Kalau mau mengutip paragraf pembuka dalam buku Entrepreneur Talks – Tujuh Strategi Mengembangkan Bisnis tulisan Herlina P. Dewi, founder Stiletto Book, disebutkan bahwa, “Setiap orang memiliki sisi entrepreneur dalam dirinya. Kita hanya bertugas untuk menggali dan menemukannya.” Nah, sekarang, cukup percaya dirikah kamu untuk menemukan cara mulai usaha kecil milikmu sendiri?
Seharusnya sih, iya, kamu bisa percaya diri. Nggak seharusnya kamu bilang, “Aku nggak punya bakat bisnis.”
Mengapa setiap orang pasti memiliki sisi pebisnis dalam dirinya?
Karena pada dasarnya berbisnis itu akan selalu mulai dari kegiatan ‘dagang’, dan setiap orang pastilah bisa menjual sesuatu. Apalagi jika memang dia menguasai betul akan produk dagangannya, pasti akan lebih mudah untuknya berjualan.
Mengapa banyak orang yang lebih suka mulai usaha sendiri?
Yang pertama, karena keleluasaan waktu alias fleksibilitas. Konon, dengan berbisnis sendiri, kita dapat menentukan kapan mau kerja dan kapan enggak. Hmmm? Tapi emang bener kayak gitu ya? Sejauh ini sih, kalau dilihat para entrepreneur kenalan saya, justru mereka kayak kerja 24 jam deh. Haha, yang bener yang mana ini jadinya?
Yang kedua, tentu kesempatan untuk mengembangkan diri. Dengan menemukan cara mulai usaha sendiri, maka kita pun bisa eksplorasi ide dengan seluas-luasnya.
Nah, kalau kamu, apa alasanmu hingga kamu sekarang getol cari cara mulai usaha sendiri dan terdampar di artikel ini? Sok, silakan share di kolom komen ya!
Tujuan kamu berbisnis ini penting, karena tujuan inilah yang nanti akan kamu bawa terus sampai kamu sukses. Saat kamu down, tujuanmu berbisnis ini akan menjadi hal yang bisa memotivasi kamu kembali. Saat kamu sukses, kamu akan tetap humble dengan mengingat kembali tujuan kamu memiliki usaha sendiri. Saat kamu sedang mencari ide untuk ekspansi usaha, tujuan berbisnis ini juga yang akan menjadi garis start untuk brainstorming.
So, jangan remehkan tujuan berbisnis. Buatlah tujuan sebelum kamu mulai melangkah, persis seperti kamu pesan ojek online. Tentukan dulu kamu mau ke mana, terus masukkan titik penjemputan baru deh panggil babang ojek. Tentukan dulu tujuan bisnismu, lalu cek modal awal apa saja yang sudah kamu punya, baru buat rencana dan strategi bisnis untuk mencapai tujuan.
Mari kita lihat step by step cara mulai usaha sendiri dari skala kecil. Iya, selalulah mulai dari yang kecil.
Cara Mulai Usaha Kecilmu Sendiri
1. Mengenali kebutuhan pasar
Riset pasar harus kamu lakukan pertama kali untuk melihat, apakah ide bisnismu bisa direalisasikan. Percuma saja jika kamu punya ide bisnis tapi produkmu tidak dibutuhkan oleh target pasarmu. Karena kunci sukses usaha itu salah satunya adalah mampu menjawab permasalahan dan memenuhi kebutuhan target pasar.
Bisnis bukan semata-mata apa yang pengin kita jual, tetapi apa yang dibutuhkan oleh orang lain. Karenanya, riset pasar ini penting.
Jika target pasar tidak bisa kamu temukan di lingkungan terdekatmu, maka kamu harus berusaha mencarinya ke area yang lebih luas. Dengan membawanya ke ranah online, misalnya. Namun, tetap harus dipastikan, bahwa ada sekelompok orang yang memang butuh produk dari bisnis yang hendak kamu bangun.
2. Sesuaikan dengan minat/passion/keahlian
Banyak yang bilang, kalau kita bekerja karena passion, maka kita tidak akan merasa bosan dan nggak gampang menyerah. Hal ini ada benarnya juga. Karena itu, kamu bisa mencari cara mulai usaha dari passionmu.
Tetapi, nggak hanya passion saja yang bisa dibisniskan, keahlianmu–meski bukan passion–bisa juga menjadi ide bisnis yang bakalan sukses. Misalnya saja, kamu sudah lama bekerja di suatu sektor, hingga mencapai tingkat keahlian tertentu. Padahal, latar belakang pendidikan atau passion kamu berbeda. Enggak masalah kan? Yang penting lakukan riset pasar, dan pastikan memang banyak orang yang akan membutuhkan produk bisnismu.
