diskartes.com – Assalamualaykum para pemilik modal!
Pertama kali mendengar istilah crowdfunding adalah berasal dari Kickstarter, pas itu saya merasa situs tersebut keren sekali. Sebelumnya orang ngumpulin duit dari orang lain dengan cara konvensional, ndompleng situs atau komunitas tertentu. Kalau di Indonesia ada di Kaskus melalui forum investasi.
Seiring berjalannya waktu, ternyata skema Kickstarter diadopsi dan berevolusi pula sampai ke negara kita, bahkan sekarang sudah banyak situs crowdfunding Indonesia yang mendanai proyek-proyek besar lhoh!
Sesungguhnya, model semacam ini sudah dikenal luas oleh masyarakat lokal kita. Ingat kan pas SD kita diajarkan mengenai gotong royong, tolong menolong, dan semacamnya? Nah ada crowdfunding yang bergerak di bidang kemanusiaan dengan bentuk tolong menolong, kemudian ada yang berbisnis juga dengan imbal hasil tertentu, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, yuk kita bahas satu persatu dulu!
Crowdfunding Indonesia, Bagaimana Mereka Bekerja?
1. Model Crowdfunding di Indonesia
Namanya aja pengumpulan modal, kegunaannya bisa macam-macam.
Pertama, ada crowdfunding yang berbasis kegiatan sosial. Tujuan pengumpulan dananya adalah membantu program sosial yang tidak menghasilkan keuntungan, jadi jangan mengharapkan pengembalian duit ya!
Yang kedua adalah crowdfunding dengan imbalan hadiah maupun produk pre sales kepada si pemberi dana. Misalnya begini, ada sebuah kegiatan pembuatan film atau bikin sepatu produk lokal, dimana Anda kasih sejumlah duit, katakanlah 200 ribu. Nah atas dana yang diberikan, maka Anda akan diberi invitation untuk menyaksikan premiere pemutaran film atau diberi sampel sepatu.
Sementara model crowdfunding di Indonesia yang selanjutnya bisa berbentuk pinjaman. Alih-alih memberikan hadiah, bentuk semacam ini kayak Bank yang kasih pinjaman. Bedanya peran Bank digantikan oleh investor.
Keempat merupakan crowdfunding berbasis investasi. Model bisnisnya adalah investor menanamkan uang, dengan imbal hasil prosentase kepemilikan atas bisnis yang dijalankan. Setiap ada keuntungan, maka investor berhak memperoleh bagi hasilnya.
2. Bisakah Terjadi Fraud dalam Crowdfunding?
Ya bisa dong! Apa sih yang enggak mungkin terjadi di dunia fana ini?
Seorang penulis yang keren aja masih mungkin untuk single, apalagi cuma fraud!
Jen Hintz, dengan kampanye menyehatkan perusahaan, doi mengumpulkan USD 26 ribu melalui Kickstarter. Faktanya duit tadi digunakan untuk pindah dari Carolina Utara ke Massachusetts. Di Indonesia, saya ga mau sebut merk, tapi beberapa bulan terakhir ada crowd funding sosial yang akhirnya berubah jadi fortuner atas nama pribadi kan? Sempat masuk TV pula! Itulah contoh fraud dalam bisnis pengumpulan dana.
Oleh karena itu, berhati-hati dalam menaruh dana juga penting, bahkan untuk kegiatan sosial. Jangan asal nyumbang, bukannya untuk mereka yang membutuhkan, malah justru duitnya dipake enggak bener.
3. Apa Keuntungan Investasi Crowdfunding di Indonesia?
Sebenarnya sama halnya dengan investasi lainnya, skema crwodfunding memungkinkan investor memperoleh pembagian laba. Sisi positifnya, imbal hasil yang ditawarkan biasanya lebih besar dari deposito bahkan kadang dari reksadana.
Sementara bagi si pemilik proyek, proses pengumpulan modal lebih cepat dibandingkan menunggu perbankan. Bahkan biasanya proyek ditolak Bank apabila owner belum memiliki pengalaman atau jaminan.
Itulah kenapa crowdfunding menjadi solusi terkini yang bisa menggerakan ekonomi Indonesia lebih cepat. Namun tetap saja, lembaga semacam OJK wajib melakukan kontrol demi menjaga hak para investor.
4. Bagaimana Cara Memilih Investasi Crowdfunding Yang Aman?
Uda paham risiko dan profitnya kan? Persoalan selanjutnya tentu bagaimana cara memilih yang aman dan menggembirakan dong.
Anda harus mulai dari si kreator. Lakukan pengecekan secara insentif, awalnya bisa menggunakan sosial media. Saya akan beri contoh Beni.
Beni anak milenial, kerjaannya di sosmed ngomong kotor. Kadang foto dengan temennya pake kolor doang, mending kalo temennya cewek, lha ini sesama cowok! Trus tiba-tiba doi mau bikin fintech dan mencari dana, nawarkan ke salah satu situs crowdfunding.
Apakah Anda mau kasih modal?
Kalau Saya sih NO!
Sosmed sudah dicek, lakukan pengecekan background bisnis. Kalau doi mengaku sudah sering launch produk, coba deh cari produknya. Beneran ada di pasaran tidak? Kalau enggak ya kan dia cuma boong.
Anda juga harus mengecek situs-situs crowdfunding lainnya. Jangan-jangan Beni melakukan penawaran di semua situs crowdfunding Indonesia. Hal seperti ini bisa sangat mencurigakan dari sudut pandang saya. Berarti doi pengen cepat dapat duit sebanyak mungkin dari semua orang. Mending langsung konfirmasi ke owner situs untuk diteruskan ke si Beni.
Well, sudah cukup ya obrolan kita kali ini. Semoga Anda sukses semua!
Wassalamualaykum para pemilik modal!