Berapa banyak transaksi kita lakukan sekarang tanpa uang tunai alias cashless? Coba kita periksa satu per satu kegiatan kita setiap hari.
Pagi, berangkat ngantor. Yang pakai transportasi umum, bayar pakai kartu. Yang pakai taksi online atau ojek online, bayar langsung di aplikasi. Yang pakai kendaraan sendiri, beli bensin bisa pakai kartu kredit atau debit. Bayar tol juga pakai e-toll.
Siang, mau makan siang. Mau pesan online, bayarnya sudah pasti sekalian di aplikasi. Mau dateng dan makan di food court? Tinggal scan QR Code.
Semakin sedikit saja kita melibatkan uang fisik di keseharian kita ya?
6 Alat Transaksi Non Tunai yang Ada Sekarang
Kartu kredit
Kartu yang memungkinkan kita belanja atau membayar segala sesuatu dengan menggunakan uang yang disediakan oleh penerbit kartu kredit–bank, biasanya sih–sesuai limit yang sudah ditetapkan. Kita harus membayar kembali uang yang sudah kita pakai saat tagihan datang.
Kartu debit
Kartu yang memungkinkan kita untuk melakukan transaksi dengan uang yang sudah kita tabung sendiri. Misal kita belanja dengan kartu debit di supermarket, maka pihak bank akan memindahkan sejumlah dana sesuai nominal belanjaan kita ke akun si supermarket secara otomatis begitu kartu digesek. Kalau tabungan kosong, ya pembayaran gagal.
Internet banking
Transaksi cashless yang dilakukan melalui internet, dengan akun yang terhubungan dengan rekening tabungan atau kartu kredit. Ini secara prinsip, sama dengan mobile banking ya.
E-wallet atau dompet digital
Dompet yang memungkinkan kita mendeposit uang dalam jumlah tertentu (biasanya disebut dengan top up), yang kemudian bisa dipakai belanja atau transaksi secara virtual. Biasanya sih untuk bayar kita akan harus men-scan QR Code atau memasukkan nomor akun si penerima dana. Kalau deposit dalam dompet digital ini habis, ya kita harus melakukan top up lagi.
E-Money
Biasanya berbentuk kartu juga, seperti kartu kredit atau kartu debit, yang punya chip, di dalamnya kita bisa menyimpan sejumlah uang yang kita depositkan sebelumnya. Jadi seperti e-wallet tapi ada bentuk kartunya. Cara belanjanya atau membayar dengan e-money ini tinggal tap aja kartu ke mesin pembaca kartu tersebut. Deposit akan berkurang secara otomatis.
Virtual account
Adalah nomor rekening virtual yang diberikan oleh penyedia layanan saat kita akan melakukan pembayaran, baik via ATM ataupun mobile banking atau internet banking.
Nah, itu dia 6 bentuk alat transaksi non tunai atau cashless yang semakin sering dijumpai belakangan. Kamu punya yang mana saja? Punya semua?
Bagus! Data yang pernah dikeluarkan oleh Bank Indonesia sendiri menunjukkan, bahwa terjadi peningkatan tajam transaksi non tunai di Indonesia, dari Rp12,4 triliun (2017) menjadi Rp69 triliun (Juli 2019).
Luar biasa kan?
Sepertinya sih, semua juga tak lepas dari keuntungan sistem pembayaran cashless itu sendiri. Apa saja?
Keuntungan Cashless
Dengan melakukan transaksi tanpa uang tunai, kita jadi enggak perlu repot-repot membawa banyak uang cash untuk belanja. Risiko uang tercecer atau hilang otomatis berkurang. Pas harus transaksi juga lebih cepat.
Kalau terbiasa dengan catatan pengeluaran, juga lebih mudah sih karena pada dasarnya semua ada di history aplikasi non tunainya.
Di beberapa negara yang sudah memberlakukan cashless, kasus kejahatan yang berhubungan dengan uang, seperti perampokan atau pencurian uang jauh berkurang lo. Karena memang kan sudah enggak banyak lagi orang yang membawa duit tunai banyak keluar rumah.
Well, mau lebih enak keluar duit dengan cashless ataupun dengan uang tunai, semua sebenarnya sih balik ke diri kita sendiri. Siap enggak kita menerima perkembangan teknologi berupa belanja tanpa duit tunai seperti ini? Karena bisa saja terjadi, begitu gampangnya transaksi cashless, kita malah bisa kebablasan dan malah menimbulkan utang yang banyak. Belanja kalap, karena enggak kerasa aja gitu ngeluarin duitnya. Tahu-tahu uang simpanan habis.
Gimana ya, caranya supaya bisa hidup, belanja, memenuhi kebutuhan sehari-hari secara cashles; praktis tapi tanpa kalap?
