diskartes.com – Assalamualaykum pecinta bitcoin!
Gila! Luar biasa gila ni pergerakan bitcoin. Setelah sebelumnya 1 BTC nembus 30 juta, 40 juta, sekarang sudah lewat 70 juta!
Oh My God, sampai kapan ni rally bitcoin. Kalau detik ini sih saya sedang bersih-bersih altcoin, jadi enggak punya satupun mata uang crypto di akun. Serius deh, sebagai pemain baru di bisnis ini, kadang saya masih berpikir
“Bagaimana analisis fundamental bitcoin?”
Berbeda dengan menganalisis perusahaan, Anda bisa melihat bagaimana profit yang dihasilkan dan rasio lainnya, Bitcoin tidak demikian. Bisa dibilang, mengeveluasi bitcoin cukup rumit untuk dilakukan.
Selama beberapa bulan terakhir mendulang untung dari bitcoin, ethereum, dan lainnya, saya memang memutuskan untuk berhenti sejenak dari crypto currency. Bukan apa-apa, tapi memang pengen mendalami lebih jauh sebelum terjun dengan nominal yang lebih gede.
Maka dari itu, setelah ngulik-ngulik berbagai sumber, ada beberapa indikator fundamental yang bisa digunakan sebagai “alasan” kenapa bitcoin layak untuk dikoleksi. Eits, kalau ada pakar bitcoin yang baca, bisa dong ikut nimbrung kasih ide dan koreksi ke saya yak!
1. Protokol 21 Juta
Ada sebuah asumsi yang beredar di kalangan penambang maupun pengguna bitcoin, bahwa jumlah bitcoin diseluruh dunia dibatasi sampai pada titik 21 juta dan diperkirakan tidak akan mengalami penambahan ketika dicapai.
Tahukah Anda, bahwa pada saat ini kurang lebih 13,25 juta Bitcoin sudah beredar di pasaran. Dan menurut perkiraan ahli, pada tahun 2022 jumlah tersebut akan menyentuh angka 19 juta Bitcoin.
Dalam bayangan saya, batasan jumlah tadi dan tingkat kesulitan yang dihadapi penambang bisa dianggap sebagai salah satu ornamen fundamental Bitcoin.
2. Permintaan dan Penawaran
Kalau bicara saham, hukum permintaan dan penawaran menjadi alat ukur teknikal yang di ejawantahkan dalam bentuk chart. Tentu hal itu juga berlaku ketika kita trading bitcoin, tapi mari kita lihat dari sisi yang berbeda.
Ngomongin tentang permintaan, ternyata semakin tahun jumlahnya makin meningkat. Bahkan ketika Bitcoin lahir, eBay dan Paypal telah setuju menggunakan Bitcoin di tahun 2009. Dari sudut pandang saya, berarti kedua perusahaan raksasa tersebut melihat potensi tumbuh berkembangnya Bitcoin.
Sebuah asumsi fundamental!
Lain lagi cerita soal penawaran, mari kita berimajinasi sebagai seorang individu yang sedang pegang bitcoin. Saya mau tanya,
“Apakah Anda buru-buru menggunakan bitcoin untuk melakukan transaksi keuangan?”
“Apakah Anda enggan berlama-lama pegang bitcoin?”
Pada akhirnya, orang akan cenderung menganggap bitcoin ini seperti emas. Lebih pengen untuk disimpan dibanding ditransaksikan, tapi tetap ada yang bertransaksi karena memang sejumlah merchant hanya mau menerima bitcoin.
Lagi-lagi dalam pandangan saya, sikap individu tersebut akan menjaga nilai tukar bitcoin untuk tidak ambruk dalam waktu seketika. Meskipun ada masanya turun drastis, dan itu sangat bergantung dengan rumor yang beredar di pasar seperti ketika muncul berita tutupnya Bitcoin Exchange di Tiongkok sebulan lalu.
Apakah Butuh Campur Tangan Pemerintah Meregulasi Bitcoin?
Kalau menurut saya sih Yes!
Bank Indonesia secara tegas sudah bilang bahwa Bitcoin bukan mata uang yang sah di Indonesia. Saya juga pernah menulis bahwa bitcoin sarat akan kemungkinan pencucian uang dan transaksi ilegal. Pertanyaannya adalah, apakah kita mau menutup mata akan kenyataan:
“Peningkatan luar biasa nilai Bitcoin dan jumlah pengguna di Indonesia yang semakin banyak”
Kita masih ingat fintech yang booming beberapa tahun belakangan, akhirnya OJK dan pemerintah mulai membuat regulasi agar tidak ketinggalan dengan kebutuhan jaman.
Di beberapa negara, Bitcoin diperlakukan berbeda-beda. Ada yang melarang, memperbolehkan, kebanyakan menjadikannya di grey zone. Zona abu-abu.
Memang sih, dampaknya belum begitu kerasa di perekonomian Indonesia. Tapi nih ya, upgrade informasi di dunia cryptocurrency ga ada salahnya lhoh. Cuma sumbang pemikiran aja, didengerin syukur, enggak juga gapapa.
Wassalamualaykum pecinta Bitcoin!
Diestra mengatakan
Terimakasih atas ulasannya mas.
Kalau diri saya pribadi masih menghindari bitcoin karena sepemahaman saya masih banyak unsur spekulasinya. Sebagai investor saya tidak menyukai unsur tersebut.
Salam
diskartes mengatakan
No problem Mas, masing-masing individu punya preferensi yang berbeda. Jika sudah sampai ke titik spekulasi, saya juga menarik diri agar tidak terlibat terlampau banyak. Tapi kalau masih dalam batas wajar, saya masih oke oke aja
Salam.
cara analisa harga trading bitcoin mengatakan
mau tanya mas, cara analisa harga trading bitcoin gimana ya? apkh ada panduannya?
diskartes mengatakan
menggunakan teknikal mas. Bisa belajar dari anlisis teknikal yang sudah saya tulis
Yasin Wiwi mengatakan
Bitcoin bagian dari masa depan internet,
Saya sudah dr tahun 2015 mantau bitcoin cuma baru akhir ini aja mau investasi di BTC dan Ethereum… Niatnya sih mau hold 2 koin ini sampe 10 tahun kedepan.sape tau bubblenya terulang kaya amazon.com di thn 2000 dulu .hihihi
Menurut kakanda bagaimana peluang 2 koin ini???
diskartes mengatakan
Wihihi, saya sempat pegang pas masa puncak di tahun kemarin dan awal tahun ini. Kemudian lepas bulan 2-3, dan rutin trading.
Untuk sementara, saya masih menganggap mata uang kripto sedang mencari titik setimbang, jadi lebih aman untuk trading tempo harian.
Tapi ada juga coin yang saya endapkan untuk jangka panjang, yaitu yang hasil mining.
Aprisaban mengatakan
sudah ada aturannya Mas, Di PERMENDAG No 22 Th 2018. Crypto dikategorikan sbg Komoditas, aturan2 pelaksanaannya mengenai trading dan infra nya akan diatur di Perka Bappebti…
diskartes mengatakan
Terima kasiiih.. belum saya update lagi
Otak bulus mengatakan
saya mau invest bitcoin tp takut setelah invest kedepannya nilai btc jadi anjlok.
Menurut anda 5-10 tahun kedepan apakah nilai btc akan terus naik?