Pasar saham menjadi salah satu sektor yang terdampak cukup signifikan akibat pandemi COVID-19 yang terjadi sepanjang tahun 2020 ini. Hayuk, absen yang kemarin sempat panik gara-gara IHSG merah melulu selama beberapa bulan!
Yeah, kalau memang kamu berada di pasar saham sebagai trader, barangkali beberapa bulan awal pandemi kemarin, cukup bikin garuk-garuk tembok. Betul? Lain cerita buat para value investor. Kondisi saham yang diskon gede-gedean layaknya lagi ada event black Friday berkepanjangan.
But despite all that, pastinya kamu, para pelaku pasar modal mengharapkan kondisi yang jauh lebih baik di tahun depan. Yes, tahun 2021. Dan biasalah ya, di momen akhir – awal tahun begini, banyak kaleidoskop dan prediksi beredar. Beberapa analis pelaku pasar modal pun telah mempunyai proyeksi terhadap pergerakan kondisi di tahun 2021 mendatang.
Menurut pediksi di tahun kerbau logam mendatang, katanya tahun 2021 merupakan tahunnya kerja keras dan disiplin. Maksudnya apa? Maksudnya, jika kamu bekerja keras, sabar, dan juga disiplin, maka bisa jadi kamu akan memetik hasilnya di akhir tahun nanti. Singkatnya, bakalan rugi banget kalau tahun 2021 itu kita cuma males-malesan.
Ya tapi, hmmm, bukankah sepanjang tahun juga begitu?!
Yah, namanya juga prediksi. Kadang ya, orang kondisi common dibesar-besarkan. Tapi tak apa, yang penting kita ambil saja positifnya, dan jadikan sebagai motivasi. Yekan?
Kamu juga harus pintar dalam memutar penghasilanmu. Salah satu caranya dengan berinvestasi.
Menurut prediksi beberapa ahli, ada beberapa instrumen investasi yang layak untuk masuk ke dalam monitoring kamu secara lebih spesifik, salah satunya investasi saham.
Nah, jika kamu sudah mantap terjun sebagai investor saham, yuk, simak kondisi pasar saham tahun 2021 dan strategi investasinya!
Kondisi Pasar Saham di Tahun 2021
Pasti kamu kalau melihat data bursa saham, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) akhir-akhir ini sudah bergerak positif. Warnanya hijau semua. Satu sisi, ini berita gembira. Lain sisi, yah, masa diskon sudah lewat. Ha! Tapi tak apa, bukankah memang sudah biasa begitu?
Indeks acuan bursa saham nasional sekarang ini berkisar antara Rp5.900 hingga Rp6.000. Banyak yang memprediksi jika tahun 2021, indeks acuan bursa saham nasional bisa tembus 6.200, and more.
Apa yang membuat IHSG diprediksi meningkat?
Banyak faktor yang akan membuat IHSG ke level tersebut, seperti:
- Penyaluran stimulus dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar 78%. Berasal dari jumlah uang beredar atau M1 growth pergerakannya naik sebesar 17,6% di bulan September 2020. Harga komoditas terpacu adanya peningkatan ini.
- Sinyal pertumbuhan kredit mulai meningkat. Di bulan September, persentase kredit mengalami pertumbuhan sebesar 0,12% dibandingkan pertumbuhan kredit pada kuartal II di tahun 2020.
- Pasca terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) meningkatkan peluang aliran dana asing yang masuk. Namun, para investor akan tetap mewaspadai perkembangan terbaru kebijakan Amerika Serikat (AS) di bawah kendali Presiden Biden. Pasar saham sekarang ini masih menanti sikap AS terhadap Tiongkok, sebagai buntut kondisi tegang saat masih di bawah pemerintahan Donald Trump. Apakah masih bersikap keras atau mulai melunak, terutama hal perang dagang. Pastinya, intensi pasar saham–dan juga kita semua–adalah meredanya perang dagang AS dan Tiongkok, yang sangat berdampak pada perekonomian global.
- Kurs rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan. Saat ini kurs rupiah berada di kisaran Rp14.130 per dolar AS, dan diramal akan berada di bawah Rp 14.000 pada awal tahun nanti.
- Banyak yang memperkirakan, mulai Januari 2021 pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan segera membaik. Perkiraan BI sekitar 4,8 hingga 5,8% pada tahun 2021 nanti.
