Membuat anggaran renovasi rumah itu memang rumit. Karenanya, saya enggak akan menambahkan frasa “yang paling mudah” di judul, kayak biasanya kalau lagi bikin tulisan tip ini itu. Ya, karena enggak mudah.
Renovasi rumah sendiri kadang memang diperlukan, apalagi jika kita hendak membuat hunian kita lebih nyaman. Nah, membuat estimasi biayanya biasanya juga sudah jadi tantangan tersendiri.
Apalagi kalau kamu memang berniat merenovasinya sendiri tanpa bantuan profesional, misalnya dengan menyewa jasa biro arsitek ataupun perusahaan developer rumah yang bonafide gitu. Ya, maksudnya sih enggak lantas kamu melakukan renov literally sendiri juga sih, tentu ada tenaga yang bakalan membantu. Tapi kamu yang in charge untuk membuat rencana, mengestimasi biaya, sampai jadi mandor.
Nah, pembuatan estimasi biaya alias anggaran renovasi rumah ini penting banget di awal, karena memberikanmu koridor eksekusinya. Ya, kayak anggaran buat belanja bulanan deh, kurang lebih, bikin kamu bisa mengeluarkan uang secara lebih efektif dan efisien.
Tanpa banyak basa-basi, begini cara membuat anggaran renovasi rumah dan komponen apa saja yang perlu kamu perhatikan secara detail.
Komponen Anggaran Renovasi Rumah
1. Biaya Tenaga Kerja
Untuk membayar tenaga kerja, ini sebenarnya ada beberapa cara, yaitu borongan atau harian. Mana yang lebih baik? Sesuai kebutuhanmu.
Sistem harian biasanya dipakai ketika pekerjaan tidaklah terlalu berat.
Biaya yang dikenakan adalah biaya jasa saja ya. Untuk material, kamu yang harus menyediakannya. Harga harian tukang bangunan bisa sangat luas range-nya, karena tergantung lokasi, keterampilan si tukang itu sendiri, dan juga tingkat kesulitan pekerjaan. Jadi coba untuk tanya kanan-kiri, jika kamu hendak menggunakan tenaga harian ini.
Untuk borongan, bisa jadi dua metode lagi, yaitu borongan jasa–maksudnya, hanya jasa tukang, tidak termasuk material–dan borongan penuh, ketika kita cuma pengin tahu beres, sudah include belanja material yang dibutuhkan. Nah, kalau kamu malas ribet–kayak saya–metode terakhir ini yang paling cucok. Cuma ya itu, biayanya ya jatuhnya cukup tinggi, karena hitungannya per meter persegi. Tetapi dengan cara ini, misalnya melebihi target waktu yang dijanjikan, ya hal tersebut sudah include. Berbeda dengan harian, yang kalau target waktunya melewati, ya kita kena charge lagi sesuai jumlah harinya.
2. Biaya material
Nah, ini memang butuh untuk survei ke toko bangunan, dan kemudian menyesuaikannya dengan kebutuhan renovasi rumah yang hendak kamu lakukan.
Buatlah daftar bagian mana saja yang hendak direnovasi, dan kemudian detailkan material apa saja yang diperlukan.
Ada material yang harus diperhitungkan pembiayaannya per meter persegi, ada pula yang diperhitungkan per pieces material yang kita gunakan. Misalnya kayak keramik lantai, kita harus menghitung penggunaan per keping, yang biasanya dikemas dalam jumlah tertentu per dusnya. Semen biasanya dihitung per meter persegi butuh berapa sak. Batu bata pun demikian.
3. Biaya cadangan/lain-lain
Nah, ya pastinya penambahan biaya ini juga sangat penting. Karena, bagaimanapun sudah direncanakan, pembengkakan biaya itu akan selalu terjadi dalam renovasi rumah. Bisa jadi harga material yang enggak sesuai, penambahan material lainnya yang belum ada dalam rencana, sampai mungkin pembengkakan biaya tenaga tukang, dan masih banyak penyebab pembengkakan yang lain.