Minat atau passion atau keahlian ini penting untuk kamu miliki, agar kamu lebih mudah pula menyusun rencana bisnis jika kamu mengenali produk atau jasa yang hendak kamu tawarkan pada pasar. Ya, misalnya saja, kalau kamu pengin bisnis jualan baju tapi enggak update dengan gaya fashion terbaru ya sulit juga untuk bisa keep up dengan tren yang ada sekarang, ya kan? Kamu mungkin hanya akan menjual baju yang menurutmu bagus. Padahal, selera pasar lain.
Memang enggak salah untuk mencoba menciptakan keunikanmu sendiri, tetapi sebisa dan sedekat mungkin harus sesuai dengan maunya pasar, jika kamu pengin bisnis kamu berjalan dengan baik. It’s about your customers, not about you.
3. Tetapkan strategi
Setelah kamu mengetahui “peta” pasarmu, maka selanjutnya kamu bisa menentukan strategi bisnis. Strategi bisnis ini meliputi banyak aspek, dan kamu enggak harus segera menyelesaikan semua. Hal terpenting yang harus kamu segera tentukan adalah strategi produk, pemasaran, dan pelayanan.
Buatlah analisis SWOT, yaitu Strength (kelebihan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman) terhadap produk, pemasaran, dan pelayanan bisnis yang akan kamu jalankan.
Kelebihan dan kelemahan terdiri atas aspek yang ada dalam internal bisnismu. Misalnya kalau kelebihan ya produkmu unik, ada servis purnajual dan garansi uang kembali, pasar cukup besar, dan sebagainya. Sedangkan kelemahannya mungkin sumber dayamu belum lengkap, orang baru ada CS satu orang doang, dan seterusnya.
Sedangkan peluang dan ancaman adalah aspek-aspek yang datang dari luar, yang memengaruhi jalannya bisnismu nanti. Misalnya ancamannya banyak kompetitor yang sudah senior dengan strategi pemasaran yang lebih masif, sedangkan peluangnya, misalnya tren sedang mendukung popularitas produkmu saat ini.
Buatlah dalam sebuah daftar, yang detail dan terperinci. Dengan analisis ini, kamu akan dapat menetapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan dengan lebih realistis juga.
4. Bangun tim yang kuat
Kadang kamu akan melihat di sekitarmu, banyak bisnis rintisan yang hanya dikerjakan dua tiga orang tetapi bisa berjalan dengan baik, bahkan sukses. Coba belajarlah dari mereka. Memang cara mulai usaha sendiri ini tidak harus selalu langsung dalam skala besar, justru mulailah dari kecil–misalnya, dengan membentuk tim yang kecil tetapi kuat.
Kamu bisa membentuk tim dengan mengacu pada analisis SWOT yang sudah kamu buat seperti pada poin 3. Sisi mana yang harus dibackup oleh orang lain, dan mana yang bisa kamu handle sendiri.
Yang penting, kamu sendiri juga harus siap kerja keras. Dengan manajemen bisnis yang strategis, usaha bisa dimulai. Sambil jalan, kamu bisa belajar lebih banyak lagi.
5. Terus inovasi
Begitu kamu sudah berani dan menemukan cara mulai usaha sendiri, maka selanjutnya kamu harus siap untuk berinovasi tanpa berhenti. Mengapa? Karena seiring berjalan waktu, pesaingmu akan bertambah banyak, pasar akan berkembang, kebutuhan berubah, dan tuntutan pun menyesuaikan dengan perkembangan.
Usahamu akan berhenti jika kamu juga berhenti berinovasi dengan produk dan strategi bisnismu. Bisnis yang akan bertahan adalah bisnis yang adaptif, bisa menyesuaikan diri dengan kondisi. Coba lihat di sekitar kita deh, yang tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi pandemi serta new normal, sudah bisa dipastikan akan terengah-engah ke depannya.
Pastinya, kamu enggak akan mau hal itu terjadi pada bisnismu kan? Sudah capek-capek mencari cara mulai usaha dan kemudian bekerja keras mengembangkannya kan?
Yes, kondisi perekonomian–saat artikel ini ditulis–memang sedang lesu, tetapi seharusnya tidak menjadi hambatan pada siapa pun untuk berniat punya usaha sendiri. Kamu hanya perlu tahu bagaimana cara mulai usaha, dan kemudian … ya mulai usaha!
Dan, oh iya! Jangan lupa untuk segera punya administrasi dan laporan keuangan yang rapi ya! Ini penting, kamu akan berterima kasih pada dirimu sendiri nanti, kalau bisa punya laporan keuangan yang rapi dan detail dan bisnismu bisa berkembang dengan baik.
Satu lagi, begitu kamu sudah mulai bisnis, saat itu pula, kamu juga harus siap gagal.
Ouch!
Loh, tapi itu beneran loh! Karena bisnis yang baik selalu diawali kata gagal.
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.