Punya kartu kredit itu sebenarnya bermanfaat banget lo. Ada banyak kebutuhan yang bisa ter-cover dengan adanya kartu kredit ini, pun jadi lebih praktis.
Seharusnya, memang kartu kredit dianggap sebagai “alat” untuk mempermudah transaksi dan memudahkan hidup. Itu juga sebenarnya solusi yang ditawarkan oleh pihak penerbit kartu kredit sejatinya kan? Berikutnya, tentu harus diatur bagaimana menggunakannya, seperti halnya kalau mau pakai duit buat ini itu.
Misalnya saja, buat kerjaan harus subscribe tools ini itu yang dimiliki oleh perusahaan atau orang luar. Memang bisa pake PayPal, tapi PayPal pun nyambungnya ke kartu kredit. Jadi, memang lebih handy pakai kartu kredit deh. Buat kamu yang sering traveling ke luar negeri, punya pegangan kartu kredit gitu pasti berasa lebih ayem, terutama kalau butuh buat beli apa-apa di saat darurat.
Yes, kartu kredit itu bermanfaat kok, asalkan kita tahu dengan tepat bagaimana menggunakannya. Bijak, itu kuncinya. Sayangnya, ya memang, nggak semua orang sudah memiliki kebijakan ini. Lebih miris, kalau kartu kredit hanya dipakai untuk hal-hal yang juga nggak memberi nilai tambah buat diri kita sendiri.
Hingga akhirnya, kartu kredit bukan jadi alat untuk memudahkan hidup lagi, tapi jadi masalah hidup. Akhirnya, kemudian hari merasa menyesal karena sudah mengajukan pinjaman. Sulitnya membayar kembali pinjaman membuat orang akhirnya terlilit utang kartu kredit, yang memang dikondisikan sedemikian rupa demi menutup risiko yang muncul sebagai trade off dari kemudahan yang ditawarkan.
Coba deh, simak video berikut ini.
Sudah ditonton? Apa nih tanggapanmu?
Habis nonton, jangan lupa subscribe channel Diskartes ya!
Lalu, apa saja sih alasan utang kartu kredit orang-orang yang akhirnya berujung masalah keuangan ini? Banyak, ternyata. Berikut beberapa di antaranya.
5 Alasan Salah untuk Utang Kartu Kredit
1. Pengeluaran Harian Nonproduktif
“Waduh, kehabisan uang sebelum gajian. Padahal butuh skincare sama buat maksi nanti. Pakai kartu kredit ajalah. Bayarnya ntar kalo udah gajian.”
Kebutuhan seperti skincare dan makan siang itu sebenarnya kan bukan kebutuhan mendesak dan bisa diatur dalam anggaran. Bukan masalah pada besar kecil gajian, kalau sampai kamu harus kehabisan duit sebelum tanggal gajian tiba. Bahkan gaji UMR pun sebenarnya sudah diperhitungkan sedemikian rupa dengan kebutuhan kita—yang masih single—yang paling dasar lo. So, bisa jadi—bahkan besar kemungkinan—kesalahan adalah pada pengelolaan keuangan yang kurang sehat.
Kondisi keuangan yang tak sehat ini diperparah dengan utang kartu kredit, akan menimbulkan masalah keuangan yang serius di kemudian hari. Sudahlah besar pasak daripada tiang, masih ditambah pasak lagi, bukannya diseimbangkan.
2. Digunakan sebagai Modal
Sebenarnya, banyak nih yang melakukan praktik ini. Pinjam dana di kartu kredit untuk keperluan bisnis. Ya sebenernya juga enggak apa sih, asalkan tahu betul konsekuensinya.
Apalagi kalau kemudian dananya akan dipakai untuk kebutuhan jangka panjang, misalnya bisnis juga baru dirintis, yang artinya akan butuh waktu untuk mengembalikan modal dari pinjaman kartu kredit ini. Hal inilah yang akhirnya juga membuatmu hanya dapat membayar cicilan minimum payment aja.
Nah, ini harus bener-bener diperhitungkan, karena pembayaran cicilan minimum payment hanya akan memberatkan beban keuanganmu. Apalagi untuk bisnis, kamu sebaiknya juga memperhitungkan bunga yang cukup besar dalam pinjaman kartu kredit ini.
Jangan sampai kamu membahayakan bisnis hanya karena salah perhitungan antara beban cicilan modal yang didapatkan dari berutang kartu kredit dengan omzet serta laba kamu.
3. Traveling
Seperti yang sudah sempat dibahas juga sekilas di awal, bahwa kartu kredit ini banyak mempermudah hidup kita, karena praktis. Salah satunya, ketika kita traveling ke luar negeri, punya kartu kredit itu cukup membantu.
Tetapi, kalau lantas semua biaya untuk liburan itu hasil dari utang kartu kredit, wah, mesti dikelola dengan ketat juga tuh nantinya.
Iya, setelah qerja bagai quda, pastinya butuh liburan. Maklum kok. Itu juga kebutuhan kan, demi kesehatan mental. Kalau pakai uang yang memang sudah dipersiapkan untuk liburan mah nggak apa-apa banget. Malah bagus, itu inti membuat rencana keuangan kan?
Tapi sekarang (terutama sebelum pandemi sih) banyak kasus orang berutang untuk jalan-jalan ke luar negeri, terus saatnya pulang malah jadi makin stres karena harus mencicil utang.
Liburan kan bukan sesuatu yang bersifat mendadak. Penting iya, tapi urgent? Enggak kan? Bisa dong kita buat rencana saja dulu sebelum liburan. Hitung bujet berapa, mau liburan ke mana, bikin itinerary, dan seterusnya. Hingga kemudian kita bisa bikin skema nabung dulu.
4. Biaya Pesta Pernikahan
Ini kejadian nyata. Ada orang yang setelah menikah, justru hidupnya nggak bahagia banget. Alih-alih menikmati masa-masa pengantin baru yang indah, justru mereka sudah segera harus bergulat dengan cicilan utang kartu kredit yang habis dipakai untuk pesta pernikahan.
Nyesek! Apalagi—sekali lagi, ini kisah nyata—setelah beberapa kemudian si istri mulai hamil. Waduuuh. Makin puyeng aja tuh. Cicilan utang pesta pernikahan belum beres, sudah mesti siapkan dana juga untuk kebutuhan kehamilan, kelahiran, sampai perawatan bayi.
Pernikahan memang boleh saja dirayakan. Dan, memang seperti itulah tradisinya kan? Tetapi, buat rencana dengan baik sehingga tak perlu melibatkan si kartu kredit, mestinya sih bisa.
5. Untuk Membayar Utang yang Lain
Ada ini, ada. Ambil utang kartu kredit untuk menutup utang yang lain.
Kaget?
Iya. Tapi, mari kita enggak judging. Semoga yang bersangkutan sudah menghitung dengan detail ya, seberapa efektifnya menutup utang lain dengan utang kartu kredit.
Speechless deh.
Kesimpulan
Nah, itu dia beberapa alasan salah utang kartu kredit. Beberapa hal di atas seharusnya bisa dilakukan tanpa harus utang kartu kredit, yaitu dengan cara pengelolaan keuangan yang lebih baik sehingga bisa membuat rencana yang pas dengan kebutuhan. Yuk, disimak lagi artikel kelola utang kartu kredit ini yuuuk~
Kartu kredit memang memudahkan, makanya harus dimanfaatkan dengan bijak. Jangan sampai malah menimbulkan masalah baru pada hidup kita.
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai penulis konten untuk website dan media sosial profesional. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.