diskartes.com – Assalamualaykum debitur KPR!
Dalam beberapa waktu belakangan ini saya mendapat request untuk ngebahas KPR, padahal masih ada daftar antrian tulisan lainnya. Namun karena isunya penting dan baru dikit yang ngebahas, bolehlah bunga KPR ini jadi topik kita kali ini. Saya dengar malah ada yang sampai protes ke pemerintah loh (BI dan OJK, bro-bro yang lagi kerja di sana please angkat isu ini yak!) gara-gara bunga float KPR-nya 2 kali lipat dari SBI. Duh!
Kawan saya yang pertama ini sebut saja Andro, dia berencana untuk take over KPR-nya ke Bank lain yang menawarkan bunga lebih rendah. Manusiawi lah ya, semua juga bakal happy kalo ngeluarin duit lebih sedikit. Selain itu ada lagi kawan bernama Ree yang protes ketika mau nutupin KPR-nya, eh malah bunga pokoknya masih buanyak banget. Padahal perasaan uda bayar sekian tahun. Well, saya paham perasaan beliau. Merasa dikhianati oleh janji dari langit, hingga melunturkan kenyataan di depan mata. Semua yang punya KPR pasti punya problem yang sama. Let’s rock, kita bahas satu per satu, tapi ga detail ya guys. Ini bukan kuliah!
Bagaimana sih Bank ngasih bunga?
Strategi marketing dari Bank dimulai ketika masa promosi dengan bunga tetapnya selama 2 atau 3 tahun pertama, setelah itu mulai floating. Seyogianya floating ini mengikuti arah perekonomian Indonesia, dimana ketika ekonomi sedang yahud yang mengakibatkan SBI turun maka harusnya bunga floating juga turun. Namun demikian, ternyata banyak juga teman-teman yang merasa bahwa bunga mereka enggak diturunkan ketika ekonomi sudah membaik.
Sampai saat ini belum ada aturan yang membatasi bunga floating dan membiarkan pasar perbankan bersaing di antara kompetitornya. Jadi silakan Anda cek, ketika Bank Anda menetapkan 13,5% floating rate, maka bank-bank pesaing juga akan menetapkan 13,5% + 1-2%. Dampaknya ketika nasabah merasa sudah jenuh dengan floating rate, mereka mencoba untuk melunasi KPR. Tak disangka ketika mau membayar, para debitur ini merasa kecewa ketika melihat simulasi KPR nya.
Melunasi KPR di tengah periode kadang terasa merugikan!
Inilah yang dibilang salah satu sahabat saya,
“Gue uda ikut KPR, promo 3 tahun bunga kecil dan tetap uda selesai. Sekarang ngikutin bunga pasar, mau gue lunasi karena rejeki lagi ada. Eh pas liat utang gue, kok cuma berkurang dikit! Parah ni, gimana itungannya?”
Sebagai contoh, setiap bulan Anda membayar KPR sebesar 10 juta. Setelah 1 tahun (12 bulan) ternyata pokok utang Anda baru berkurang Rp 30 juta (enggak 120 juta). Apa yang terjadi Saudara-Saudara?
Cara menghitung KPR yang paling menguntungkan (untuk pemberi pinjaman) bila di stop di tengah jalan adalah sistem anuitas. I’ll show you how. But you need to download my spreadsheet about “simulasi KPR”. Silakan Anda download di laman Free Product. Bentuknya nanti seperti gambar di bawah ini yak, download dulu mumpung masih gratis.
Nah dengan metode anuitas, maka bunga dihitung dari “total awal pinjaman”. Dengan demikian, secara logika maka besaran bunga akan semakin mengecil tiap akhir periode, namun besar di awal. Teknik inilah yang membuat pokok utang Anda masih tersisa banyak ketika hendak melunasi di tengah periode!
# Yang membuat pokok Anda hanya berkurang sedikit di awal adalah teknik anuitas. Lazim digunakan Bank Konvensional
Oke, Nggak melunasi KPR, tapi bagaimana kalo take over KPR?
Keputusan tetap di tangan Anda kan, tapi perlu diingat bahwa take over berarti memulai dari awal. Biasanya orang terpengaruh karena Bank lain menawarkan bunga tetap seperti yang sudah dijelaskan di atas. Kalo Anda sudah hitung untung ruginya, dan dirasa bermanfaat ya silakan saja. Yang penting Anda perlu berhati-hati dengan skema yang bukannya menguntungkan, tapi malah merugikan karena utang Anda dimulai dari nol lagi.
Pada akhirnya tetap akan bertemu dengan kawan lama kita bernama floating dan anuitas di Bank yang meng-take over utang lama Anda. Kecuali jika di Bank yang baru, Anda memilih skema baru yang lebih menguntungkan.
Trus adalagi bunga efektif, bunga flat, dan bunga lainnya. Apaan sih itu?
Well, itu untuk pembahasan lain waktu saja ya. Saya sudah puyeng dengan urusan perkreditan. Tapi kalo ada yang kurang jelas dan ingin bertanya, silakan kontak atau daftarkan email Anda!
Wassalamualaykum debitur KPR!
dani mengatakan
Setahu saya waktu jadi pegawai bank ritel dulu, pas nasabah mau ngajuin KPR dijelasin lengkap selengkap-lengkapnya loh. Cuman giliran ngebet mau dapet pinjeman iya-iya aja nasabahnya. Dan tanda tangan semua dokumen dengan senang bergembira. Tapi giliran mau melunasi dan sisa pokok masih banyak malah ngamuk.
Hihihi.. Memang banyak sih sales yang gak mau ribet ngejelasin juga. Makanya sebelum tanda tangan apapun kudu tanya lengkap-kap-kap.
Syukurlah ada njenengan mas yang mau berbagi ilmu begini.
diskartes mengatakan
Wahaha..iya ya..lupa saya klo mas Dani dulu jagoan perbankan..
Sales memang banyak yang ngejelasin mas memang..Namun saya ga tau deh kedalaman penjelasannya..
Dan benar kata mas, banyak nasabah yang karena pengen cepet tinggal bilang iya-iya aja…
Harusnya ada kelas khusus manajemen keuangan buat orang2 yang mau pinjem, biar aman semuanya..ahahaha
Makasih mas uda mampir
nia nastiti mengatakan
Serem banget di simulasi itu bunganya bisa 9 kali lipat pokoknya gitu. 😮
diskartes mengatakan
Wahahaha…
Ya maunya berapa mba.. “Bisa dibantuuu”
😀
Ranny mengatakan
Namun demikian, ternyata banyak juga teman-teman yang merasa bahwa bunga mereka enggak diturunkan ketika ekonomi sudah membaik.<< DEMI DEWA, INI AKOH! *kapslok jebol huhuhhuhu
Aku sedih, kok bungaku nggak turun yah padahal kan bunga udah turun.
Nah, KPR ku ini flat saja di 1 thun masuk tahun kedua naiknya bikin jantung copot. Dari cicilan 3,2 ke 4,750 sumpah ampir pengsan aku hiks
Sekarang bukannya bunga udah turun ya mas? Kok cicilanku masih gitu? What should I do? huhuuuhu capek hati sama KPR :'(
diskartes mengatakan
Iya mba, banyak temen2 yang merasakan hal sama…
Karena Bank memiliki kuasa menentukan bunga sesuai perjanjian..
Yang turun SBI mba… Bank ikut SBI atau tidak kan sebenarnya itu pilihan mereka..
Oleh karena itu, hati-hati sebelum KPR. Kalo mau float sih cari yang ada diperjanjian SBI + xxx%. Tapi sekarang susah nyari yang demikian.
Tks ya mba