- Penguatan IHSG di tahun depan juga diprediksi akan terjadi, karena adanya distribusi vaksin COVID-19. Jika proses distribusi vaksin global ataupun di Indonesia berjalan dengan lancar, maka akan menjadi hal positif bagi investor asing untuk terus masuk ke pasar saham Indonesia.
Strategi Investasi Saham Tahun 2021
Jika kamu ingin terjun langsung menjadi investor di pasar saham tahun 2021 nanti, udah pasti hal pertama yang harus kamu pahami adalah soal risikonya.
Investasi saham adalah investasi jangka panjang. Investasi saham akan optimal hasilnya jika kamu, paling tidak, berinvestasi selama 3 hingga 5 tahun ke depan. Lebih panjang bisa jadi akan semakin peluangmu mendapatkan imbal yang optimal–tentu saja kembali juga pada kebutuhan dan tujuan keuanganmu.
So, agar kamu bisa berinvestasi secara optimal, berikut strategi investasi saham tahun 2021 buat kamu secara singkat:
- Pilihlah perusahaan yang menghasilkan keuntungan secara positif eksponensial. Kamu bisa menganalisis fundamental perusahaan yang ingin kamu koleksi sahamnya.
- Carilah saham perusahaan yang masih ada peluang untuk berkembang.
- Di saat pasar terkoreksi, harga saham pada turun, jangan panik! Jika memang horizon waktumu panjang, justru hal ini menjadi kesempatanmu untuk bisa mengoleksi saham perusahaan-perusahaan bagus yang sedang didiskon. Tapi ingat, harus melihat poin nomor 2 di atas juga ya!
- Diversifikasi saham kamu. Cek artikel mengenai teknik diversifikasi saham yang optimal ini. Pasalnya, diversifikasi juga nggak akan bisa memberikan hasil baik, kalau kamu juga asal diversifikasi. Diversifikasi adalah upaya mengelola risiko investasi saham dalam jangka panjang, seperti risiko perusahaan, risiko spesifik, ataupun risiko yang bisa dikurangi dengan melakukan pembentukan portofolio investasi.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Dannif Utojo Danusaputro mengatakan, jika kondisi pasar saham di tahun 2021 akan mengalami kenaikan yang positif. Hal ini didukung tanda-tanda perekonomian Indonesia mulai melewati posisi terendahnya.
Pada laporan PDB kuartal III/2020 lalu dan dilihat dari data makro ekonomi menunjukkan bahwa akan ada pemulihan PDB Indonesia sebesar 4,4 persen tahun depan.
Tampaknya sampai akhir tahun ini pasar saham masih harus menerima kenyataan jika transaksi asing masih harus tercatat net sell, di mana empat tahun berturut-turut pasar modal mengalami arus keluar bersih.
Melemahnya dolar AS juga akan mendukung indeks komposit dan pasar modal secara keseluruhan. Keduanya bergerak ke arah yang lebih baik dan positif. Melemahnya dolar AS juga akan meringankan beban pasar ekuitas. Hal ini kemudian akan meningkatkan neraca transaksi berjalan negara, juga mengurangi biaya keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia. Perkiraan dolar AS yang masih akan melemah di tahun 2021 ini akan berdampak di pasar saham Indonesia yang akan outperform pada tahun 2021 mendatang.
Nah, itulah kondisi pasar saham tahun 2021 nanti. Diharapkan setelah pandemi COVID-19 ini reda, maka banyak orang akan back to business. Kemungkinan, hal ini akan memberikan guncangan, jika tak tertangani dengan baik.
Yah, namanya tantangan akan selalu ada. Biar dinamis hidup ini. Kalau semua lurus-lurus aja, setiap orang bisa jadi bosan hidup. Betul nggak?
Tapi, kalau dilihat-lihat, kebanyakan pandangan masih lebih banyak positifnya dibanding negatifnya. Jadi, mari tetap optimis.
Yuk, mulai investasi saham di tahun 2021 dengan bergerak dan keluar dari zona nyamanmu! Kamu harus berani melangkah demi masa depan finansial yang lebih baik dan mapan.
Ganbatte!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai penulis konten untuk website dan media sosial profesional. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.