Well, coba dengan 3 cara praktis ini aja deh.
3 Cara Mengelola Keuangan Secara Cashless
Ketatkan Anggaran
Aman dan praktisnya bertransaksi cashless memang akan membuat kita semakin nyaman aja belanja dan mengeluarkan uang. Makin leluasa kita memakainya, bisa saja makin tak terkontrol jadinya.
Hayo, siapa yang pernah sampai jebol tabungan gegara belanja cashless sampai kalap?
Nah, itu dia. Aman dan mudah memang harus diimbangi dengan bijak. Jangan karena merasa mudah dan praktis juga aman, kita jadi malah keenakan belanja.
Makanya perlu bujet yang jelas sebelum memutuskan untuk belanja cashless. Mesti dicatat di anggaran bulanan, kira-kira dalam sebulan, kebutuhan apa saja nih yang bakalan pakai transaksi non tunai? Catat misalnya tol, belanja di minimarket, belanja online, dan lain-lain.
Dengan menentukan anggaran atau bujet ini, maka kita akan bisa mengendalikan keuangan dengan lebih baik. Jadi, misal, dalam seminggu ini kita akan butuh untuk membayar tol sebesar Rp300.000, maka masukkan sejumlah itu ke dalam kartu e-toll kita.
Mau belanja online di marketplace juga harus menentukan bujet dulu. Misalnya, butuh baju buat arisan dengan dress code biru. Tetapkan dulu anggaran berapa untuk beli bajunya. Misal, Rp500.000. So, browsinglah baju dengan maksimal bujet segitu. Pakai fitur filter, biasanya kan marketplace dilengkapi dengan fitur ini nih yang akan menampilkan barang-barang tertentu yang sesuai dengan keinginan kita.
Kalau sudah mendapatkan apa yang dicari ya segera checkout, dan bayar. Terus tutup marketplacenya. Jangan kelamaan window shopping.
Keinginan vs Kebutuhan
Godaan belanja itu akan selalu ada, baik kita belanja dengan duit tunai maupun secara online dan cashless. Apalagi kalau belanja dengan kartu kredit, yang bisa dibayar kemudian. Godaannya lebih mantap.
Karena itu, perlu disiplin diri. Setiap kali nafsu belanja mendera *tsah* tanyakan pada diri sendiri, butuh atau pengin aja nih? Kalau enggak beli barang ini, bakalan gimana nih nanti? Akan tetap baik-baik saja, ataukah bakalan kacau nih hidup? Kalau misal, barang incaran itu diganti dengan barang lain yang harganya lebih murah tetapi kualitas sama, bisa enggak? Ada enggak?
Ya, kayaknya memang lebay sih ya, tapi it works! Pertanyaan itu selalu bisa menjawab kok, apakah kita memang benar-benar membutuhkan barang tersebut atau hanya pengin doang.
Kalau cuma pengin doang, ya lebih baik coba ditunda saja. Kalau besok, sudah enggak pengin lagi, ya sudah, lupakan saja.
Tetap Pegang Cadangan Uang Cash
Ada cerita nih. Ingat kan pas Jakarta dan sekitarnya mati listrik secara merata tempo hari? Ada seorang teman yang memang sudah sangat cashless hidupnya. Ke mana-mana ya cuma bawa uang yang ada di e-wallet dan kartu debitnya saja.
Ndilalah ya, Jakarta mati listrik. Alat-alat transaksi non tunai banyak yang kena dampaknya. Dia akhirnya juga mati kutu–butuh belanja di minimarket, enggak punya duit cash. Mau ambil di ATM, ATM pada mati semua. Akhirnya berkelilinglah dia dengan susah payah, demi bisa mendapatkan segalon air mineral dan kebutuhan lain.
So, meski sudah begitu cashless, bukan berarti lantas kita enggak pegang uang cash sama sekali. Bad things happen, ya kan?
Misalnya bukan listrik mati, tapi alat transaksinya error saja itu sudah jadi masalah. Sudah belanja capek-capek, bawa barang-barang kebutuhan untuk dibeli, sampai di kasir eh … mesin kartu debitnya error enggak bisa dipakai. Masa iya sih terus ngeloyor keluar enggak jadi belanja? Kan males banget.
Nah, begitu sedikit tentang hidup dengan cashless.
Selain beberapa tip di atas, kita juga mesti rajin-rajin update informasi seputar transaksi cashless yang kita pakai sehari-hari. Enggak cuma mantengin info promosi atau diskon doang, tapi ini penting agar transaksi yang kita lakukan bisa tetap aman dan lancar.
Jangan sampai maunya cashless, tapi jadinya moneyless gara-gara kita cuek dan akhirnya terjerat sendiri karena kepraktisan dan kemudahannya.
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.