diskartes.com – Assalamualaykum jajaran eksekutif!
Dua tahun sudah saya menggeluti bidang proses bisnis dan standard operating procedure (SOP) di Kementerian. Selama itu pula saya mempelajari bisnis dari perusahaan-perusahaan yang menjadi incaran keputusan dalam berinvestasi saham. Sesuai bahasan tentang analisis fundamental kualitatif, jangan pernah membeli saham dari perusahaan yang tidak dipahami bisnisnya. Sayangnya tidak banyak perusahaan yang mempublikasikan proses bisnis maupun SOP nya, dan hanya digunakan sebagai konsumsi auditor publik. Tapi bukan masalah, kita bisa melihat beberapa outputnya dari sajian situs perusahaan.
Tentunya profit adalah tujuan akhir dari setiap aktivitas perusahaan. Jadi jika perusahaan mampu membukukan keuntungan di akhir periode laporan keuangannya, maka bisa dibilang proses bisnis perusahaan telah berjalan dengan baik.
Ingatlah bahwa idealnya, proses bisnis itu…
Sederhana, terdokumentasi, dan terbukti bebas error. Jadi Anda yang sekarang sudah menjadi bos di kantor masing-masing, ingatlah 3 aspek ini ketika sedang menyusun proses bisnis. Jika perusahaan terlalu besar bahkan mencakup kawasan regional atau internasional, maka penggunaan levelling per fungsi bisa menjadi pilihan. Namun apabila perusahaannya kecil, satu lembar proses bisnis bisa menunjukkan arah yang dituju perusahaan.
Apa bedanya dengan SOP?
SOP bisa dikatakan sebagai rangkaian aktivitas. Ibaratnya jika dalam sebuah kapal bajak laut Luffy si topi jerami, maka Luffy sang kapten adalah proses bisnisnya. Dia menentukan segala yang terjadi dalam kapal. Kemudian kru nya yang bernama Nami dan Sanji adalah SOP nya. Nami bertanggung jawab untuk proses pembaca cuaca dan Sanji untuk proses menyediakan makan malam.
Sebenarnya bagaimana sih melihat proses bisnis dan SOP yang baik dari suatu perusahaan? Yuk kita bahas!
1. Sistem Rekruitmen
SDM adalah aset, dan pemilihan aset menjadi kunci suksesnya. Perusahaan multinasional sudah paham banget, makanya mereka sangat selektif di awal rekruitmen. Mulai dari sistem pendaftaran online nya yang begitu rigid seperti ketika meminta data pribadi sampai kuesioner tentang suatu kondisi tertentu. Ketika mendaftar di perusahaan itu, Anda akan membutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk mengisinya.
Tetapi prosedur itu akan lebih efisien dibanding perusahaan yang masih terkesan ala kadarnya. Seperti tidak menyiapkan forum pendaftaran atau hanya meminta Anda untuk mengirim email data diri, dan baru digali kompetensi nya setelah diterima. Hati-hati ujungnya justru meningkatkan cost perusahaan.
Setelah pendaftaran pasti akan ada proses selanjutnya seperti wawancara atau tes lainnya. Well, kalo sudah begini sih, kita sebagai orang luar tentu tidak bisa melihatnya dan memang tidak perlu sedalam itu.
# Mau lihat kualitas SDM nya? Iseng lihat bagian karir di website perusahaan dan cobalah mendaftar. Perusahaan yang bagus memiliki sistem rekrutmen yang terlihat sederhana, namun tetap lengkap.
2. Penjualan
Entah barang/jasa, perusahaan pasti jualan untuk mendapat untung. Proses bisnis dan SOP penjualan ada dan bervariasi tergantung customernya. Seorang pelanggan kelas premium tentu akan dibedakan dengan kelas biasa. Loh, kok bisa?
Misalnya begini, sebuah Rumah Sakit kelas atas memberikan prosedur tambahan untuk pasien yang menggunakan asuransi kesehatan seperti harus dicek oleh dokter umum. Tujuannya agar tidak ada penipuan atau lainnya. Kita tidak bisa menyalahkan pihak rumah sakit, karena mereka harus menjaga bisnis mereka. Sepanjang tidak ada yang dirugikan baik pasien biasa, pasien asuransi, maupun rumah sakit, maka SOP nya bekerja dengan baik.
Cara paling mudah untuk mengetes SOP nya tentu dengan menjadi konsumen langsung perusahaan. Tapi bisa boros, coba bayangkan jika perusahaan itu adalah produsen otomotif. Solusinya adalah jalan-jalan keluar rumah untuk melihat produk mereka di lingkungan Anda. Kemudian coba browsing apakah mereka bekerja sama dengan beberapa e-commerce terkenal.
Ketika Anda menganalisis proses bisnis atau SOP penjualan perusahaan, maka pertanyakan dalam hati 3W1H.
What – Apa saja produk perusahaan?
Where – Dimana perusahaan beroprasi? Lingkup kecil, nasional, atau bahkan internasional. Berhubungan dengan pajak loh.
Who – Siapa klien perusahaan? Individu, perusahaan lain atau pemerintah.
How – Bagaimana perusahaan menjual barangnya? Sistem online, bekerja sama dengan e-commerce atau justru membuat portal sendiri. Jika offline, harus ada alasan dibalik itu.
3. Ada yang komplain?
Ada komplain atau tidak dari konsumen bukan masalah, namanya saja manusia pasti ada salahnya. BMW yang berkelas global aja pernah narik mobilnya dari pasaran. Yang wajib dicermati sebenarnya bagaimana perusahaan menanggapi pelanggan. Apakah mereka memanjakan pelanggan yang artinya membuat orang senang, atau bahkan sebaliknya.
# Kawan, hindari perusahaan yang tidak merespon keluhan pelanggan!
Ketiga poin di atas bisa jadi acuan mudah bagi Anda ketika memilih saham, sederhana bukan? Tetapi bila Anda masih memiliki banyak pertanyaan, silakan hubungi saya melalui email. Atau ada yang membutuhkan jasa pembuatan bisnis proses dan SOP?
Wassalamualaykum jajaran eksekutif!
Najib mengatakan
Saya suka podcasts anda?