diskartes.com – Assalamualaykum pemburu diskon!
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada pihak shopback yang memungkinkan artikel ini bisa terwujud, meski sempat negosiasi beberapa kali. Hohoho..
Mau awal tahun, akhir tahun, tengah tahun, atau kapan pun waktunya, strategi marketing selalu muncul. Dengan embel-embel waktu “spesial” seperti tadi, mereka mencanangkan program diskon untuk menarik pembeli.
Sebelnya kalo kita sebagai customer pas main ke mall, kemudian ngeliat angka diskon gede 80%. Beuh langsung mendekat dong ya sebagai manusia normal. Eh pas uda deket baru keliatan tulisan “up to” 80%, kemudian dibawahnya “syarat dan ketentuan berlaku”.
Setelah itu masuklah ke butiknya, dan damn! Yang 80% cuma sebiji dua biji, itupun ga cocok sama kita. Akhirnya batal kan membeli.
Lain ceritanya kalo para gadis yang belanja, ini berdasar pengalaman jadi porter mereka, jadi kalo nggak cocok dengan Anda ya jangan marah.
Pertama yang diincer diskon tergede, abis itu dibeli, mau cocok atau enggak urusan belakang. Tapi hebatnya, kepake lhoh. Kalau enggak buat sendiri ya bisa diberikan ke orang lain. Wanita memang luar biasah!
Dengan munculnya dunia e-commerce, bisnis mulai beralih nih dari etalase fisik ke area internet. Begitu pula dengan trik marketing diskonnya yang tetap konsisten, yaitu angka diskonnya gede, keterangannya kecil. Enggak salah sih, memang begitu salah satu teknik lama nya.
Nah ternyata pasar diskon ini bisa jadi ceruk bisnis sendiri, sudah mulai banyak startup-startup baik dalam maupun luar negeri menjadi perantara yang memasarkan diskon para perusahaan e-commerce.
Sebut saja living social yang dulu sering saya beli agar lebih tau tempat hits di Jakarta, kadang hangus karena kelupaan pernah punya vouchernya. Kemudian ada situs www.ShopBack.co.id yang berbisnis dengan menjalin hubungan dengan banyak e-commerce, bedanya mereka selain promosi, juga menawarkan cashback kepada customernya.
Sebuah ide yang menarik!
Membiayai Travelling Dari Barang Diskon
Bukan kisah saya, tapi terinspirasi oleh seorang ibu yang tinggal di Kalimantan sana. Kebetulan beliau ini adalah orang tua dari sahabat saya ketika kuliah, sering banget pas jaman baru kerja, beliau ini main terus ke Jakarta.
Biaya transportasinya kan lumayan tuh, dan saya dulu mengira duitnya banyak banget. Saya aja kalo mudik pas kuliah naik kereta ekonomi yang harganya 26 ribu, beliau hampir dalam sebulan bisa dua kali – tiga kali naik pesawat ke Kalimantan.
Ternyata ada rahasianya..
Jadi begini, ketika di Jakarta, beliau sekalian belanja. Entah itu di mall bergengsi yang merknya jarang di daerah sana, ataupun di Tanah Abang. Tetapi syaratnya adalah barang-barang itu harus diskon, jadi kalau ada yang ngecek pada tahu kalau harga aslinya emang mahal. Yang penting ada embel “barang Jakarta”. Pas kembali ke kampung, dijuallah barang itu, dan hasilnya laku banget. So smart!
Hasil penjualan itu kata sang ibu masih lebih besar daripada harga tiket, untung dong. Bisa dibilang tiketnya dibiayai oleh barang diskonan yang dibeli.
Kemudian ada juga orang yang hobi belanja diskon, meski banyak yang tidak penting. Tapi seperti yang saya ceritakan di atas, pada suatu saat yang tidak terprediksi, barang itu akan berguna. Kebanyakan sih menjadi kado yang berharga ketika ada orang yang berulang tahun atau membutuhkan sesuatu.
Apakah ada perbedaan diskon online dan offline?
Pada prinsipnya tentu ga ada ya, sama-sama memberikan diskon kepada customernya. Tetapi ketika kita melihat dari horizon yang lebih luas, ternyata model bisnis diskon online ini lebih variatif. Lagi-lagi saya akan mengambil contoh di shopback.
Ada tiga pihak yang terlibat di bisnis ini, yaitu customer, perantara (dalam hal ini shopback), dan perusahaan e-commerce. Ternyata si perantara tidak menambah beban dari customer, karena harga yang dipasarkan justru dikurangi dengan adanya sistem pengembalian duit.
Trus, e-commerce rugi dong?
Ya jelas enggak, mana ada orang jualan mau rugi. Mereka punya skema promosi, dimana didalamnya sudah ada biaya promosi berupa diskon dan kawan-kawannya. Keuntungan ditekan seminimum mungkin agar bisa memunculkan bumbu diskon dan mengupah si perantara setiap transaksinya.
Ada juga e-commerce yang memberikan diskon di pembelian kedua, ketiga, dan ke seterusnya.
Di dunia offline, mungkin hanya Matahari yang memiliki model diskon cukup variatif. Toko lain, meski brand nya jauh lebih terkenal, tidak terbiasa dengan strategi diskon.
Harbolnas & Black Friday
Ini pula hebatnya tim pemasaran, “the power of marketing“. Di Indonesia muncul istilah Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), bisa dibilang sebagai kemerdekaan bagi para pecandu belanja online. Diskon-diskon bertebaran dimana-mana dan banyak korban berjatuhan. Yea,, maksudnya banyak pembelinya.
Kapan? Di akhir tahun, ketika tabungan orang-orang tersimpan sudah cukup banyak untuk rencana liburan.
Serupa juga dengan yang ada luar negeri sana. Black Friday..
Ternyata kalo si BF atau black friday ini sejarahnya uda panjang bener, yang dimulai tahun 1966. Waktu pelaksanaanya seabis thanksgiving day, menjelang akhir tahun. Karena thanksgiving sendiri kan dilaksanakan di November.
Duh! Mau Ngirit, Tapi Boros
Ini kadang curhatan Ibu-Ibu, tanpa disadari keranjang mereka sudah penuh ketika keluar kasir atau pas checkout sebuah e-commerce. Sebenarnya enggak apa-apa juga sih, namanya event kan bukan setiap bulan. Namanya aja cheating day.
Kalau Anda memang tipe yang demikian, maka usahakan untuk tidak sering-sering nontonin produk belanjaan terutama ketika sedang tidak butuh. Simpan dana Anda agar bisa lebih eksplorasi untuk “kenikmatan” di event-event tertentu. Dengan demikian, ketika dikalkulasi semesteran atau tahunan, ternyata Anda enggak boros-boros amat!
Well, nampaknya ulasannya sudah cukup ya.
Wassalamualaykum pemburu diskon!
Adelina mengatakan
Entah kenapa aku nga pernah dapat barang yang pas ketika masa diskon, hiksss. Saya sedih.
diskartes mengatakan
lah..gw malah dapet banyak..haha
evrinasp mengatakan
lha aku malah nyari yang diskonan, karena membantu sekali buat dompet tetap hidup
diskartes mengatakan
hahaha..
anak event banget ni berarti..selalu update