• BLOG
  • Buku
  • Podcast
  • Video
  • Testimonials
  • Data

Diskartes - Blog Investasi dan Ekonomi

Blog Perencanaan Keuangan, Investasi Saham, Cryptocurrency, dan Ekonomi.

  • Ekonomi
  • Saham
  • Blockchain
  • Perencanaan Keuangan
  • Fintech
  • Bisnis
Anda di sini: Beranda / Saham / 14 Level Psikologi Trading Saham, Berada Dimanakah Anda?

14 Level Psikologi Trading Saham, Berada Dimanakah Anda?

Februari 25, 2018 By diskartes

psikologi trading saham
Sumber: pxhere.com

diskartes.com – Assalamualaykum psikolog!

Saat menulis artikel ini di luar sudah gelap, malam datang menghampiri, dan nampaknya penjahat sudah berkeliaran menunggu sang korban. Nah, ini yang kita sebut sebagai asumsi dan mungkin salah, tetapi akan mempengaruhi perilaku manusia. Padahal belum tentu penjahat, bisa jadi malah banyak gadis lagi nunggu di tempat spa. Bisa jadiiii. . .

Saya sangat memahami kegalauan Anda ketika sudah memasuki pasar modal. Sungguh!

Terlebih bagi pemula, layaknya pelaut yang tidak bisa membaca rasi bintang, tidak tau dimana dia berada.

Bahkan ketika kita sudah belajar analisis teknikal dengan sangat mendalam, menerapkan teori Darvas Box, atau apapun itu, pada akhirnya manusia akan menjadi. . . manusia. Yang mau saya sampaikan disini adalah, manusia memiliki keunggulan berupa “rasa”, melewati sentuhan-sentuhan saat trading saham.

Pergerakan pasar saham sejatinya adalah ungkapan rasa setiap trader, makanya ada istilah psikologi trading. Tetapi bila kita tidak mampu memahami psikologi diri sendiri, jangankan cuan, tidak rugi saja sudah bagus.

Ada istilah

“Master your emotions and you will master the market”

Apakah Anda sudah siap menguasai emosi diri? Sudah siap menguasai emosi pasar?

14 Level psikologi trading saham

Kuliah kali ini saya tidak akan menjadi seorang ekonom maupun investor, tapi menjadi pendongeng psikologi pasar modal. Salah satu pendekatan yang saya gunakan ini, membagi fase trading menjadi 14 bagian dan Anda bisa melihatnya di bawah.

psikologi trading saham
Sumber: Investinblockchain.com

Titik puncak paling berbahaya adalah ketika orang berada di level euforia, sementara peluang terbaik ketika pasar berada di titik depresi.

Itu idealnya, tapi sebagai manusia yang rasional, kita tidak akan pernah tahu kapan waktu tersebut datang dengan tepat. Nah, mari kita bicarakan satu demi satu.

Baca Juga  10 Pasar Modal Terbesar di Dunia

1. Optimism

Diawali dengan kondisi pasar kondusif, market merasa optimis akan terus naik seiring waktu. Pada level ini, Anda akan berfikir bahwa mencari duit di pasar modal sangat mungkin.

2. Excitement

Chart pasar modal di dominasi warna hijau, begitu pula dengan portofolio Anda. Harapan semakin tumbuh, pikiran yang semula berpikir “mungkin” mendapat untung, berubah menjadi “mudah” mencari duit di pasar saham.

3. Thrill

Semangat karena nilai portofolio meningkat, hingga tidak percaya karena hasilnya melebihi ekspektasi. Pasar saham sangat bergairah begitu pula dengan hormon para trader! Jika sampai memuji kepintaran Anda sendiri, berarti ada di level ini. Hati-hati, percaya diri perlu, tapi overconfidence bisa membunuhmu!

4. Euphoria

Pasar saham terlalu bersemangat, bahkan cenderung tidak rasional. Ketika hampir semua orang berteriak “Buy! Buy!”, berarti itu alarm buat kita! Titik ini adalah risiko tertinggi dan tahukah apa yang akan terjadi?

5. Anxiety

Untuk pertama kalinya pasar bergerak tidak sesuai keinginan Anda! Keuntungan tergerus karena portofolio Anda menurun.

Terkejut? Pasti!

Seketika Anda berfikir sebagai investor jangka panjang. Mari kita lihat kelanjutannya.

6. Denial

Anda yakin bahwa market akan rebound dan naik lagi, sayangnya kenyataan berkata lain. Pasar saham tidak memantul sesuai harapan, dan pikiran-pikiran negatif mulai bermunculan. Niat jadi investor jangka panjang berubah menjadi “yang penting rebound”.

7. Fear

Realita pasar modal yang sesungguhnya menampar trader! Dari kepercayaan diri yang tinggi, bergerak menjadi kebingungan. Para pemain saham tidak tahu harus berbuat apa, padahal seharusnya kalau niat mau jadi trader harus menenangkan diri dulu. Cabut dari pasar dengan profit sedikit lebih baik, dibanding terus menerus stres dan harga turun.

