Oh, pasar saham dan segala roller coaster-nya. Harga saham yang sensi, pelaku pasar yang malas belajar analisis, turut mewarnai hari-hari belakangan ini.
Sungguh tontonan menarik untuk seorang investor jangka panjang, yang “hanya” mampu berinvestasi dengan metode Dollar Cost Averaging saja setiap bulannya.
Jadi begini, gaes.
Di saat kamu ingin mulai berinvestasi saham, pastinya (seharusnya) kamu melakukan analisis terlebih dahulu. Kamu bisa saja suatu kali melihat suatu perusahaan yang fundamentalnya bagus, tetapi kondisinya undervalued dan harga saham perusahaan tersebut susah naik.
Untuk jangka pendek hal ini bisa saja dikarenakan oleh faktor supply vs demand. Nah, tapi, kalau jangka panjang bagaimana?
Harga saham emiten susah naik, pastinya ada penyebabnya. Apa penyebabnya? Ada beberapa, yuk, kita lihat!
Penyebab Harga Saham Susah Naik
Dividend payout ratio yang tinggi
Dividend Payout Ratio, atau DPR, adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur persentase laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen untuk periode waktu tertentu (biasanya dalam 1 tahun). Nah, DPR ini bisa memengaruhi harga saham suatu perusahaan.
DPR ini sudah sempat kita bahas juga di artikel rasio keuangan di bursa saham kemarin. Sila dicek lagi ya.
Perusahaan yang kamu pilih mungkin sudah mempunyai keuntungan yang banyak. Namun kalau terlalu banyak dari laba atau keuntungan mereka itu dibagikan melalui dividen kepada pemegang sahamnya, maka ini membuat ekuitas dan laba perusahaan tidak dapat meningkat secara signifikan.
Hasilnya, ya kayak stagnan aja gitu, labanya.
Itulah sebabnya, tidak semua investor menyukai perusahaan yang memiliki “dividen jumbo”.
Kalau di kalangan para investor sih kadang kedengeran semacam jokes, kalau ada undangan RUPS dan si penerima email seneng, itu berarti investor baru. Investor senior selain sudah biasa menerima undangan RUPS, tapi mereka tahu, kalau dividen tidak dibagikan atau malah kecil saja dibaginya. Karena dengan begini, ini indikasi bahwa perusahaannya masih butuh ekspansi terus.
Katanya sih begitu.
Gimana dengan kalian? Apakah dividen gede jadi salah satu kriteria “saham bagus” buat kalian?
Ternyata belum tentu juga loh.
Perusahaan memiliki risiko tinggi
Perusahaan yang memiliki pola bisnis yang berisiko atau memiliki utang dengan bunga yang sangat besar dapat juga memengaruhi harga saham perusahaan tersebut.
Bisa jadi nih, perusahaan yang bersangkutan bergerak di sektor bisnis siklikal, dan dalam beberapa tahun ini, industrinya memang sedang dalam masa sulit.
Apa itu bisnis siklikal? Bisnis siklikal adalah perusahaan yang penjualan dan keuntungannya sangat sensitif terhadap siklus bisnis. Bisnis siklikal ini misalnya saja industri tambang (minyak, batubara, dan sejenisnya), atau konstruksi. Agrikultur, kalau yang produknya kelapa sawit, juga bisa termasuk ke dalam industri bisnis siklikal.
Selain itu, risiko ini juga berarti rasio utang yang tinggi.
Jika suatu perusahaan memiliki utang dengan bunga tinggi, maka hal itu akan menambah beban operasional perusahaan dan bisa membuat harga saham sulit naik.
Historis manajemen yang buruk
Manajemen perusahaan yang memiliki historis yang merugikan investor ritel, bisa berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Misalnya saja seperti terlibat upaya pencucian uang dan “memindahkan uang” tersebut ke perusahaan induknya yang “tertutup”.
Hal ini mengakibatkan pelaku pasar takut untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
Atau mungkin sempat berkasus hingga mendapatkan suspensi dari BEI. Ini juga bisa jadi faktor mengapa harga saham perusahaan yang berkaitan susah naik.
Lebih parah lagi, jika terlibat dalam kejahatan di pasar modal, apa pun bentuk kejahatannya.
Bisa jadi, manajemen perusahaan yang buruk akan membuat sahammu terkena reverse stock split. Waduh, malah berabe dong!
Tapi, gaes, jika saham yang kamu pilih mempunyai ciri 3 hal di atas, itu juga bukan berarti kamu tidak bisa mendapatkan keuntungan dari sana sama sekali loh. Terkadang adanya sentimen negatif seperti ini malah akan memberikan margin of safety yang cukup tebal.
Namun kamu harus tetap berhati-hati dan menganalisis lebih jauh agar terhindar dari risiko yang akan menimpamu. Do your own research!
Harga saham yang susah naik akan berakibat investasimu nyangkut. Nah, ini nih yang kadang jadi mimpi buruk para investor/trader saham.
Nah, biar emiten sahammu gak nyangkut, ada beberapa tip di bawah ini yang bisa kamu ikuti!
Pilihlah perusahaan yang mempunyai corporate governance yang benar
Hal yang pertama kali kamu lakukan sebelum investasi saham adalah mengetahui corporate governance suatu perusahaan dengan benar. Memilih saham dari perusahaan yang memiliki corporate governance yang benar akan meminimalkan segala kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.
Melakukan analisis saham perusahaan dengan baik
Pastikan kamu sudah menganalisis secara mendalam terkait perusahaan yang ingin kamu pilih sahamnya. Kamu bisa menggunakan analisis teknikal dan analisis fundamental.
Ketahui saham mana yang bisa kamu simpan untuk jangka pendek dan jangka panjang
Kamu harus mengetahui saham mana yang cocok dann bisa kamu investasikan jangka pendek dan jangka panjang, sesuaikan dengan hasil analisis yang kamu dapatkan.
Kamu juga bisa mempertimbangkan sektor apa saja yang jika loss, di masa yang akan datang dapat bangkit lagi (biasanya dari tahun ke tahun selalu growing), seperti sektor di bawah ini:
- Beberapa sektor perbankan dari government
- Basic industry dan consumer goods
- Retail, construction, dan manufacture
Pahami jika tidak ada saham yang benar-benar baik dan benar-benar buruk
Sebelum kamu memahami cara mengatasi saham nyangkut, kamu harus memahami terlebih dahulu jika saham itu tidak ada yang bena-benar baik dan benar-benar buruk.
Teknik analisismu harus kamu asah terus, jangan stuck di analisis yang standar saja, ya. Dengan penguasaan teknik yang bagus, akan membuat kamu terhindar dari saham nyangkut.
Nah, itulah penyebab harga saham emiten usah naik dan cara menghindari agar kamu terhindar dari saham nyangkut.
Perlu diingat ya, pemahaman akan analisis sangatlah penting untuk menentukan saham perusahaan mana yang ingin kamu pilih. Jangan sampai kamu salah membuat keputusan. Rencanakan investasi untuk jangka panjang dan jangka pendek juga, jadi ini akan mempengaruhi return yang kamu dapatkan ke depannya.
Semoga bermanfaat, fellas.