Bukan hanya orang kantoran yang harus bisa mengelola keuangannya dengan baik, namun menjadi seorang pekerja lepas atau freelancer juga perlu mengelola keuangan dengan baik dan bijak. Utamanya, dalam memilih instrumen investasi, kamu enggak bisa sembarangan.
Hal ini penting karena penghasilan yang didapatkan oleh seorang pekerja lepas tidak menentu setiap bulannya, tergantung dari proyek yang didapatkannya.
Tanpa adanya pengelolaan keuangan yang baik, pengeluaran bisa saja tidak terkendali dan akhirnya kita tidak mampu menyisihkan uang untuk berinvestasi.
Agar sukses dalam mengelola keuangan, kamu juga perlu memilih instrumen investasi yang cocok sesuai dengan kondisi keuanganmu. Selain itu, juga butuh tip atau strategi investasi. Betul?
Coba lihat video berikut ini ya.
Nah, sekarang, yuk, simak apa saja instrumen investasi dan tip investasi untuk kamu pekerja lepas alias freelancer!
Instrumen Investasi untuk Freelancer
1. Reksa Dana
Instrumen Investasi satu ini sangat cocok untuk kamu yang baru memulai investasi. Jenis investasi ini menggunakan Manajer Investasi (MI) yang bertugas mengelola dana investasimu. Jadi, kamu hanya perlu menyerahkan dana ke MI dan nantinya MI-lah yang akan menempatkan dana tersebut.
Terdapat beberapa jenis reksa dana dan salah satunya adalah reksa dana pasar uang. Jenis reksa dana uang ini memiliki risiko yang rendah dan return yang diperoleh juga rendah. Jika kamu menginginkan return yang lebih besar, kamu bisa menggunakan reksa dana saham.
2. Emas
Instrumen investasi satu ini paling mudah dilakukan. Ada investasi emas yang menggunakan perantara untuk penyimpanan dan pengelolaannya, ada juga yang menyimpannya sendiri. Terdapat jenis emas batangan dan emas perhiasan.
Investasi ini juga sangat mudah untuk dijualbelikan dan tahan terhadap inflasi lho.
Supaya kamu mendapatkan return investasi emas yang optimal, maka kamu harus memperhatikan waktu jual dan belinya. Belilah saat harga emas sedang turun dan juallah saat harga emas sedang tinggi.
3. Dolar
Perkembangan dolar yang sangat fluktuatif, apalagi pada saat nilainya meningkat, tentunya akan sangat menguntungkan kalau dipilih sebagai instrumen investasi.
Mekanisme instrumen investasi ini seperti emas, yaitu membeli saat harga dolar turun dan menjual saat harga dolar meningkat. Hal yang perlu kamu ketahui adalah investasi ini mempunyai return keuntungan yang kecil.
Harganya bisa saja turun karena kondisi dolar yang kamu miliki kusut, basah, sobek atau bahkan berjamur. So, jika kamu memilih instrumen investasi ini, kamu harus menyimpannya dengan baik. Jangan sampai terkena rayap. Masih ingat cerita uang disimpan di bawah kasur dimakan rayap? Oh, no!
Atau kalau enggak ya, simpan dalam produk perbankan. Kamu bisa punya tabungan valas ataupun deposito dengan mata uang asing.
Memang lebih menggiurkan, tetapi ingat risikonya bisa juga lebih tinggi. Jadi, coba cari informasi sebanyak-banyaknya jika kamu memilih instrumen investasi satu ini.’
4. Deposito
Deposito sistemnya hampir sama dengan tabungan berjangka, hanya saja nggak bisa ditopup di tengah-tengah periode, dan termasuk instrumen investasi yang mempunyai return rendah.
Sedangkan dengan tabungan biasa, perbedaannya adalah jatuh tempo pengambilannya. Deposito memiliki tenor antara 3 bulan hingga beberapa tahun, tergantung banknya. Sebanarnya bisa saja kamu mengambil dana investasi di deposito sebelum jatuh tempo, tetapi kamu akan dikenai dana penalti.
So, jenis investasi ini cocok untuk investasi jangka pendek atau untuk kebutuhan tertentu, seperti biaya sekolah. Bisa berfungsi sebagai tempat penyimpanan yang aman, sebagai support untuk investasi agresif.
5. Saham
Instrumen investasi satu ini sudah marak dipilih masyarakat Indonesia terutama untuk kalangan anak muda. Berbeda hal nya dengan 4 jenis investasi lainnya, investasi saham ini memiliki risiko yang relatif cukup tinggi, sehingga return yang akan diperoleh juga tinggi. Ingat ya, return itu berbanding lurus dengan risiko yang akan kamu tanggung.
