Assalamualaykum peng-Google harga bitcoin!
Pakar keuangan dunia menyukai saat harga bitcoin terjun bebas sebesar lebih dari setengahnya sekitar beberapa bulan lalu. Seenggaknya mereka tidak kehilangan muka karena sudah meramalkan bahwa dunia belum siap menerima cryptocurrency.
Ada dua jenis orang yang merasa perlu mengkritisi kenaikan drastis dan cenderung tidak wajar bitcoin. Manusia jenis pertama adalah para ekonom beraliran lama, mereka yang terbiasa dengan keteraturan ekosistem dunia tidak menyukai kemunculan bitcoin yang mendisrupsi skema pembayaran global.
Sementara manusia kedua merupakan trader dan sedang apes karena tidak sempat membelinya. Harga bitcoin sudah terlalu tinggi sehingga hanya bisa menjadi pihak yang tidak menyetujui keberadaan mata uang digital ini.
Nah sekarang kita perlu bedah dibalik volatilitas bitcoin, sebenarnya apa yang terjadi dibalik. . .
Kenapa harga bitcoin naik dan turun secara drastis?
Di tulisan terdahulu saya menceritakan bahwa cryptocurrency sejatinya masih mencari kelayakan harga. Semakin modern dunia, bukan berarti tingkat trust masyarakat meningkat. Padahal untuk urusan duit dan bisnis, kepercayaan merupakan hal prinsipil. Makanya volatilitas yang menggila seharusnya bisa terprediksi jauh hari.
1. Penyebab harga bitcoin naik selangit
Jumlah komunitas di lingkaran kripto makin bertambah, merchant-merchant maupun toko online sudah banyak yang menerima bitcoin sebagai alat pembayaran. Karena diperoleh dengan cara mining, ada beberapa orang menyebut bitcoin sebagai emas digital yang terpendam. Mereka meyakini di masa mendatang, bitcoin akan memberi value lebih tinggi dibandingkan saat ini. Akibatnya apa?
Beberapa orang mau membeli bitcoin milik para penambang dengan harga lebih tinggi. Meski hanya beberapa orang, namun jumlahnya terus bertambah.
Semakin banyak orang berminat menjadi penambang seiring dengan peningkatan harga bitcoin yang terus melambung tinggi hingga mencapai puncaknya di tahun 2017. Ditambah lagi dengan batasan jumlah bitcoin yang beredar maksimal adalah 21 juta keping, maka semua orang tidak mau ketinggalan memburu si emas digital. Entah dengan menambang atau membeli di exchanger.
Kehancuran mata uang dunia juga berkontribusi pada lonjakan harga bitcoin. Krisis yang melanda Yunani pada tahun 2015 membuat warga mencoba melindungi kekayaan dengan membeli bitcoin. Tercatat pada tahun tersebut, harga bitcoin stabil di rentang harga USD 300-400.
Enggak cukup sampai disitu, masih ingat kasus Brexit kan?
Penurunan poundsterling dibarengi kenaikan bitcoin juga, lhoh!
Selain itu ternyata negara di dunia bereaksi berbeda terhadap bitcoin. Jepang memilih untuk pro bitcoin, dan sukses menaikkan harga bitcoin sebesar 2% dalam 24 jam, dan 160% selama dua bulan setelahnya. Bagaimana dengan Cina?
2. Penyebab harga bitcoin terjun bebas
Cina lain cerita, mereka lebih memilih untuk tidak menghendaki bitcoin sampai saat ini. Keputusan ini menyebabkan harga bitcoin merosot lebih dari 20% dalam waktu pendek.
Berbicara tentang penurunan harga bitcoin, prinsip pantulan bola berlaku dimana saja. Semakin cepat sebuah benda naik maka ketika benturan terjadi, turunnya juga cepat. Harga bitcoin mengalami penurunan drastis setelah menyentuh titik tertinggi di kisaran Rp250 juta setiap koinnya.
Saat artikel ini ditulis, harga bitcoin berkisar di antara Rp95 juta-100 juta. Nilai tadi turun lebih dari separo harga puncak, pertanyaannya kenapa bisa demikian?
Kasus pencurian yang dialami beberapa exchanger terkemuka dunia seperti Mt.Gox, Bitfinnex, dan lainnya ditengarai menjadi salah satu penyebab anjloknya harga bitcoin.
Seperti telah kita bahas mengenai kepercayaan, masyarakat menjadi tidak percaya dengan menyimpan uang di exchanger dalam bentuk bitcoin. Mereka takut mata uang digital yang sudah dibeli, diambil oleh para penjahat dunia maya. Dalam tempo singkat, orang menjual bitcoin lebih banyak ketimbang orang yang beli.
Hukum penawaran dan permintaan berlaku, berakibat pada harga bitcoin menjadi turun.
Urusan regulasi juga menjadi perhatian komunitas cryptocurrency. Meski sudah banyak merchant dan pemerintahan yang menerima teknologi blockchain, tidak sedikit pula regulasi anti cryptocurrency seperti milik Cina tadi. Pemerintah masih takut bila bitcoin diresmikan, maka menjadi alat transaksi ilegal seperti pencucian uang, jual beli narkoba, dan semacamnya.
Memang bisa sih. . .
Namun menurut saya jika tidak diatur, justru pergerakannya akan sangat liar.
Back to topic, dengan regulasi yang belum mendukung bitcoin, maka trader cenderung spekulatif. Mereka tidak akan menyimpan terlalu lama karena belum yakin keberlangsungan mata uang kripto. Jadi ketika target profit terkumpul, orang-orang ini segera melepaskan diri dari pasar cryptocurrency.
Apalagi setelah letupan bubble bitcoin pecah seperti bisul, semua orang berhamburan keluar.
Berapa harga beli bitcoin yang layak?
Saya memandang keseimbangan harga bitcoin masih jauh dari harapan, karena ada beberapa syarat penting untuk dipenuhi.
Pertama tentu saja pengakuan bitcoin melalui regulasi, sehingga jelas mata uang digital bisa digunakan sebagai alat bayar untuk pos-pos tertentu.
Kedua adalah dari sisi pasar kripto, harus ada exchanger resmi dan diakui oleh pemerintah masing-masing negara. Apabila exchanger saat ini masih belum teregulasi, maka protokolnya juga rentan terhadap serangan cyber. Tidak ada standardisasi pemenuhan kelayakan, padahal untuk menjamin keamanan konsumen, hal ini perlu ada.
Setelah itu baru dipikirkan mengenai wallet, merchant, dan lain sebagainya.
Apabila semua sudah settle, maka kita bisa ngomong urusan keseimbangan harga. Harga yang menunjukkan value sesungguhnya, bukan asumsi-asumsi seperti saat ini. Kenaikan 20 kali lipat dalam tempo dua tahun bukan indikator sehat, karena membuat orang berpikir irasional.
Kayaknya sih gitu, uda dulu ya..
Wassalamualaykum peng-Google harga bitcoin!