Namanya manusia, pastilah melakukan kesalahan. Tsah. Tapi bener sih, karena nggak ada manusia yang luput dari kesalahan, termasuk kesalahan keuangan.
Nah, seenggaknya sih ada 5 macam kesalahan keuangan yang sering dilakukan oleh kita, warga distrik +62. Let’s say it’s our 5 deadly financial sins. Ya, meski banyak sih sins yang lain, tapi 5 kesalahan ini paling umum banget dilakukan–terutama buat yang literasi keuangannya masih belum begitu bagus.
Coba kita lihat yuk.
5 Kesalahan Keuangan yang Sering Terjadi
1. Galau utang
Utang tampaknya memang jadi perkara paling besar manusia ya? Mulai dari utang ke teman sendiri (yang kalau ditagih malah jadi lebih galak yang punya utang ketimbang yang kasih utang), utang kartu kredit, hingga utang pinjaman online ilegal yang bunganya dua digit per bulan.
Masih banyak aja nih, cerita-cerita orang terjebak utang yang bergulung-gulung, sampai kelelep. Miris sih, tapi ya realitas, bahwa literasi keuangan kita memang belum terlalu baik.
Meski di sini disebut sebagai salah satu kesalahan keuangan, tetapi utang sih sebenarnya enggak dilarang. Malah untuk hal-hal tertentu, utang akan membuat hidup kita jadi naik level. Misalnya saja, utang agar bisa memiliki rumah. Naik level dong, dari pengontrak menjadi pemilik rumah?
Tapi tentu saja, harus dibarengi dengan pengelolaan yang baik. Pengelolaan keuangan yang baik juga akan berawal dari literasi yang baik juga.
Utang memang enggak dilarang, tetapi ada ilmu yang harus dipelajari agar utangnya bermanfaat.
2. Anggap remeh dana darurat
Ini juga sering banget deh terdengar, sayang banget sih duit sebegitu besar jumlahnya dianggurin saja di tabungan yang likuid banget. Mendingan diputerin kek, dibeliin gadget, atau dipakai buat liburan.
Tapi lihat kondisi sekarang, ketika wabah penyakit COVID-19 menyerang. Gaji dipangkas, ada yang dirumahkan tanpa gaji, ada yang langsung di-PHK, ada yang bisnisnya harus gulung tikar, sampai di-cut proyeknya oleh klien. Pemasukan berkurang, bahkan zero income, sedangkan kebutuhan justru semakin banyak.
Di saat-saat seperti ini, bukan mereka yang “kaya” dan gaya yang akan survive, tapi yang memiliki keuangan sehat dengan dana darurat yang kuat yang akan mampu bertahan.
Baru deh, curhat, “Nyesel gue enggak nabung kemarin-kemarin. Sekarang mau ambil duit yang di saham, juga masih belum balik. Di reksa dana pun sama aja. Mau jual tanah, lama lakunya. Punya gadget mahal juga enggak terlalu menolong, dijual pun cuma laku murah banget.”
Nah loh.
3. Bingung ketika mulai investasi
Pertanyaan sejuta umat: Saya punya uang Rpxxx juta, investasi apa yang paling menguntungkan dan aman?
Coba deh kamu buka Quora Indonesia, dan ketikkan “keuangan” di kotak pencarian. Pertanyaan seperti itu akan paling banyak muncul.
Pengin investasi tapi bingung, ini adalah titik rawannya keuangan kita. Ketika berada di titik ini, kita yang bingung ini akan mudah banget tergiur investasi bodong; yang diklaim bisa memberikan keuntungan besar dalam waktu cepat, dengan jaminan pula. Sok pasti banget deh.
Pengin investasi tapi bingung, ya belajar dulu saja dengan rajin. Kenalan dengan berbagai instrumen investasi. Take your time, pelajari pelan-pelan. Kenali juga profil risikomu sendiri. Jangan ujug-ujug main saham, bakalan jantungan akut. Kesehatanmu lo!
