Anak sudah kelas 10 SMA? Itu artinya sudah harus mulai mikirin biaya kuliah.
Ya, sebenarnya yang namanya rencana biaya kuliah itu mungkin sudah dipikirkan sejak mulai punya anak ya? Para pakar keuangan biasa menyebutnya bikin rencana dana pendidikan anak. Yang harus dibantu dengan investasi sejak awal, kudu disimpan di instrumen agresif, diset jangka panjang, endesbre endesbre.
Nah, kalau si anak sudah kelas 10 SMA, itu artinya waktunya sudah semakin dekat. Baru mikir ini pas anak sudah naik ke kelas 12? Rasanya kok sudah telat. So, sekarang rencana seharusnya sudah mendekati 100% siap dieksekusi. Mari berhitung secara riil: butuh berapa duit buat biaya kuliah.
So, for your information, ada beberapa komponen biaya kuliah yang harus diperhatikan. Apa saja? Mari kita lihat, ibuck-ibuck dan bapack-bapack.
Menghitung Komponen Biaya Kuliah
Sebelum mulai menghitung, tentu saja kita harus sudah tahu, si bocah mau sekolah apa; mau di universitas apa, jurusannya apa, peluang ke depannya bagaimana, dan sebagainya—yang tidak akan dibahas dalam artikel di blog ini. Mengapa? Ya, karena ini adalah blog keuangan, bukan blog bimbingan konseling. Simpel.
Dan, mengapa hal tersebut sudah harus diketahui dulu? Karena akan berpengaruh pada apa yang mesti disiapkan. Masalah PTN atau swasta sekarang sih enggak terlalu jauh berbeda. Tetapi dengan tahu universitas mana dan jurusan apa, komponen biaya akan bisa seriil mungkin. Karena biaya ini itu setiap jurusan saja bisa berbeda dalam satu universitas, apalagi antaruniversitas.
Jadi, komponen apa saja yang ada dalam keseluruhan biaya kuliah? Mari kita lihat.
Uang Pangkal
Uang pangkal adalah biaya awal masuk yang biasanya dibayar begitu kamu dinyatakan diterima di sebuah perguruan tinggi. Kadang disebut juga uang gedung atau iuran pengembangan institusi atau sumbangan pengembangan institusi, atau alias-alias yang lain.
Kalau di PTN, uang pangkal hanya diminta dari mahasiswa jalur mandiri. Bedanya hanya di situ. Kalau diterima dari jalur SNMPTN atau SBMPTN, kamu bisa melepas komponen ini. Di swasta, semua universitas punya kebijakan uang pangkal ini. Pasalnya, pembiayaan aktivitas dan gedung semua ditanggung oleh pengelola secara mandiri. Nggak ada subsidi dari pemerintah seperti halnya PTN.
Besaran uang pangkal ini rata-rata berkisar sekian puluh juta. Berikut gambaran biaya masuk alias uang pangkal beberapa universitas yang populer di Indonesia, untuk tahun ajaran 2021 – 2022 lalu.
Universitas Islam Indonesia | Rp6.000.000 – Rp270.000.000 (Pendidikan Dokter) |
Telkom University | Rp11.000.000 – Rp58.000.000 |
Binus University | Rp30.000.000 – Rp41.000.000 |
Universitas Indonesia | Rp15.000.000 – Rp50.000.000 |
Universitas Padjadjaran | Rp15.000.000 – Rp250.000.000 (Pendidikan Dokter) |
Institut Pertanian Bogor | Rp20.000.000 – Rp50.000.000 |
* Data dari biayakuliah.net
UKT, BOP, dan SPP
UKT adalah uang kuliah tunggal, yang biasanya diterapkan oleh kampus-kampus PTN. BOP adalah biaya operasional pendidikan. Sedangkan SPP adalah sumbangan pengembangan pendidikan, yang biasanya diterapkan oleh universitas swasta. Kadang universitas tertentu memberikan istilah yang lain juga. Baik UKT, BOP, dan SPP biasanya dibayarkan di awal semester.
UKT biasanya dihitung berdasarkan perikeadilan, dan dibagi dalam beberapa kategori atau golongan, disesuaikan dengan kemampuan si calon mahasiswa. Misalnya, golongan I UKT Rp500.000, golongan II UKT Rp1.000.000, golongan III UKT Rp2.000.000, dan seterusnya.
Sedangkan BOP dihitung berdasarkan kebutuhan fasilitas di setiap jurusan yang ada. Setiap jurusan memiliki kebutuhannya sendiri-sendiri, sehingga bisa jadi mahasiswa jurusan A akan jauh berbeda dengan mahasiswa jurusan yang lain, karena komponen BOP ini. Biasanya dibagi dalam 4 kelompok: sosial humaniora, rekayasa, sains teknologi, dan kedokteran. Pada umumnya, jurusan Pendidikan Dokter adalah yang termahal, karena membutuhkan banyak praktikum, kegiatan laboratorium, dan sebagainya.