Baca Juga  Memilih Pialang Saham Yang Seksi Itu Penting!

8. Desperation

Pikiran mentok, buntu semua, sementara keuntungan yang susah payah didapat menguap!

Saya pernah mengalaminya, percayalah! Kerugian investasi saham adalah keniscayaan, jadikan pengalaman.

9. Panic

Bingung di level terendah, sudah ga paham mau ngapain lagi. Kayaknya semua usaha sia-sia, karena portofolio terus merosot.

Pernah begitu?

Rasanya bukan kita yang bisa mendapat untung dari pasar modal, tapi justru market yang mengontrol si trader.

10. Capitulation

Akhirnya pasrah dan keluar dari market. Masalahnya Anda sudah merugi terlalu dasar, dan sayangnya bisa jadi ini adalah titik balik pasar untuk mendaki lagi.

11. Despondency

Biasanya setelah keluar dari pasar modal, adalah waktu yang tepat untuk istirahat sejenak. Tidak memikirkan apapun yang berhubungan dengan dunia saham.

12. Depression

Jangan bunuh diri dulu!

Sayang hidup cuma sementara, tidak boleh dipercepat.

Minum tequilla dulu, eh susu juga tak apa. Mulai deh analisa-analisa lagi, mengevaluasi kegagalan trading. Masuk ke pasar modal dengan nominal sedikit-sedikit.

13. Hope

Habis gelap terbitlah terang, kata RA Kartini.

Kita mulai mengevaluasi peluang-peluang baru yang muncul di pasar saham, menelisik berita tentang perusahaan di Indonesia.

14. Relief

Market POSITIIIIF!

Dari harapan, para trader menjadi bersemangat lagi dan yakin akan memperoleh cuan dari pasar modal. Siklus berulang lagi deh ke awal tadi.

Bagaimana mengatasi kegalauan psikologi ketika trading saham?

Sebenarnya kegalauan ketika trading saham muncul gara-gara adanya unsur ketidakpastian investasi, tentu hal ini berbeda kalau kita beli obligasi yang bunga tiap tahunnya sudah ketahuan.

Maka dari itu, untuk menghadapi unsur ketidakpastian yang selalu ada, Anda harus menyiapkan strategi investasi saham. Apa saja itu? Wajib hukumnya memiliki trading plan, mempelajari analisis teknikal dan fundamental, dan yang paling penting adalah mengeksekusi trading sesuai rencana Anda. Kalau beda dengan yang direncanakan, bisa berantakan hasilnya.

Baca Juga  Analisis Saham dengan Teknik Tabel Fibonacci Agar Untung Maksimal

Jadi, ada dimanakah posisi Anda sekarang?

Waalaykumsalam psikolog!

Ditempatkan di bawah: Saham Ditag dengan:psikologi trading saham

Related Posts

  • Mengapa Saham INDY dan BUMI Naik?
  • Brilian! Database Value Kunci Profit Investor Rasional
  • Investasi yang Menguntungkan di Tahun 2023, Resesi atau Tidak
  • Ini Dia 5 Kriteria Investor Cerdas: Apakah Kamu Sudah Termasuk?
  • Pajak Dividen Saham: Pengertian, Aturan, Ketentuan, dan Bagaimana supaya Bebas Pajak

Komentar

  1. ARS mengatakan

    Maret 3, 2018 pada 10:03 AM

    Setelah coba-coba install dua aplikasi trading saham, dan coba trial. Saya memutuskan menjauhi trading saham, Bang. Gila. Resikonya terlalu besar. Baca di blog trader saham juga, misal uang 5 juta, gak terlalu cocok dibuat trading, karena terlalu kecil jumlahnya. Kek-nya, orang macam saya ini lebih berani ambil di usaha UMKM aja kali, ya. Salut deh buat para trader saham itu.

    • diskartes mengatakan

      Maret 3, 2018 pada 10:42 AM

      Udah mencoba ya..
      yahh,, sayang banget kalo uda nyerah. Ditabung aja dikit-dikit, lama lama jadi gunung juga.

      • Jovi mengatakan

        Mei 2, 2019 pada 1:55 PM

        Rambutnya keren.
        #eh

        • diskartes mengatakan

          Mei 3, 2019 pada 11:53 PM

          Thank you

  2. Rachmat Badrun mengatakan

    Juli 24, 2019 pada 7:01 PM

    luar biasa ulasan anda..!! gambaran psikologi trader diatas 100% adalah apa yg saya alami. namun setelah membaca psikolgi trading ini,, saya jadi optimist dan semoga lebih bisa mengendalikan psikolgi saya selama trading.

  3. Bang dion mengatakan

    September 20, 2020 pada 8:18 PM

    Posisi depresi
    Otw masuk nominal dikit dikit?

  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter
  • YouTube

Podcast Diskartes

Buku Investasi (Katanya…)

buku saham terbaik

Copyright © 2025 diskartes