Masih bingung memilih instrumen investasi yang paling aman dan menguntungkan? Mau membandingkan obligasi vs deposito? Hayok, kita bandingkan sekarang.
Seperti biasa, kita akan lihat dulu definisi masing-masing; apa itu obligasi dan apa itu deposito, sebelum membandingkan keduanya.
Ya, sebenarnya sih kalau soal deposito, ada sudah dibahas di blog ini. Mulai dari langkah menyimpan uang di deposito, juga pernah dibandingkan dengan reksa dana di artikel reksa dana vs deposito, dan ada artikel juga tentang beda deposito dengan tabungan. Di web Valuemagz, juga sudah dijelaskan dengan lumayan detail tentang serba-serbi deposito.
Begitu juga dengan obligasi. Di blog ini ada artikel khusus tentang obligasi ritel, jenis-jenis obligasi, hingga juga sudah membandingkan antara saham dan obligasi.
Seharusnya dari artikel-artikel tersebut sih sudah bisa jelas ya obligasi vs deposito ini. Tapi tak apa, mari kita bahas khusus saja, supaya lebih jelas.
Pengertian Obligasi
Obligasi adalah surat pernyataan utang suatu pihak kepada pihak lainnya. Pembuat surat utang ini bisa perorangan, institusi, badan usaha, hingga pemerintah.
Jenis obligasi ada banyak, tergantung pada penerbitnya, berdasarkan sistem pembayaran bunganya, berdasarkan penukarannya, sampai berdasarkan imbal hasilnya. Nah, jadi sebenarnya membandingkan obligasi vs deposito itu ya agak rumit, Ferguso, karena sebenarnya ini tergantung juga pada kategorisasinya, yang mana akan berpengaruh pada karakter si instrumen itu sendiri.
However, kalau memang mau “dipaksa” membandingkan obligasi vs deposito, ya kita ambil saja obligasi pemerintah sebagai studi kasusnya, karena kan deposito juga dijamin oleh pemerintah. Nah, obligasi pemerintah ini dikeluarkan oleh pemerintah, jadi penjaminnya juga pemerintah. Sederhananya sih gitu.
Pengertian Deposito
Deposito, dalam bahasa Inggris disebut dengan time deposit. Nah, dari sini kita sudah bisa meraba sebetulnya, apa pengertian deposito.
Deposito adalah sejumlah dana yang disimpan di bank dalam jangka waktu tertentu, dan boleh dicairkan setelah jatuh temponya tiba. Sebagai imbalan, ada perhitungan bunga yang besarnya sudah ditetapkan, dalam hal ini, oleh Bank Indonesia sebagai acuan.
Deposito merupakan produk perbankan, karena itu penyelenggaraannya diawasi oleh negara dengan adanya Lembaga Penjamin Simpanan, yang akan menjamin dana simpanan kita aman sampai dengan nominal Rp2 miliar.
Kalau kamu berminat untuk membuka rekening deposito, maka kamu bisa datang ke bank yang sudah kamu kenal reputasinya, dan petugas customer service akan dengan senang hati membantumu.
Deposito ada 3 jenis, yaitu deposito berjangka–ini yang biasanya ditawarkan untuk nasabah umum, ada juga sertifikat deposito, yang tidak mencantumkan nama pemilik sertifikat sehingga bisa bebas diperjualbelikan; dan ada juga deposito on call, yang berjangka waktu sangat pendek.
Obligasi VS Deposito
Risiko
Obligasi pemerintah–utamanya obligasi ritel–diterbitkan oleh pemerintah untuk berbagai tujuan pembangunan. Dengan penawaran obligasi ini, pemerintah ingin melibatkan warga negaranya secara individu dalam usaha pengembangan negara.
Karena diterbitkan oleh pemerintah, sudah pasti dana kita akan dijamin oleh pemerintah. Karenanya, risiko pun menjadi minimal, karena ya selama ini pemerintah belum pernah gagal bayar. Ya masa sih mau nggak percaya sama pemerintah sendiri kan?
Untuk jenis obligasi lainnya, kamu perlu mewaspadai risiko gagal bayar ini. Misalnya kamu hendak berinvestasi pada obligasi perusahaan atau institusi. Pastikan perusahaan penerbit obligasi memang punya reputasi yang baik.