SPP yang diterapkan di kampus-kampus swasta biasanya menerapkan jumlah yang sama untuk semua mahasiswa.
Berikut data gambaran UKT, BOP, dan SPP beberapa universitas populer Indonesia, untuk tahun ajaran 2021 – 2022 lalu.
Universitas Islam Indonesia | Rp4 jutaan – Rp 45 jutaan |
Telkom University | Rp6 jutaan – Rp20 jutaan |
Binus University | Rp18 jutaan – Rp25 jutaan, belum termasuk biaya peralatan dan lab |
Universitas Indonesia | Rp7.5 jutaan – Rp20 jutaan |
Universitas Padjadjaran | Rp6 jutaan – Rp15 jutaan |
Institut Pertanian Bogor | Rp2 jutaan – Rp12 jutaan |
* Data dari berbagai sumber
Biaya SKS
Beberapa perguruan tinggi—terutama yang swasta—mahasiswa juga diwajibkan untuk membayar biaya sistem kredit semester alias SKS. SKS bisa dibilang adalah poin bobot setiap mata kuliah yang diambil. Biasanya satu mata kuliah bisa terdiri atas 2 – 3 SKS. Dengan demikian, tinggal dijumlahkan saja, dalam satu semester ambil berapa SKS dan dikalikan dengan biayanya.
Di PTN, biaya SKS ini sudah termasuk dalam UKT, sehingga kamu tidak perlu menambahkannya lagi. Jadi, tinggal bayar flat sesuai yang ditentukan atau disepakati.
Nah, perkiraan biaya SKS ini bisa sangat luas, karena tergantung universitasnya sendiri, juga jurusan dan mata kuliahnya. Terlalu luas untuk dirangkumkan. Jadi, kamu memang perlu untuk melakukan survei mandiri sesuai dengan pilihan jurusan dan kampusnya. Biasanya antara Rp50.000 – Rp400.000 per SKS.
Biaya Praktikum
Yang perlu diperhatikan adalah enggak semua jurusan dan semua mata kuliah butuh praktikum atau ke laboratorium. Biasanya yang butuh adalah jurusan-jurusan sains, ilmu alam, teknik, dan kedokteran. Setiap kampus dan jurusan bisa berbeda, sesuai kebutuhan masing-masing.
Biaya Tambahan Lain
Selain berbagai pembiayaan di atas, ada juga biaya lain yang perlu diperhitungkan. Seperti perlengkapan kuliah; buku, alat tulis, alat kerja, tas, dan sebagainya. Juga kalau harus ngekos, pastinya ada tambahan biaya lain, seperti uang sewa kos, transportasi, dan sebagainya.
Jangan lupa juga ada biaya kemahasiswaan, seperti jaket almamater, KTM, dan sebagainya. Pun perlu kamu cek juga misalnya ada tambahan biaya aktivitas tambahan seperti Kerja Praktik, KKL, KKN, dan sebagainya.
Simulasi Perhitungan Rencana Biaya Kuliah
Mari kita coba buat simulasi. Kamu nanti bisa mengganti variabel setiap komponen yang disesuaikan dengan kondisi, kemampuan, dan kebutuhan.
- Uang pangkal: Rp30.000.000
- SPP per semester: Rp10.000.000
- Biaya SKS: taruhlah 20 SKS setiap semester @100.000 = Rp2.000.000
- Biaya kemahasiswaan: Rp150.000
- Bayar kos: Rp500.000 per bulan x 6 = Rp3.000.000
- Makan minum: Rp600.000 per bulan x 6 = Rp1.200.000
- Transportasi: Rp300.000 per bulan x 6 = Rp1.800.000
- Buku, fotokopi, dll: Rp1.000.000 x 6 = Rp6.000.000
Total Rp27.150.000 per semester. Tinggal dikalikan saja, mau menyediakan dana untuk berapa semester. Misalnya normal 8 semester, artinya rerata akan butuh dana sekitar Rp217.200.000.
Besar? Iya, tapi ingat. Kita juga bisa menyiapkan anak untuk mau mencari beasiswa. Faktanya, memang banyak pihak yang menawarkan beasiswa untuk membantu biaya kuliah, dengan ikatan maupun tidak. Yuk, coba diusahakan, supaya bisa memperingan beban nantinya. Persiapannya memang kudu dimulai dari sekarang.
So, parents, bersiap! Seharusnya hitungan ini justru sudah dilakukan begitu si bocah mulai sekolah. Semoga sudah siap semua, dan tinggal eksekusi saja ya.