Paling ideal, kamu menyiapkan dana cadangan 10% dari estimasi total tenaga tukang ditambah biaya material yang sudah kamu perhitungkan di atas.
Membuat Estimasi Total
Setelah kamu sudah mengetahui kisaran harga di masing-masing jasa maupun material, maka selanjutnya kamu bisa membuat anggaran renovasi rumah secara keseluruhan, sehingga total anggaran bisa didapatkan.
Rencana anggaran renovasi ini biasanya dalam bentuk RAB, alias Rencana Anggaran Bangunan. Berikut contoh rincian RAB sebagai gambaran. Kita ambil contoh untuk pekerjaan renovasi facade, alias “muka rumah” ya.
Sudah mulai pusing? Jangan. Jangan dibikin pusing. Memang PR-nya banyak, tapi coba diniqmati saja. Pikirin soal rumah yang akan jadi “baru” lagi nanti. Pasti jadi lebih motivated deh.
Nah, sekali lagi ya, bahwa sudah sedetail apa pun kamu memikirkannya, pembengkakan biaya akan selalu terjadi dalam proyek renovasi rumah. Jadi, jangan shock ya.
Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan agar dapat mengendalikan biaya renovasi rumah dengan lebih baik.
Tentukan prioritas
Kadang ya kita ini memang banyak maunya. Ada rezeki buat renovasi rumah, elah jadinya kok malah kayak “ganti” rumah, saking banyaknya yang mau dirombak. Padahal uang sebenarnya sangat terbatas.
Jadi, coba deh, buat skala prioritas. Prioritaskan apa yang sudah direncanakan, terutama sih. Karena biasanya, pas sudah proses, tiba-tiba saja datang ide-ide baru yang bikin buyar rencana. Ketimbang boncos tak keruan, coba diatur lagi. Kalau memang ide barunya membuat pekerjaan jadi terhambat, ya mending disimpan sajalah.
Fokus pada apa yang sudah direncanakan, agar pekerjaan renovasi bisa efektif dan efisien.
Manfaatkan sistem yang paling cocok dengan kondisimu
Biasanya sih, banyak orang memanfaatkan jasa tukang borongan untuk renovasi rumah karena, di atas kertas, biayanya lebih bisa ditekan. Untuk material, kalau memang bisa melakukannya sendiri, ya kenapa enggak belajar belanja material sendiri. Yang penting, banyak-banyaklah cari informasi, terkait biaya dan kualitas bahan yang hendak dibeli.
Kalau benar-benar ngeblank dan nggak pengin salah beli material, ya mungkin sistem borongan penuh akan lebih cocok. Tapi pastinya, kamu juga harus mau membayar lebih untuk perencanaannya.
Pertimbangkan material bekas
Untuk renovasi rumah, bisa jadi tak semua material harus dibeli baru. Mungkin ada beberapa material bekas yang bisa dipakai lagi.
Diskusikanlah dengan tukang atau kepala tukang yang sudah kamu pekerjakan, tentang kemungkinan untuk memakai material tersebut lagi.
Buat rencana dari jauh hari
Tujuannya apa? Tentu saja, agar kamu ada waktu untuk membuat anggaran, dan tentu saja, buat nabung.
Biaya renovasi rumah ini enggak murah juga, meski ya enggak segede beli rumah banget. Teteup harus direncanakan sih paling baik, dengan rencana keuangan yang matang. Supaya biaya bisa tercukupi, pun tidak mengganggu pos belanja penting lainnya.
Nah, demikian beberapa hal soal pembuatan anggaran renovasi rumah. Kayaknya sih sudah lengkap ya. Apa yang kurang?
Kalau ada yang kurang, boleh loh ditambahin. Tulis di kolom komen ya!
So, selamat bersenang-senang ya! Semoga bermanfaat.
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai penulis konten untuk website dan media sosial profesional. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.