka panjang pertama sebelum kamu memutuskan memilih saham adalah dengan menyiapkan mental yang baik, lantaran investasi yang kamu pilih ini kan untuk jangka panjang. Tanpa mental yang kuat, bakalan banyak godaan loh!
Dalam investasi jangka panjang, cerdaslah dalam memilah masalah yang akan timbul, baik besar ataupun kecil. Perluaslah sudut pandangmu dalam melihat suatu masalah. Kalem kalau ada isu-isu negatif yang menimpa jenis instrumen jangka panjang yang kamu pilih, apalagi ini sama investasi saham, yang bisa sangat sensitif banget terhadap perubahan.
Pahami risiko yang harus dihadapi, dan mengertilah bahwa setiap investasi pastinya punya risiko masing-masing, baik itu jangka pendek apalagi untuk jangka panjang.
Ketika kamu bisa menanggung risiko yang besar, maka return yang kamu dapatkan juga berbanding lurus. Enggak sedikit loh yang nggak memperhatikan perihal risiko ini, jadi banyak investor pemula yang hanya ingin keuntungan secara instan, ketika harga sahamnya turun drastis akhirnya jadi rugi bandar. Sesuai dengan kemampuanmu.
2. Asal dana dan jangka waktu investasi
Hal krusial yang perlu kamu perhatikan di saat melakukan investasi jangka panjang adalah sumber dananya. Perhitungkan dengan baik, apakah dana yang kamu pakai benar-benar cukup dan mempunyai stabilitas yang baik.
Beberapa waktu yang lalu, sempat viral di media sosial tentang orang-orang yang pengin menambang keuntungan dari saham, tetapi mereka menggunakan uang yang enggak seharusnya dipakai untuk main saham. Ada yang pakai uang titipan arisan, bahkan sampai ada yang utang pinjol. Duh, cara-cara ini bener-bener bukan cara yang tepat untuk beli saham ya, apalagi untuk investasi jangka panjang.
Perlu diingat nih, jangan pernah memaksakan investasi dengan memakai dana untuk memenuhi kebutuhan hidup. Buatlah perencanaan matang agar kinerja investasimu optimal untuk jangka panjang. Kalau secara konsisten bisa kamu lakukan, maka percayalah, hasil nggak akan mengingkari usaha.
3. Investasi jangka panjang, bukan spekulasi
Untuk bisa berinvestasi saham dan mengharap imbal yang sesuai, harus dibarengi dengan analisis yang cermat. Kamu enggak akan bisa mengoptimalkan investasimu jika kamu hanya berspekulasi.
Pelajari berbagai rasio keuangan yang diperlukan dalam analisis saham, agar kamu bisa menentukan saham mana yang sebaiknya dibeli, dan yang tidak; mana yang sesuai dengan kebutuhanmu, dan juga yang sesuai dengan kemampuan.
So, kamu sudah mantap mau memilih saham sebagai instrumen investasi jangka panjang?
Yuk, simak beberapa strategi investasi jangka panjang dengan saham berikut ini!
1. Investasilah pada perusahaannya, bukan hanya pada keuntungannya semata
Jika kamu membeli saham, maka seharusnya kamu percaya bahwa dana tersebut akan digunakan sebagai modal perusahaan. So, seharusnya ini kamu lakukan hanya pada perusahaan yang benar-benar tepercaya akan kemampuannya untuk memberikan return yang maksimal dengan produk serta kualitas jasa yang dihasilkan.
Jadi, pilihlah saham yang kamu sudah pahami struktur perusahaannya, dan jangan pernah ikut-ikutan saham yang dibeli orang lain.
Belajarlah berbagai teknik untuk menganalisis perusahaan yang sahamnya kamu incar.
2. Kenali perusahaannya dan bisnisnya
Yes, sekali lagi ya, kalau kamu ingin investasi jangka panjang dengan saham, maka kamu harus mengenali perusahaan yang akan kamu beli sahamnya.
