Kita semua sudah menjalani sebagian hidup kita tidak dengan mudah. Apalagi memasuki tahun 2020, yang kayaknya menjadi tahun ujian bagi hampir setiap orang. Ujian yang–hopefully–akan membuat kita naik level dalam hidup. Salah satu contohnya, kalau sebelumnya kamu belum pernah belajar keuangan dengan baik, maka sekaranglah waktu yang tepat untuk memulainya.
Mengapa? Karena sedikit banyak hal-hal yang bikin kita cukup mengalami kesulitan dalam hidup itu pasti ada sangkut-pautnya dengan uang.
Mari kita lihat. Barangkali kamu adalah salah satu orang yang terkena imbas pandemi COVID-19 secara profesional lantaran terkena PHK di tahun ini. Tanpa strategi keuangan yang kuat, kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian seperti ini tentulah berefek besar untuk hidupmu sehari-hari, ya kan? Tapi, jika kamu sudah punya literasi keuangan yang baik sebelumnya, bisa jadi sekarang kamu punya tabungan cukup untuk beberapa bulan ke depan untuk menyambung hidup, bahkan cukup untuk dipakai modal untuk sekadar mulai berbisnis sendiri kecil-kecilan.
Ya memang, duit dibutuhkan untuk hidup. Meski kita berusaha untuk berpikir tidak materialistis, tapi kita harus tetap realistis. Nggak boleh halu.
So, adalah penting bagi setiap orang untuk belajar keuangan agar dapat mengelolanya dengan baik, agar di hari-hari hujan, kita tuh nggak basah-basah amat. Pun demi cita-cita dan impian besar yang kita punyai masing-masing.
Lalu, bagaimana caranya belajar keuangan yang paling mudah?
Well, sayangnya nggak pernah ada cara termudah untuk belajar. Coba saja lihat kita yang menghabiskan sebagian besar waktu kita untuk duduk di bangku sekolah. Lama kan? Mungkin lebih dari separuh hidup kita sekarang. Nggak pernah ada kata instan untuk belajar. Itu saja masih tergantung dengan kapasitas otak kita.
Tapi, ada berikut ini ada sedikit tip agar kamu bisa belajar keuangan dengan lebih mudah (bukan yang paling mudah ya).
Belajar Keuangan Lebih Mudah
1. Cari cara belajar keuangan yang paling cocok untukmu
Nah, ini saya sekalian pelajari dari tip-tip parenting sih. Bahwa setiap orang itu punya cara sendiri-sendiri untuk belajar. Ada yang lebih cenderung ke visual, auditori, dan ada yang lebih efektif belajar dengan interaksi yang banyak karena dia tipe kinestetis.
Saya cenderung untuk visual. So, saya lebih suka belajar dengan metode satu arah dengan membaca, dan kemudian saya praktikkan sendiri pelan-pelan. Saya nggak suka berada dalam kelas, yang lalu ada games, yang heboh, yang ramai … Saya juga tipe yang cenderung sangat mudah terdistraksi ketika ada suara yang mengganggu momen saya belajar. Jadi, saya menghindari belajar dengan mendengarkan.
Nah, ini jadi kunci efisiensi dan efektivitas saya dalam belajar sesuatu. Kamu pasti juga punya kecenderungan tertentu. Find it, dan kemudian belajarlah sesuai kecenderunganmu itu.
- Visual learners, kamu bisa belajar dari membaca buku-buku keuangan, artikel-artikel di media online, atau infografis-infografis yang dengan mudah kamu temukan di internet.
- Auditory learners, kamu bisa belajar keuangan dengan mendengarkan podcast.
- Kinesthetic learners, belajar dalam kelas online yang interaktif akan sangat cocok untukmu.
Nah, ada satu metode belajar yang sebenarnya cocok untuk dilakukan oleh ketiga tipe pembelajar di atas, yaitu dengan menonton video Youtube. Visual learners akan bisa belajar dengan melihat, auditory learners akan belajar dari mendengar, dan kinesthetic learners bisa belajar dengan melihat, mendengar, sekaligus membuat summary materi dari video Youtube tersebut.
