Sudah pernah mendengar tentang bursa berjangka? Kamu yang tertarik dengan forex, barangkali sudah akrab dengan istilah ini. Tapi yang belum, pasti bertanya-tanya. Apaan itu bursa berjangka? Beda ya, sama bursa saham?
Nah, jangan ke mana-mana, di artikel kali ini kita akan bahas mengenai bursa berjangka, dan pastinya, juga bahas apa beda bursa berjangka dan bursa saham.
Apa Itu Bursa Berjangka?
Bursa berjangka adalah tempat di mana terjadi aktivitas transaksi kontrak atas instrumen keuangan dengan harga tertentu, dengan penyerahan barang disepakati bersama di waktu yang akan datang.
Uniknya, pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi ini tidak saling tahu lawan transaksinya masing-masing. Kontrak ini terjadi di bursa saat itu juga, dan merupakan kontrak primer, tanpa pasar sekunder. Setiap kontrak yang ditransaksikan harus didaftarkan di otoritas bursa setempat.
Contoh bursa berjangka yang ada di dunia misalnya Chicago Board Options Exchange, New York Mercantile Exchange, Minneapolis Grain Exchange, Kansas City Board of Trade, atau Chicago Mercantile Exchange. Di Indonesia ada enggak? Ada dong, namanya Bursa Berjangka Jakarta, yang didirikan 21 November 2000. Selain itu juga ada Indonesia Commodity & Derivatives Exchange.
Apa yang ditransaksikan dalam bursa berjangka? Ya, sesuai dengan pengertiannya di atas, produk yang diperjualbelikan berupa kontrak berjangka. Sudah tahu tentang instrumen derivatif kan? Kalau belum, bisa dibaca dulu deh artikel yang sudah ditautkan ya, supaya dapat gambarannya.
Contoh Cara Kerja Bursa Berjangka
Misalnya seperti yang dijelaskan melalui Investopedia ini.
Ada perusahaan perkebunan kopi yang menjual biji kopi hijau pada harga $4 dengan satuan per pon kepada roaster. Roaster kemudian menjual roasted coffee–alias kopi yang sudah diproses–dengan harga $10. Dengan demikian, kedua belah pihak mendapatkan untung.
Investor ingin menjaga agar ada bunga tetap, sehingga jika harga kopi turun dari standar harga yang sudah ditentukan, maka investor setuju untuk membayar selisih pada perkebunan kopi. Jika harga kopi lebih tinggi, maka investor mendapat untung.
Begitu juga sebaliknya, antara investor dengan pihak roaster. Ketika harga kopi lebih tinggi dari harga yang sudah ditentukan, maka investor akan membayar selisihnya, sehingga roaster akan tetap mendapatkan harga kopi sesuai kesepakatan. Jika harga kopi hijau lebih rendah, maka roaster membayar harga yang sama, dan investor mendapatkan untung.
Banyak komoditi yang bisa ditransaksikan dengan cara ini, mulai dari kopi seperti contoh di atas; juga minyak, kelapa sawit, bahkan transaksi valuta asing alias valas dan indeks saham.
Sejarah Bursa Berjangka
Seperti yang dikutip dari Wikipedia, bursa berjangka ini sebenarnya sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Namun, bursa berjangka modern mulai diterapkan di abad ke-18 di Chicago, Amerika Serikat.
FYI, Chicago yang secara geografis terletak di dekat danau Great Lakes, merupakan pusat distribusi dan perdagangan komoditi hasil pertanian. Karenanya, di sinilah saat itu juga menjadi pusat kegiatan ekonomi, terutama bertemunya para petani atau produsen dengan konsumen pertama yang kemudian mengolah bahan baku menjadi produk lain yang kemudian bernilai jual tinggi juga.
Bursa berjangka pertama kali dibuat demi melindungi para produsen–dalam hal ini petani–gandum atas fluktuasi harga biji-bijian yang terjadi. Terjadilah suatu perjanjian kontrak serah, atau yang disebut dengan forward contract, antara produsen gandum dan pengguna bahan baku (pabrik dan sejenisnya), yang akan memberikan perlindungan dari perubahan harga yang bisa merugikan. Kontrak serah ini yang akhirnya dikembangkan menjadi kontrak berjangka, atau yang disebut dengan futures contract.
Di tahun 1970-an, lantas berkembang pula kontrak berjangka untuk produk keuangan, yang memperdagangkan nilai masa depan dari suku bunga. Tahun 1981, kontrak Eurodollar pertama kali dikenal, yang kemudian berpengaruh besar pada pengembangan pasar suku bunga.
