Sebagai karyawan–baik karyawan swasta maupun ASN–sebenarnya enak karena penghasilan sudah pasti tetap setiap bulannya, berapa pun besarnya. PR-nya tinggal bagaimana caranya mengelola penghasilan itu dengan baik, biar cukup sampai gajian lagi. Termasuk nabung. Harus bisa, makanya perlu tahu jenis investasi untuk karyawan yang cocok.
Ya, sebenarnya sih dengan penghasilan yang tetap ini separuh masalah keuangan sudah terbereskan lo. Kan sudah enggak perlu mikirin, bulan depan ada invoice yang bisa dicairin nggak–macam para pekerja lepas. Atau, bulan depan bisnis masih bisa jalan enggak, macam para pebisnis rumahan. Hanya saja, masih banyak karyawan yang belum sadar akan pentingnya berinvestasi, terutama pentingnya memulai investasi sejak dini.
Karena mindsetnya hampir sama. Belum merasa terdesak. Misalnya saja, ada yang menganggap investasi itu hanya untuk mengumpulkan dana pensiun, padahal kan pensiunnya masih lama. Ada lo yang dengan pedenya bilang, nggak usah pensiun. Nanti tetap kerja, ngerjain yang disuka.
Wah, kalau kayak gini, berarti kurang paham dong arti ‘pensiun’ itu apa. Pensiun itu enggak cuma kita berhenti bekerja di kantor sekarang aja lo, tapi lebih ke makna ‘berhenti produktif’. Kalaupun kita masih mengerjakan sesuatu, tapi tolok ukurnya sudah bukan uang lagi, melainkan kepuasan hati. Ya, itu termasuk ngerjain yang disuka itu kan?
Lagi pula, investasi juga enggak hanya untuk dana pensiun saja, tapi juga berbagai kebutuhan lain. Misalnya, seperti dana pendidikan anak, dana beli rumah, bahkan sampai dana liburan, semua bisa dicapai dengan bantuan investasi yang tepat. Kenapa harus investasi? Karena inflasi itu nyata, nyata senyata-nyatanya. Apa yang hari ini hanya seharga Rp10.000, 5 tahun lagi mungkin sudah berharga Rp100.000.
So, semakin cepat kita mulai berinvestasi, maka semakin sedikit pula jumlah nominal yang harus diinvestasikan.
Ini sudah dalil dalam setiap perumusan tujuan keuangan.
Dan, dengan status karyawan, kita sebenarnya sudah terbantu banget dengan adanya gaji yang tetap itu. Seharusnya kita bisa berinvestasi dengan gaji berapa pun.
Lalu, apa yang cocok dipakai sebagai investasi untuk karyawan? Instrumen investasi kan ada banyak. Jadi bingung, milihnya. Gaji juga nggak seberapa (haelah, alasan ini lagi kan?), udah habis pula buat bayar kamar kos sama transportasi.
Tenang! Mari mulai dari 5 jenis investasi untuk karyawan berikut ini.
5 Jenis Investasi untuk Karyawan
1. Deposito
Buat yang sudah lama berinvestasi, entahlah, mungkin deposito ini enggak rela dimasukkan ke dalam salah satu jenis investasi, lantaran cuannya yang terlalu tipis ya. Ha!
Tapi, buat kamu yang baru memulai, ini adalah awal investasi untuk karyawan yang sesuai. Risikonya rendah, meski imbalnya juga tipis. Tipis, tapi pasti ada kok dan dijamin oleh LPS. Jadi enggak perlu khawatir, duit ilang tak berbekas.
So, silakan mulai dari sini jika memang pengin celup-celup lucu dulu. Aman, nyaman, menguntungkan.
2. Obligasi
Investasi untuk karyawan kedua yang bisa dicoba adalah obligasi. Kalau mau yang paling aman dari jenis investasi ini ya coba untuk ikutan investasi obligasi pemerintah, semacam Saving Bond Ritel (SBR)–kebetulan SBR009 juga baru diluncurkan, dan saat tulisan ini dibuat juga masih masa penawaran–atau Sukuk ORI, sebagai salah satu instrumen investasi syariah.
Aman? Yes, risiko cenderung kecil, karena ini surat utangnya pemerintah. Masa enggak yaqin sama negara sendiri sih? Apalagi dengan pertumbuhan ekonomi seperti sekarang, kayaknya kita harus juga mendukung program-program pemerintah kan ya?
Tapi, kalau mau mencoba jenis obligasi yang lain, boleh juga. Asalkan, kamu cermati dulu seluk-beluknya, pahami dulu aturan-aturannya.
3. Reksa dana
Reksa dana juga bisa menjadi salah satu pilihan investasi untuk karyawan yang cocok, karena masih dalam batas risiko rendah. Cuannya gimana? Ya, terbilang rendah juga sih. Yang paling tinggi imbalnya adalah reksa dana campuran dan reksa dana saham. Kalau memang memilih dua reksa dana ini, ya pahami juga kalau risikonya juga tinggi.
Ingat selalu prinsip investasi, high risk high return ya?
Kalau mau yang aman nyaman sentosa ya pilih investasi reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap. Tapi ya tetep ingat, meski namanya “aman”, selalu ada risiko di setiap investasi.