Ya, sebenarnya sih ini enggak murni bisa dibilang sebagai kesalahan keuangan sih, tetapi kurang pengetahuan. Ya balik lagi ke masalah kurangnya literasi keuangan.
Jangan malas menambah pengetahuan keuangan. Kita bisa belajar dari mana saja kok. Yang penting, niat harus ada.
4. Merasa gaji tidak pernah cukup
Mau digaji setinggi apa pun, pada dasarnya, kebutuhan memang akan selalu lebih banyak.
Ini sudah sesuatu yang absolut. Manusia memang enggak pernah merasa cukup, apalagi jika sudah punya keinginan-keinginan, mimpi-mimpi, dan cita-cita.
Tapi ya masa mau menyerah terhadap rasa tidak pernah cukup itu sih? Kalau iya, ya itulah kesalahan keuangan keempat kita. Karena itu ada yang namanya perencanaan keuangan. Kita bikin rencana untuk mencapai cita-cita dan mimpi-mimpi kita itu. Kita tentukan, mau mencapai tujuan dengan kendaraan apa, dan lewat jalan yang mana. Kendaraan dan jalan itu yang bisa berbeda untuk setiap orang, meski tujuannya sama.
5. Suka membandingkan diri dengan orang lain
Pernah baca cerita-cerita Go #100Juta di akun Instagram Kakanda ini kan? Gimana perasaannya? Biasa aja, terkagum-kagum, atau baper karena di usia yang sama, orang lain ternyata bisa punya gaji Rp100 juta, sedangkan kita UMR++ aja dari dulu?
Nah, yang terakhir ini nih, adalah buah dari kesalahan keuangan kelima: suka membandingkan diri dengan yang lain. Padahal gampangannya mah ya, setiap orang punya episode dan timeline-nya sendiri-sendiri, untuk apa membandingkan diri?
Tapi, membandingkan diri ini kan untuk memotivasi diri sendiri supaya bisa kayak dia yang bergaji jutaan rupiah? Ya oke sih, bagus kalau bisa menjadikannya sebagai motivasi–asalkan juga masih memijak ke tanah. Jangan halu, dan kemudian melakukan kebodohan yang akan disesali sendiri.
Nah, itu dia 5 kesalahan keuangan yang jamak banget dilakukan oleh warga +62 dan sering bikin kalang kabut. Emang warga +62 aja yang melakukan kesalahan keuangan itu? Warga Amerika–misalnya–enggak? Ya, mungkin melakukannya juga sih, cuma karena saya hidup di Indonesia ya paling sering dicurhatin dan baca ya kesalahan keuangan yang di atas itu.
Malahan, ada lebih banyak lagi masalah keuangan yang biasa dialami oleh warga +62. Nggak terbatas pada mereka yang memang punya income terbatas. Yang punya pemasukan Rp100 juta lebih aja juga bermasalah sama duit kok. Ya beda skala aja.
Mau tahu enggak cerita-cerita seputar masalah keuangan orang-orang ini? Kamu barangkali bisa belajar banyak dari kesalahan mereka, sehingga bisa meminimalkan peluang untuk melakukan kesalahan yang sama.
Kalau mau, sila baca ebook Montalk. Sila hubungi nomor WhatsApp ini ya, dan ikuti petunjuknya. Enggak lama, ebook ini akan bisa kamu baca.
Yuk, keep learning! Literasi keuangan itu luas banget cakupannya, apalagi di masa-masa sulit seperti ini, rasanya akan sulit untuk survive kalau kita tidak memiliki literasi keuangan yang baik.
Belajar bisa dari mana saja, salah satunya yang terbaik ya dari baca buku. Buku Montalk ini salah satunya. Di sini kamu bisa menemukan berbagai masalah keuangan real yang dialami oleh kita semua (bahkan mungkin kisahmu juga ada di buku ini!).
Segera hubungi nomor yang tersedia ya, dan dapatkan copy untuk kamu baca.
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.