Salah satu kanal YouTube yang mesti kamu ikuti untuk bisa belajar keuangan adalah The Money Talk by VALUE. Memang baru ada satu video saja ketika artikel ini ditulis, tetapi will be more to come in the nearest future! Jadi, jangan sampai kamu enggak subscribe. Video-videonya akan berbeda dari video channel keuangan lain, karena akan lebih banyak memberikan insight yang lebih luas. Bahkan sampai ke sisi hukum loh!
Seperti video pertama, Pembelian Rumah Pertama, ini yang akan memberimu insight lebih mendalam untuk membantumu ketika memutuskan untuk membeli rumah pertama. Yuk, ditonton videonya!
2. Mulai dengan “mengapa”
Aspek “mengapa” ini penting, karena inilah yang akan menentukan tingkat urgensi kamu untuk belajar keuangan. Apalagi keuangan pribadi, alias personal finance. Kalau kamu enggak punya “mengapa”, maka kamu tidak akan melihat seberapa pentingnya bagimu untuk mulai belajar. Tanpa “mengapa”, belajar keuangan akan menjadi prioritas nomor sekian untuk kamu lakukan.
So, establish your “why” dulu baru kemudian melangkah ke tahap berikutnya.
Jadi, mengapa kamu pengin belajar keuangan sekarang? Karena:
- Kamu harus bertahan hidup dengan gaji pas-pasan sedangkan kebutuhan hidup kamu begitu banyak dan semua mendesak?
- Kamu punya gaji besar, tapi rasanya duit cuma numpang lewat? Gajian di tanggal satu, dan sudah koma di tanggal 4, nggak punya tabungan dan aset?
- Kamu harus menghidupi keluarga besar, sedangkan kamu sendiri sekarang juga sudah berkeluarga dan semua butuh biaya?
- Kamu terlilit utang sampai rasanya bingung mau melunasi dengan apa? –Ya dengan duit sih, bukan dengan kertas koran.
- Kamu punya banyak cita-cita dan impian besar di masa depan, yang semuanya butuh biaya?
Masih banyak alasan lain tentang mengapa kamu perlu untuk belajar keuangan, terutama personal finance ini. Itu yang dinamakan “penyakit”, meski tak semua buruk, tapi butuh treatment khusus yang sesuai untuk masing-masingnya.
Jika kamu menemukan “mengapa” kamu harus belajar keuangan, maka selamat, kamu mungkin telah mendiagnosis dirimu sendiri, sehingga akan tumbuh urgensi untuk membereskannya.
3. Ubah mindset
Ada beberapa mindset yang harus diubah dulu sebelum kamu belajar keuangan.
Salah satunya tentang perencanaan keuangan dan perencana keuangan.
Setiap orang bisa saja punya “penyakit” keuangan yang berbeda, dan sebagai treatment “penyakit” ini bisa saja kamu langsung hire seorang perencana keuangan. Tapi, hmmm, bahkan ketika kita sakit beneran, nggak mungkinlah kita menggantungkan diri sendiri pada seorang dokter secara terus-terusan seumur hidup kan? Akan ada waktunya, kita harus berdisiplin untuk menjaga kesehatan kita sendiri setelah beberapa waktu diawasi oleh dokter, sampai benar-benar sehat. Ibaratnya, dari rawat inap, rawat jalan, dan kemudian ya kita bertanggung jawab atas kesehatan kita sendiri.
So, meng-hire perencana keuangan ini laiknya kita berobat ke dokter, tapi kita sendiri harus belajar juga untuk merawat diri sendiri. Jadi, “acara” belajar keuangan harus tetap ada.
Mindset lain yang harus diubah adalah ketika kamu masih percaya beberapa mitos keuangan seperti yang disebutkan dalam artikel ini. Yaqinlah, ketika kamu masih percaya mitos-mitos tersebut, belajar keuangan yang akan kamu lakukan pasti nggak akan optimal.
Nah, itu dia cara belajar keuangan yang lebih mudah, yang bisa kamu lakukan.
Ingat ya, enggak akan pernah ada cara belajar yang “paling” mudah. Setidaknya, kamu harus membuat waktu khusus lho buat bisa belajar dengan efektif itu. Dan, meluangkan waktu itu sungguh bukan hal yang mudah, ya kan, hai kamu yang (sok) supersibuk?
Ya, jadi, kamu bisa sih mulai dari sini dulu: membuat komitmen waktu untuk mulai belajar keuangan. Tanpa komitmen, sudah pasti bhay semua.
So, semangat belajar ya!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.