diskartes.com – Assalamualaykum investor!
Pertemuan saya dengan Melvin Mumpuni, seorang CEO dari PT. Solusi Finansialku Indonesia sudah cukup lama, namun baru sempat sekarang nih doi bisa diajak ngobrol lebih dalam. Perusahaannya bergerak dibidang perencanaan keuangan, ditambah dengan platform digital Finansialku, bisa dibilang sebagai salah satu fintech terbaik dan inovatif di Indonesia.
Salah satu hal yang layak diapresiasi adalah tersedianya komunitas untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama kaum muda tentang pengelolaan keuangan pribadi. Tapi bukan itu yang akan dibahas disini sahabat.
Artikel kali ini lebih kepada motivasi kepada para pembaca yang ingin bikin fintech, agar memiliki optimisme lebih dalam merintis usahanya. Jangan sekali jatuh, terus KO, bangkit lagi donk! Yuk ah dinikmati aja, jarang-jarang kan baca wawancara dari CEO Fintech? Apalagi kali ini beliau bersedia buka rahasia dapurnya lhoh!
Diskartes: Perusahaan fintech di Indonesia biasanya berkembang karena dua hal, yakni permintaan pasar maupun terinspirasi bisnis yang sudah tumbuh lebih dahulu di mancanegara. Bisakah Anda ceritakan awal mula pembentukan Finansialku, dan bagaimana segmen market nya?
Melvin: Finansialku.com muncul di tahun 2013, ketika itu saya sedang mengerjakan sebuah thesis. Finansialku muncul karena melihat kesulitan klien-klien yang sulit mengurus keuangan dan merencanakan keuangan. Mereka berpikir jika ada platform digital yang mudah dan aplikatif, tentunya akan sangat membantu mereka. Akhirnya saya coba riset dalam sebuah thesis dan akhirnya lahir Finansialku.com.
Untuk jurnalnya: Design and Implementation Money Management Web Based Application for Personal and Family Proposed for CV. X
Diskartes: Saya meyakini bahwa merintis start up tidaklah mudah, dibutuhkan effort yang luar biasa dan pembiayaan untuk menjaga sustainability perusahaan. Berapa kebutuhan dana ketika memulai Finansialku, apakah berasal dari kantong pribadi atau berhasil merangkul beberapa investor? Kemudian pos manakah yang membutuhkan belanja paling banyak?
Melvin: Untuk memulai awal mungkin tidak terlalu besar, karena modal awal adalah hosting, content dan web apps. Total masih di bawah Rp 100 juta. Namun seiring kebutuhan dan peningkatan, maka kami membutuhkan pendanaan. Kami sudah didanai oleh salah seorang angel investor yang mendukung bisnis kami. Pos yang paling banyak tetap di bagian digital marketing dan tech.
(Diskartes’s Note: Angel Investor adalah investor baik individu atau kelompok yang ngasih duit ke sebuah start up. Sebagai balasannya, maka si investor tadi bisa dapat bagian kepemilikan atau surat utang. Tergantung kesepakatan.)
Diskartes: Sebagai seorang pebisnis, Anda telah menafkahi banyak mulut, sesuatu yang luar biasa. Dan karyawan, bagaimanapun juga merupakan aset perusahaan yang harus dijaga. Apa yang Anda lakukan dalam start up, sehingga membuat mereka betah untuk terus mengembangkan perusahaan?
Melvin: Sebagai leader, saya juga banyak melakukan kesalahan dan kegagalan. Sepanjang tahun 2017 saya coba melakukan refleksi dan saya mendapatkan beberapa hal yang memotivasi teman-teman tim Finansialku: Adanya pengakuan, adanya achievement dan penghargaan terhadap setiap achievement (kecil, sedang dan besar), ketulusan dan simpatik dengan kondisi tim.
Diskartes: Bagaimana bisnis Finansialku bekerja? Apakah terjadi perubahan segmen dari awal pembentukan sampai sekarang, atau tetap konsisten menyasar golongan tertentu?
Melvin: Segmen masih tetap namun pendekatan komunikasinya berubah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.
Diskartes: Tentu jumlah klien berbanding lurus dengan penerimaan perusahaan. Berkenankah Anda untuk menceritakan sedikit pertumbuhan jumlah klien dari tahun ke tahun, dan bagaimana dampaknya terhadap penerimaan perusahaan?
Melvin: Saat ini aplikasi Finansialku sudah digunakan lebih dari 15.000 pengguna (mobile dan web). Kami berharap di tahun 2018 jumlah tersebut bisa meningkat.
(Note: Sebenarnya saya berkeinginan menggali lebih dalam sampai mengetahui penerimaan sebuah fintech setiap bulannya. Namun, kurang appropriate ah kalau dibahas di ranah internet. Yang pasti, apabila sebuah bisnis tetap berlangsung, menandakan bahwa masih mampu untuk menghidupi sang pemilik dan karyawannya. Apabila Anda berniat membangun startup, perhatikan juga keberlangsungan perusahaan!)
Diskartes: Semakin banyak fintech yang tumbuh di Indonesia. Bagaimana Anda menanggapi pertumbuhan tersebut?
Melvin: Kami sangat mendukung pertumbuhan fintech baru, tentunya untuk mendukung ekosistem yang sehat. Semoga keberadaan fintech, khususnya Finansialku.com dapat bermanfaat untuk masyarakat Indonesia.
Diskartes: Apabila ada pembaca diskartes.com yang ingin mengikuti langkah Anda untuk mulai mendirikan perusahaan fintech, apakah Anda memiliki pesan khusus yang berkenan dibagikan?
Melvin: Menurut saya untuk mendirikan sebuah fintech, kita perlu mengetahui terlebih dahulu permasalahan apa yang ingin kita selesaikan? Apakah kita bisa memberikan solusinya? Apakah orang mau membayar untuk solusi tersebut?
(Note: Tidak hanya dalam fintech, tapi di semua lini bisnis. Bahwa ketika Anda bisa memberi solusi dalam sebuah permasalahan, it means money!)
Bagaimana kawans, apakah mendapat sedikit pencerahan dari wawancara singkat ini? Sebenarnya 1,5 tahun yang lalu saya juga telah mengupas bagaimana mendapat pembiayaan untuk start up yang baru mulai berdiri. Baca-baca deh ya, siapa tahu mendapat inspirasi dadakan.
Oh ya, tanggal 20 Januari 2018, beliau mau mengadakan seminar lhoh di Bandung. Kalau mau join, langsung aja mampir ke website nya ya!
Udah ah, itu aja nampaknya sudah cukup.
Wassalamualaykum investor!