diskartes.com – Assalamualaykum para investor obligasi!
Bisa dibilang artikel kali ini terlalu visioner dan radikal bagi investor. Bagaimana tidak, barangnya (obligasi daerah) saja belum ada, tapi sudah berani dibahas. Juga ketika Anda search di google tentang obligasi daerah, isinya jauh lebih banyak dari sudut pandang pemerintah dan judulnya tidak akan jauh dari “Obligasi Daerah sebagai Alternatif Sumber Pembiayaan APBD”. Tenang kawan, artikel ini akan mengambil sudut pandang Anda sebagai investor ritel, mulai dari poin-poin penting yang harus diperhatikan hingga pada sebuah kesimpulan investasi.
Sebagai catatan, kita akan bahas pelan-pelan, karena di Indonesia BELUM ada satupun obligasi daerah yang berhasil terbit. Belum ada? Lantas kenapa dibahas? Apakah penulis kehabisan ide? Well, tidak. Saya optimis obligasi daerah perdana akan segera terbit, entah dimana dan kapan. Tetapi Anda layak untuk bersiap diri!
1. Makna Obligasi Daerah
Obligasi daerah adalah efek berupa surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dan ditawarkan kepada publik melalui penawaran umum di pasar modal. Coba bayangkan seperti ini, DKI Jakarta menerbitkan obligasi daerah yang bisa Anda beli di pasar obligasi. Uang yang Anda bayarkan untuk membeli efek ini, digunakan Pemprov DKI Jakarta untuk membangun infrastruktur di ibu kota negara. Itu adalah bayangan besarnya, sederhana bukan?
Sebagai investor tentu Anda lebih sering mendengar atau bahkan bertransaksi dengan obligasi perusahaan. Jika dibandingkan dengan obligasi perusahaan, konsepnya memang berbeda. Perusahaan menerbitkan obligasi untuk menambah pendanaan dan ekspansi. Tetapi pemerintah daerah yang notabene uangnya masih banyak diparkir di BI, tujuan utama penerbitan ini bermakna keterbukaan publik. Mereka akan dianggap lebih akuntabel dan profesional. Gampangnya, daerah manapun yang bisa menerbitkan obligasi daerah akan terlihat keren.
2. Apakah investasi di obligasi daerah aman?
Sebenarnya ini pertanyaan yang haram diucapkan seorang investor, karena tidak ada satupun produk investasi yang keamanannya 100%. Yang perlu diperhatikan investor adalah level risikonya, dan ini merupakan keunggulan obligasi daerah dibanding produk investasi lainnya. Silakan pelajari tentang margin call yang sangat berisiko sebagai bahan perbandingan.
Faktor terpenting ketika Anda membeli obligasi perusahaan tentu kelangsungan hidup si perusahaan dan kemungkinan mengalami kebangkrutan. Logika sederhana ini juga berlaku untuk obligasi daerah, yang pada akhirnya menjadi nilai lebih dibanding obligasi perusahaan. Secara kasat mata jelas terlihat bagaimana kuatnya jaring pengaman obligasi daerah, karena efek ini hanya bisa gagal bayar ketika pemerintah daerah bangkrut. Jaminannya bagus kan? Tentu saja kita semua tahu bahwa kemungkinan pemerintah bangkrut itu jauh lebih kecil, bahkan jika dibandingkan dengan “triple A company”.
Tapi jangan senang dulu teman, Anda tahu tingkat pengembalian sebanding dengan risiko. Oleh karena itu, yield yang ditawarkan obligasi daerah dipastikan tidak akan lebih tinggi daripada obligasi perusahaan. Tapi seandainya terbit dalam kurun dua tahun ini yang kondisi ekonominya diliputi tanda tanya, nampaknya obligasi daerah adalah pilihan yang realistis. Sekali lagi, seandainya jadi terbit bung!
3. Cara Investor Menilai Obligasi Daerah
Sekarang kita akan masuk ke inti artikel, siap-siap yak! Cara evaluasinya sebenarnya agak berbeda dari yang obligasi konvensional, apalagi saham baik di pasar sekunder atau pasar primer.
Pertama, PAHAMI pemerintah daerah dan proyeknya. Meski kemungkinan default sangat tipis, tidak ada salahnya mengetahui penggunaan uang yang kita gunakan untuk membeli obligasi. Terlebih akan tumbuh sense of belonging atas produk pemerintah, karena beberapa persen dari dana pembangunannya itu dari Anda.
Kedua, TIDAK perlu belajar Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, maupun Catatan Atas Laporan Keuangan. Saran saya ini memang agak aneh, karena saya jamin Anda yang terbiasa dunia privat akan puyeng baca laporan keuangan publik. Sangat berbeda dan menurut saya tidak diperlukan ketika memutuskan pembelian obligasi daerah. Cara yang lebih mudah adalah Anda cek ketepatan mereka menyampaikan laporan keuangan ke pemerintah pusat, apakah tepat waktu atau tidak. Ketepatan waktu ini akan menjadi indikator yang cukup efektif.
Ketiga, KENALI Kepala Daerah dan Kepala Dinas yang berhubungan dengan proyek obligasi. Daripada bingung membaca laporan keuangan pemerintah daerah, akan lebih bagus mempelajari latar belakang Kepala Daerah dan Kepala Dinas terkait. Apabila ternyata bersih dari tindakan yang melanggar hukum, maka kemungkinan terjadinya fraud penggunaan obligasi daaerah akan semakin kecil.
Keempat, SIAPA Wali Amanatnya? Dari sudut pandang investor, profesi wali amanat merupakan yang paling penting dibanding profesi penunjang lainnya. Karena segala kepentingan investor yang berhubungan dengan obligasi daerah akan diwakili oleh wali amanat. Jadi, sebuah kewajiban untuk tahu siapa yang menjadi wali amanat Anda!
Kelima, BERAPA return-nya? Cara ngitung return pasti uda paham lah ya, yang mau saya sampaikan disini adalah perbandingannya dengan produk investasi selevel. Jangan pernah bandingkan obligasi dengan saham yang jelas-jelas risiko nya berbeda jauh. Jika menggunakan pembanding deposito atau SUN, masih okaylah. Baiknya sih obligasi ini untuk diversifikasi portofolio, jadi ngejar return tingginya dari saham. Sekian dulu ya teman, mau ngantor dulu.
Wassalamualaykum para investor obligasi!
Khair mengatakan
sedikit paham mas
kudu baca berulang kali nih biar paham, #sorry mas
diskartes mengatakan
Hehehe..nggak papa mba…
Memang kalo pemerintahan agak ribettt
Argaramli mengatakan
Gila,ramalan lu bener bang!
2 tahun kemudian akan ada obligasi daerah
Dan tahun ini pilot project obligasi daerah adalah jawa tengah
Salut gue ama ilmu lu bang
diskartes mengatakan
Thanks Arga!