Apa saja yang harus dikenali? Misalnya saja produk yang dihasilkan perusahaan tersebut; apakah banyak dibutuhkan oleh masyarakat? Apakah kebutuhannya akan panjang? Lalu, bagaimana laporan keuangan terakhirnya? Bagaimana kondisi bisnisnya di zaman sekarang ini dan beberapa tahun ke depan?
Semakin lengkap informasi yang dapat kamu peroleh, semakin akurat juga keputusan yang dapat kamu ambil.
Minimalkan kerugian investasi jangka panjang dengan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya terkait perusahaan yang akan kamu beli sahamnya. Berhati-hatilah dalam membuat keputusan.
Ketika kamu akan membeli saham, kamu sebaiknya juga memperkirakan situasi politik dan ekonomi negara saat ini. Efek negatif mungkin bisa terjadi pada saham yang sektor industrinya bersentuhan dengan isu negatif. Tetapi, tidak semua berita negatif berdampak negatif juga untuk pasar saham. So, kamu memang harus jeli.
Pakailah pikiran yang rasional ketika kamu membeli saham, ya.
3. Tentukan strategi investasi yang pas dan sesuai untukmu
Untuk kamu pemula dan ingin mengimplementasikan investasi jangka panjang dengan saham, kamu bisa memilih saham blue chip. Saham blue chip merupakan saham yang dimiliki oleh perusahaan besar dan mempunyai fundamental yang bagus. Kamu juga dapat berinvestasi dengan relatif lebih aman dengan saham perusahaan LQ45.
Ketika kamu melakukan investasi jangka panjang dengan blue chip ini memang cocok untuk pemula. Perusahaan besar dan mapan akan cenderung stabil keuangannya, mereka pun sudah menjadi leader di market masing-masing. Meski demikian, bukan berarti bebas sepenuhnya dari risiko.
Apa risikonya? Coba kamu cek di artikel tentang risiko investasi yang pernah ditulis juga di blog ini.
Buat kamu yang nggak punya modal besar, kamu juga bisa menerapkan strategi investasi saham secara dollar cost averaging. Strategi ini memungkinkanmu untuk “menabung saham” secara rutin setiap bulan, dengan nominal yang sama dan waktu yang teratur. Ini akan meringanmu dan cocok banget untuk investasi jangka panjang dengan target nominal yang besar. Misalnya, untuk dana pensiun.
4. Mulai lebih cepat, lebih baik
Seperti di awal tadi ada pertanyaan tentang kapan waktu yang cepat kita mulai investasi saham?
Jawabanya adalah ketika kamu sudah mempunyai dana darurat dan siap dengan uang dingin yang memang dialokasikan untuk investasi.
Untuk investasi jangka panjang dengan saham, mulailah secara bertahap. Belajar analisis saham, agar kamu bisa tepat memilih sesuai dengan kebutuhan.
Nah, itulah prinsip dan strategi investasi jangka panjang dengan saham.
Memang, belajar analisis saham itu nggak mudah. Tapi pasti bisalah jika kamu bisa tekun dan konsisten. Yang penting, siap risiko dan bertanggung jawab terhadap pilihanmu.
Semoga bermanfaat.
Dimas mengatakan
Terima kasih Timnya Kanda, sorry melenceng dari pembahasan tapi berhubung skrg lagi hot banget berita tentang reksa dana yang di suspen ini muncul pertanyaan bagis saya. Untuk jangka panjang yang investor pemula alangkah amannya invest di blue chip apa reksa dana obligasi ya ?
Thanks
Carolina mengatakan
Balik lagi ke tujuan kita sih. Karena saham dan obligasi ini kan punya karakter masing-masing ya, yang seharusnya bisa kita manfaatkan sesuai tujuannya.
Sedangkan, tujuan investasi orang bisa berbeda karena kebutuhannya juga berbeda.
Jadi, butuh buat apa dulu? Terus, hitung seberapa panjang mau investasi?
Baru menentukan, mau instrumen apa yang dimanfaatkan.
Semoga membantu.