Ada yang hobi belanja? Kayaknya semua perempuan ngacung nih.
Sebuah penelitian di Inggris menyatakan bahwa 2 – 10% orang dewasa cenderung senang berbelanja. Dan, seperti yang sudah diduga, pada perempuan, kecenderungan hobi belanja ini meningkat 9 kali lebih besar ketimbang laki-laki.
Nah lo! Jadi, apakah kamu juga memiliki kecenderungan hobi belanja, hingga menjurus ke shopaholic?
Memangnya apa gejala shopaholic alias gila belanja ini? Coba, simak 5 tanda berikut!
- Kamu sangat bersemangat membicarakan rencana jalan-jalan untuk berbelanja. Jika tidak merealisasikannya dalam satu minggu, maka kamu akan kecewa, sampai baper, sampai bikin kamu depresi.
- Mood sering berubah. Saat berbelanja, kamu akan merasa sangat gembira. Namun, emosi kamu bisa berubah muram ketika uang yang dimiliki semakin menipis, atau malah habis.
- Kamu melihat acara pernikahan atau pesta bukan sebagai momen untuk memberikan doa restu pada mempelai ataupun bersenang-senang, tapi sebagai alasan untuk berbelanja baju baru.
- Lemari kamu penuh dengan pakaian, sepatu, perhiasan dan peralatan make up yang baru dipakai sekali atau masih terpasang label harga atau malah belum tersentuh sejak dibeli. Kamu memang ingin membeli barang-barang itu, tapi pas membelinya, kamu nggak kebayang atau nggak tahu kapan bajunya bisa atau akan dipakai.
- Kamu banyak berutang, karena gaji kamu di kantor kurang bisa mendukung hobi belanja ini.
So, ngeliat daftar di atas, apakah kamu termasuk si shopaholic, si hobi belanja hingga gila?
There’s nothing wrong about being a shopaholic, actually. Hanya saja, kamu harus memastikan bahwa keuangan bulanan kamu masih tetap sehat untuk bertahan hidup seenggaknya sampai kamu mendapatkan penghasilan lagi. Kalau enggak? Duh, hidup sengsara bok!
Bener kok. Hobi belanja itu boleh-boleh saja, tapi jangan sampai mengorbankan hal-hal lain yang (bakalan) penting buat hidupmu. Misalnya apa? Tabunganmu untuk hari tua. Atau, kamu begitu hobi belanja sampai-sampai buat makan sehari-hari kamu pakai ngutang sama teman tetangga kubikel di kantor.
Aduh! Memangnya ada ya orang kayak gitu? Ada, I know some.
So, ayo, diatur yuk! Punya hobi boleh, tapi jangan sampai “membahayakan” hidupmu. Hobi belanja sih oke-oke saja, karena ketika kita belanja, ada hormon kebahagiaan yang dilepaskan oleh tubuh. Ini nih yang bikin kita excited setiap kali belanja. Tapi, demi hidup lebih panjang, pastikan hobi belanja ini enggak mengganggu rencana-rencana dan tujuan keuanganmu yang lain, yang juga sangat penting.
Caranya gimana? Simak nih ya.
Cara mengatur keuangan si hobi belanja
1. Siapkan rekening khusus belanja
Yang pertama kali harus kamu lakukan, buatlah pos khusus untuk memanjakan hobi belanja yang kamu punya ini.
Kayak si hobi masak, punya pos khusus buat belanja bahan makanan, buku resep, or alat-alat masak yang menunjang hobinya. Si hobi menggambar ini punya bujet khusus buat beli sketchbooks, cat, kuas, markers, dan lain sebagainya, yang dia mau. Beda lagi sama si hobi fotografi, ada tabungan khusus buat beli lensa dan peralatan fotografi lainnya.
Kamu, si tukang belanja, harus juga punya pos khusus untuk belanja. Akan lebih praktis jika kamu langsung tempatkan dana khusus hobi belanja ini dalam rekening terpisah dari rekening tabungan dan rekening harian.
Jadi, setiap kamu dapat gaji, segera bagi ke dalam masing-masing pos pengeluaran, termasuk pos hobi. Enggak boleh banyak-banyak ya, yang pasti pos cicilan utang, kebutuhan rutin, dan investasi jumlahnya harus lebih banyak ketimbang pos hobi.
Misalnya, untuk utang 30%, untuk kebutuhan rutin 40%, investasi dan tabungan 20%, nah, sisanya boleh kamu taruh semua di rekening khusus belanja.
Mau lebih praktis lagi, manfaatkan berbagai e-wallet sebagai rekening khusus belanja. So, whenever you want to go shopping, habisin deh yang ada di e-wallet itu. Sampai habis? Iya, boleh sampai habis.
2. Buat daftar belanja, and stick to it
Nah, kalau kebetulan kamu punya banyak barang yang ingin dibeli, ya sebaiknya bikin daftar dulu sebelum jalan atau sebelum mulai belanja.
Namanya manusia, kayak enggak ada puasnya emang. Sudah dikasih jatah buat dihabisin belanja, eh tetep aja malah keinginannya jadi lebih banyak.