Apa Beda Bursa Berjangka dan Bursa Saham?
Perbedaan pertama tentu ada pada komoditi yang diperjualbelikan. Bursa saham memperjualbelikan saham, atau surat hal milik atas suatu perusahaan. Sedangkan, bursa berjangka memperjualbelikan surat kontrak akan penjualan dan pembelian suatu produk dengan nilai di masa depan. Kita bisa saja tidak memiliki produk tersebut, tetapi memiliki hak untuk memperjualbelikannya dengan pihak lain.
Tidak seperti bursa saham yang memiliki pasar sekunder yang memperdagangkan surat berharga berupa saham, bursa berjangka hanya memiliki pasar primer. Kontrak ada ketika pihak penjual dan pembeli mencapai kesepakatan.
Perbedaan lainnya adalah pada jangka waktu. Namanya juga bursa berjangka, so, ada jangka waktu yang berlaku dan kemudian kedaluwarsa. Pada umumnya, masa kedaluwarsa ini adalah 3 bulan, dan semakin dekat ke masa akhir jangka waktu, maka transaksinya semakin rendah. Berbeda dengan bursa saham, yang tanpa jangka waktu, selama perusahaan penerbit sahamnya masih tetap aktif di lantai bursa, tidak tersuspensi, atau terdepak keluar dari indeks, dan selama kita tidak menjualnya.
Tip Berinvestasi di Bursa Berjangka
Banyak pakar yang menyebutkan, bahwa berinvestasi di bursa berjangka ini cukup menjanjikan di masa depan, mengingat sekarang orang-orang semakin sadar akan pentingnya berinvestasi. Ditambah lagi, semangat orang-orang juga tampak ketika ada jenis investasi baru yang diperkenalkan. Bisa jadi, setelah membaca artikel ini juga, kamu lantas tertarik untuk berinvestasi di bursa berjangka demi menambah diversifikasi portofolio.
Berikut beberapa tip terbaik untuk bisa berinvestasi di bursa berjangka
1. Pelajari dulu dengan saksama
Segala macam hal baru memang perlu dipelajari dulu. Begitu juga jika kamu pengin mulai berinvestasi di bursa berjangka.
Konon, investasi di bursa berjangka ini memang menjanjikan return yang sangat tinggi, tetapi risikonya juga lebih tinggi daripada saham. So, kamu harus benar-benar punya bekal yang cukup jika memang tertarik untuk berinvestasi di instrumen ini.
Pelajari sistemnya, juga model perdagangannya. Sebelum corona, BBJ saban minggunya ada demo perdagangan berjangka yang bisa diikuti oleh siapa saja, free of charge. Nah, selama pandemi corona ini jadi belum update lagi deh. Silakan langsung cari informasinya saja, bisa ke TKP langsung atau gugling ya.
2. Pastikan dana yang dipakai memang dana untuk investasi
Karena risiko yang tinggi, maka pastikan dana yang hendak kamu investasikan bukan dana yang akan segera dipakai, atau dana yang sudah ada pos untuk kebutuhan tertentu.
Untuk mulai bertransaksi di bursa berjangka, kamu akan butuh modal yang lumayan. Modal terkecil ada pada komoditi emas berjangka, tetapi kamu perlu mencari update terbaru lagi. Beda komoditi, akan beda pula nilainya.
3. Apa tujuanmu?
Seperti biasa, tujuan kita berinvestasi perlu untuk ditentukan sejak awal agar kemudian kita bisa menentukan target investasi dan juga untuk menjaga konsistensi diri kita sendiri.
So, apa tujuanmu sehingga pengin berinvestasi di bursa berjangka ini? Kalau hanya ikut-ikutan, wah, kayaknya kamu perlu menimbang lagi, karena ini bukan tempat untuk uji coba karena risikonya akan terlalu tinggi. Apalagi kalau pengetahuanmu masih zero.
4. Waspadai yang palsu-palsu
Akan selalu ada oknum-oknum yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Yah, memang pada dasarnya manusia itu kreatif. So, apa pun bisa diulik sehingga bisa memberikan keuntungan bagi diri sendiri.
Termasuk di bursa berjangka.
Ada juga oknum-oknum yang “memanfaatkan” iming-iming return instrumen yang memang sangat menggiurkan untuk menarik (calon) investor yang kurang pengetahuan dan hanya ingin untung dengan cepat. Jangan sampai kita termasuk ke dalam tipe investor yang ditarget oleh para oknum ini ya.
Jadi, tetap waspada.
So, good luck buat kamu yang pengin mulai berinvestasi di pasar berjangka. Semoga sukses ya!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.