Untuk mulai berinvestasi di reksa dana, kamu cukup menyisihkan minimal Rp100.000 saja tiap bulan. Nah, enggak mahal kan? Bahkan mungkin itu setara dengan uang nongkrongmu di kafe dalam satu malam. Iya nggak?
4. Saham
Kalau reksa dana, kamu bisa mengandalkan manajer investasi untuk mengelola danamu. Nah, kalau kamu pengin mengelolanya sendiri, saham bisa jadi alternatif investasi untuk karyawan yang sesuai.
Untuk memulai, lagi-lagi, pilihlah jenis investasi yang paling aman dulu. Kalau saham, ya lebih baik kamu pilih saham-saham blue chip.
Apa maksudnya?
Saham blue chip adalah saham-saham perusahaan besar yang sudah mapan, bisnisnya sudah lama, dan sudah menjadi leader di area bisnisnya. Tapi, meski dinilai aman, kamu juga perlu mempelajarinya dulu. Ini ada beberapa artikel dalam blog ini yang membahas mengenai saham–terutama saham blue chip–yang bisa kamu baca-baca dulu sebelum mulai benar-benar berinvestasi:
- Apakah Beli Saham Blue Chip Adalah Investasi Paling Aman?
- Blue Chips, Second Tier, dan Saham Gorengan, Pilih Yang Mana?
Nah, kamu juga bisa mencari sumber lain lagi di Google. Yang penting, filterlah informasi yang masuk ya, komparasikan satu sama lain. Bertanyalah pada mereka yang lebih banyak punya pengalaman.
5. Peer to Peer Lending
Perkembangan teknologi luar biasa juga membawa peluang baru pada sektor keuangan, dengan munculnya fintech-fintech yang menawarkan layanan peer to peer lending.
Jika kamu tertarik pada instrumen yang lebih agresif, peer to peer lending ini juga merupakan salah satu investasi untuk karyawan yang cocok. Tapi, sekali lagi, pelajari dulu seluk-beluknya. Cari tahu juga fintech yang terdaftar dan diawasi oleh OJK, jangan bekerja sama dengan fintech ilegal ya. Demi kesehatanmu sendiri.
Nah, sudah tahu jenis investasi untuk karyawan yang paling pas, sekarang, bagaimana memulainya? Ada 3 prinsip yang harus selalu diingat, kapan pun kamu hendak mulai berinvestasi.
3 Hal Mulai Berinvestasi untuk Karyawan/ASN
1. Tentukan tujuanmu berinvestasi
Apa pun instrumen investasi untuk karyawan yang hendak kamu pilih, pilihlah yang sesuai dengan tujuanmu berinvestasi, dengan tujuan keuanganmu.
Mau buat apa kamu berinvestasi? Untuk dana pensiun? Dana menikah? Dana pendidikan anak? Dana liburan? Pastikan kamu memilih instrumen yang sesuai. Kalau enggak, nggak hanya uangmu tidak akan dapat berkembang seperti yang diharapkan, tapi kamu juga akan “terancam” gagal mencapai tujuanmu. Nggak jadi nikah, nggak jadi liburan, nggak jadi bisa nyekolahin anak.
Ouch!
2. Sisihkan di awal
Jangan menunggu uang sisa belanja di akhir bulan. Mengapa? Karena enggak bakalan sisa. Yaqin deh.
Jadi, sisihkan jatah untuk investasi di depan. Setelah gajian, segera bagi penghasilanmu ke dalam pos-pos pengeluaran bulanan; rutin, cicilan utang, asuransi, termasuk investasi. Standar paling kecil untuk investasi itu 10% dari penghasilan. Mau lebih? Ya, boleh banget! Sesuaikan saja dengan kemampuanmu.
Setelah disisihkan, ya terus langsung ditempatkan di instrumen investasi yangs udah kamu pilih.
3. Terus belajar
Nah, ini penting. Banyak yang punya penyakit yang enggak banget soalnya nih: suka ikut-ikutan, alias FOMO. Termasuk saat investasi.
Padahal investasi itu tanggung jawab pribadi masing-masing. Kalau akhirnya cuma ikut-ikutan, enggak tahu ilmunya, ketika nanti akhirnya harus terbebani risiko, ya jadinya pasti menyalahkan orang lain.
Inilah yang harus dihindari dan dipahami sejak awal. Investasi itu selalu ada risikonya, dan risiko adalah tanggung jawab pribadi masing-masing.
So, keep learning ya! Belajar dari banyak sumber: buku, artikel, dan lain sebagainya. Tanya-tanya pada mereka yang lebih berpengalaman. Di mana ada niat, di situ ada jalan.
Nah, itu dia beberapa jenis investasi untuk karyawan yang bisa kamu pertimbangkan, dan bagaimana cara memulai investasi. Jangan tar sok tar sok melulu ya. Ntar keburu telat, keburu pensiun.
Alex mengatakan
Menarik… bisakah dibuat webinar utk guru sekolah, ada 100 orang guru yg berminat, lanjut kemana dan bgm mencari lembaga yg aman berinvestasi?