Deposito–sebagai salah satu produk perbankan–punya Lembaga Penjamin Simpanan yang akan menjamin danamu yang disimpan sampai dengan nominal Rp2 miliar. Ini berarti dana kamu akan aman, jika ada sesuatu yang tak diinginkan terjadi pada bank penyimpan dana, tapi ya cuma sampai Rp2 miliar saja. Kalau kamu simpan dana lebih dari Rp2 miliar, dan secara kebetulan, ada apa-apa dengan bank penyimpan dana, maka ya tidak ada yang menjamin dana akan kembali.
Karenanya, pemilihan bank yang baik dan bereputasi sangat penting, terutama jika kamu hendak mendepositokan dana lebih dari Rp2 miliar.
Keuntungan dan Imbal Hasil
Sebagai instrumen yang kurang lebih risikonya selevel, obligasi vs deposito memiliki imbal yang juga tak begitu jauh berbeda. Terutama untuk obligasi pemerintah. Tetapi, sejauh ini, pemerintah selalu menawarkan imbal yang lebih besar daripada suku bunga deposito. Hal ini wajar, karena pemerintah hendak menarik banyak investor individu untuk menanamkan modalnya demi pembangunan negara dan menutup defisit APBN.
Obligasi pemerintah yang terakhir ditawarkan saat artikel ini ditulis–SR013–imbal hasil yang ditawarkan adalah 6.05%. Angka ini lebih besar daripada bunga deposito acuan BI yang dipatok di angka sekitar 5%.
Nah, jadi, kalau dari imbal hasil, obligasi vs deposito lebih menguntungkan yang mana? Sudah jelas banget jawabannya, ya kan?
Untuk setoran awal, deposito umumnya meminta nominal minimal Rp5 juta ke atas. Ada yang Rp8 juta, ada juga yang Rp10 juta. Sedangkan, untuk ikut berinvestasi di obligasi pemerintah, kamu bisa mulai dengan modal Rp1 juta saja.
Deposito yang bisa diperjualbelikan di pasar sekunder adalah yang berupa sertifikat deposito. Sedangkan obligasi pemerintah yang bisa diperdagangkan di pasar sekunder sehingga bisa mendapatkan peluang untuk mendapatkan capital gain adalah yang jenis ORI.
Nah, di sini kamu perlu mempelajari bedanya ORI dan SBR, beserta turunannya.
Tip Terbaik Investasi Obligasi dan Deposito
Sebenarnya kalau mau membandingkan obligasi vs deposito, ini semua tergantung pada tujuan keuangan dan juga kebutuhanmu. Masing-masing obligasi dan deposito memiliki karakter yang berbeda, yang membawa serta risiko dan imbal yang berbeda pula. Semua bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kebutuhan dan tujuan kita dalam berinvestasi.
Misalnya, deposito menjadi wadah penyimpanan uang yang cukup baik untuk dana darurat, meskipun tidak terlalu likuid seperti halnya tabungan. Tetapi masih lebih likuid ketimbang obligasi terutama yang jatuh temponya panjang. Tenor deposito paling pendek adalah 3 bulan, dan ini bisa jadi bermanfaat buat kamu yang pengin simpan uang yang akan dipakai lagi 3 bulan ke depan. Lumayan, dapat tambahan bunga lagi kan, meskipun kecil.
Obligasi–terutama obligasi pemerintah–tenornya biasanya 2 – 3 tahun. Meskipun ada fasilitas early redemption ataupun bisa dijual kembali di pasar sekunder, tetapi risikonya capital loss ataupun kehilangan hak atas kupon yang akan memberi imbal per bulan.
So, memang kembali lagi pada kita yang mau berinvestasi. Makanya, penting banget untuk punya tujuan dulu sebelum mulai berinvestasi, di instrumen apa pun.
Nah, begitulah perbandingan obligasi vs deposito. Kamu bisa baca-baca lagi mengenai kedua instrumen ini di artikel-artikel yang sudah ditautkan di atas ya.
Jangan malas baca, biar lebih paham dan lebih pinter mengelola investasi.