Boleh enggak ambil sedikit dari pos kebutuhan rutin?
Enggak boleh~ Hayo, disiplin dengan budgeting kamu! Kalau jatah pos hobi belanja seperti poin satu di atas kurang, maka kamu harus menyusun daftar prioritas, lalu berbelanjalah sesuai daftar tersebut. Kamu harus bisa memilah, mana yang mau dibelanjain dulu, dan mana yang bisa ditunda, belanja bulan depan.
3. Ingat selalu: kebutuhan vs keinginan
Selalu ingat prinsip belanja: kebutuhan vs keinginan. Kalau prinsip ini udah bisa kamu pahami dan pegang, percaya deh, hobi belanja akan bisa kamu kendalikan.
Setiap kali pengin sesuatu, bertanyalah pada diri sendiri, “Bener-bener butuh, atau pengin aja nih? Kalau enggak beli barang ini, hidup gue kek gimana ke depan nanti? Akankah terganggu? Apakah ada alternatif lain, selain membeli barang ini?”
Tanyakan pertanyaan-pertanyaan di atas setiap kali, dan berulang kali.
Misalnya nih ya, lagi jalan-jalan terus liat sepatu *contoh aja nih*. Pengin beli ya? Coba diingat-ingat, di rumah masih ada berapa sepatu? Ada berapa yang belum dipakai? Ada yang baru dipakai sekali? Ataukah sepatu di rumah sudah buluk? Kalau enggak beli sepatu ini, efeknya apa?
Biasanya sih, sehabis menanyakan hal-hal itu pada diri sendiri, nafsu belanja jadi agak turun. Coba deh pulang, lalu cermati. Kalau memang sampai di rumah udah lupa, ya berarti sudah bener tuh keputusannya.
4. Utang bukan alat belanja
Yes, ingat. Jangan manjakan hobi belanja dengan utang, apalagi pakai kartu kredit.
Utang bukannya dilarang sih, tapi coba dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dan, hobi belanja bukan termasuk “manfaat baik” yang bisa didapatkan dengan berutang.
Please be wise, hanya berbelanjalah dengan uang yang sudah ada di tangan–uang yang ada di rekening belanja khusus. Simpan kartu kreditmu untuk keperluan lain yang lebih penting dan urgent.
5. Alihkan dari belanja barang ke belanja produk investasi
Akan lebih bagus lagi, kalau kamu bisa mengalihkan hobi belanja barang-barang konsumtifmu–misalnya baju, tas, sepatu, yang bakalan mengalami penurunan nilai, ke belanja hal-hal produktif yang bisa memberikan nilai tambah untuk dirimu sendiri.
Misalnya saja, buat belanja saham. Nah, kan, lebih oke tuh. Sama-sama belanja kan, kalau belanja saham nanti pada akhirnya kita akan mendapatkan imbal dari belanja kita.
Ya udah, kalau nggak mau belanja saham, ya belanja reksa dana juga boleh. Sama aja.
6. Rajin cari promo dan diskon
Coba follow akun-akun brand atau mal atau pusat perbelanjaan, baik yang offline maupun online. Biasanya selalu ada promo apa pun yang ditawarkan. Nah, kamu bisa memanfaatkan ini jika memang hobi belanja kamu lagi “kumat”.
Coba cari segala macam bentuk promo atau diskon–mulai dari cashback, buy 1 get 2, promo diskon sekian persen, dan lain sebagainya.
Dan, ingat, hanya boleh menggunakan uang yang ada di rekening belanjamu ya! Pemanfaatan diskon dan promo ini lumayan juga supaya bisa mendapatkan lebih banyak barang dengan jumlah nominal uang yang sama.
7. Get one, out one.
Yang terakhir, cobalah untuk berkenalan dengan gaya hidup minimalis ala orang Jepang.
Prinsipnya sederhana, get one, out one. Ketika kamu membeli satu barang, maka ada satu barang yang harus kamu keluarkan dari rumah. Entah itu kamu jual kembali, kamu hibahkan, atau donasikan.
Jadi, misalnya, kamu belanja baju sampai 10 potong, maka coba pilih 10 potong baju juga yang ada di lemari untuk kamu donasikan.
Kamu juga bisa menggelar garage sale untuk menjual barang-barang yang sudah tak kamu pakai lagi. Kalau perlu, ajak teman-teman untuk bikin garage sale bareng, biar barang jualannya bisa banyak. Enggak harus jualan secara offline, sekarang kamu juga bisa jualan barang-barang bekas–istilahnya, preloved–ini secara online.
Nah, selamat mencoba 7 trik mengatur keuangan untuk si hobi belanja, alias si shopaholic di atas ya! Semoga dengan begini, dompet dan tabunganmu bisa terjaga terus kesehatannya.
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.
Newsteen mengatakan
owh jadi orang Jepang begitu baru tahu
Carolina Ratri mengatakan
Iya, Tertarik nyoba? 🙂
BukuKas mengatakan
Sukses terus Diskartes.com. Artikelnya sangat menarik dan berisi, semoga dapat membantu banyak pembaca.