Instrumen investasi untuk pekerja lepas ini lebih cocok dipergunakan untuk investasi jangka panjang, setidaknya di atas 5 tahun. Jadi, oke buat dana pensiun, misalnya.
Selain instrumen investasi di atas yang bisa kamu pilih, kamu juga memerlukan strategi investasi agar tujuan keuanganmu terwujud. Berikut tip investasinya, ya!
Tip Investasi untuk Freelancer
1. Menyiapkan Anggaran
Jika kamu ingin berinvestasi, salah satu cara yang harus dilakukan adalah membuat anggaran setiap bulan.
Hal ini kamu lakukan untuk mengetahui perkiraan seberapa besar pengeluaranmu dalam setiap bulannya. Misalnya, dalam satu bulan kamu mengeluarkan uang untuk beberapa kebutuhan seperti makan, biaya listrik, tempat tinggal, cicilan, dan lain-lain.
Nah, dari situlah kamu bisa menyiapkan uang untuk berinvestasi karena kamu telah mengetahui seberapa besar pengeluaran primermu.
Menghindari gaya hidup konsumtif juga sangat disarankan lho, life style ini yang membuat kondisi keuanganmu tidak sehat. Daripada uangnya untuk hal yang tidak berguna, lebih baik uangnya digunakan untuk investasi.
2. Mengontrol Pengeluaran
Selain mengelola keuangan dengan baik, langkah yang bisa kamu lakukan agar kamu sukses secara finansial dengan mengontrol pengeluaran yang tidak perlu.
Mengontrol pengeluaran ini bukan berarti memotong anggaran biaya kebutuhan hidup lo. Namun, lebih kepada mengontrol pengeluaran yang termasuk dalam kebutuhan tersier, seperti kebiasaan makan di luar (bisa kamu ganti dengan masak dan makan bersama keluarga), langganan Netflix (bisa kamu kurangi paketnya jadi yang lebih hemat, atau bisa juga patungan), dan lain sebagainya.
3. Menentukan Tujuan Investasi
Apakah kamu ingin berinvestasi dalam jangka panjang atau jangka pendek? Untuk tujuan keuangan yang mana?
Jika kamu ingin investasi untuk jangka panjang, kamu bisa memilih instrumen investasi yang nilainya cenderung naik dari waktu ke waktu. Saham dan emas, misalnya. Sedangkan, untuk investasi jangka pendek, instrumen investasi dengan tingkat likuiditas yang tinggi akan lebih cocok, seperti reksa dana. Reksa dana juga mempunyai akses yang mudah untuk diperjualbelikan.
Tujuan investasi akan menentukan instrumen yang optimal. Jadi, jangan dibalik ya, instrumennya dulu yang dibeli, baru mikir mau dipakai apa.
4. Belajar
Belajar, terutama jika kamu baru mulai investasi. Upgrade pengetahuan, buat kamu yang sudah memulai lebih dulu. Jangan berhenti belajar, karena instrumen investasi ini berkembang banget. Sekarang saja ada investasi bentuk digital, ya kan?
Selain belajar karakteristik produknya, belajarlah juga teknik diversifikasi portofolio. Diversifikasi yang dilakukan tanpa pengetahuan bisa jadi malah memperbesar risiko, alih-alih menjadi strategi manajemen risiko.
Jadi ya, memang harus belajar.
5. Perluas stream income kamu
Menjadi seorang freelancer harus bisa mencari sumber penghasilan lain. Jangan sampai kamu hanya terpaku kepada satu sumber penghasilan saja.
Kamu bisa banget memanfaatkan situs freelancer seperti Sribulancer, Upwork, Fiverr, dan lain-lain untuk menampilkan portofolio hasil pekerjaanmu.
Selain itu, kamu juga bisa mengikuti challenge berhadiah besar, jika kamu menang, bisa menambah pendapatanmu juga bukan?
Last but not least nih, menjadi pekerja lepas bukan berarti kamu tidak bisa berinvestasi dan menyisihkan uang untuk masa depan. Kamu bisa kok mewujudkan financial independence dan financial freedom dengan memilih instrumen investasi di atas. Pilihlah yang sesuai dengan kondisi keuanganmu.
Perlu kamu ingat juga nih, jika kamu berinvestasi pakailah uang dingin, bukan uang untuk kebutuhan lain, agar tidak terjadi masalah keuangan di kemudian hari.
Setelah membaca artikel di atas, instrumen investasi yang paling menarik untuk kamu coba mulai? Semoga artikel di atas dapat bermanfaat, ya. Selamat berinvestasi!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai penulis konten untuk website dan media sosial profesional. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.